XV: Wish Upon a Star

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Day 15
Masuk ke website https://perchance.org/emoji masukkan angkat 3 dan klik centang unique. Buatlah cerita yang mengandung makna dari tiga emoji tersebut. (Makna diintepretasikan sedekat mungkin dengan emoji, sebisa mungkin literal)

Baiklah, karena ga bisa insert screenshoot, emoji yang kudapat adalah:
🚃 🕙 🌠
Masih nyambung lah ya ....

Ketika aku kecil, pada jam segini biasanya aku bolak-balik bertanya apakah sudah dekat dengan tujuan karena Mama bilang kita akan sampai malam hari. Aku akan mulai bertanya demikian ketika langit sudah mulai gelap. Dan kami akan benar-benar sampai pada jam dua dini hari.

Kini telah beranjak dewasa, aku tak lagi naik kereta bersama keluarga, kini kesibukanku memaksa untuk pulang kampung lebih telat daripada anggota keluarga yang lain. Aku tak lagi polos untuk bertanya setiap saat soal kapan kereta kami tiba ke tujuan. Mau tanya siapa? Masa mas-mas yang ada di depanku?

Pada jam sepuluh tepat ini, kulihat langit bertabur bintang. Tampaknya cuaca sedang cerah sekali hingga kemilau gemintang bisa tampak sejelas ini.

Sesuatu yang berkilau tiba-tiba melintas membelah langit. Hal itu membuatku terkesiap. Lantas aku menutup mataku dan menyebutkan permintaan-permintaanku. Ketika aku membuka mata, benda langit itu telah hilang dari pandangan.

Aku mengedarkan pandangan pada sekitarku. Rupanya ada sepasang mata yang tengah melihatku lekat-lekat. Cowok di depanku itu bangun dari tidurnya dan mendapati diriku tengah mengucapkan harapan pada bintang jatuh.

"Ada bintang jatuh, Kak," ujarku memberi tahu.

Kami telah berkenalan sebelumnya, bahkan kami sempat mengobrol asyik. Cowok yang tengah melipat tangannya dan bersandar pada kursi kereta itu umurnya kurang lebih dua tahun lebih tua dariku.

Dengan wajahnya yang masih kelihatan mengantuk, ia tersenyum, lebih kelihatan seperti menyeringai.

"Itu 'kan bukan bintang, cuma benda langit random," ujarnya.

Aku mendengkus pelan. "Aku tau, Kak."

"Terus kok tetep make a wish?" Ia bertanya.

Aku tertawa kecil. "Nggak apa-apa, udah kebiasaan," jawabku.

"Dari tadi nggak tidur?" tanya lelaki itu lagi.

Aku mengembuskan napas. "Belum ngantuk ..., lebih ke nggak bisa tidur sih dari tadi," ujarku.

Ia melepas kekehan pelan. "Kalo misalnya mau rebahan nggak apa-apa kok, 'kan sebelahmu kosong."

"Eh, nggak apa-apa, Kak, aku emang belum ngantuk kok." Aku tersenyum tulus.

Aku sesungguhnya capek. Tubuhku remuk redam. Mataku sejak tadi lengket tapi enggan terlelap bila kututup. Punggungku sakit sekali. Kursi ini terlalu lurus. Tapi apa yang bisa kuprotes dari kereta ekonomi? Syukur-syukur keretanya bersih dan AC-nya dingin.

Akhirnya aku memutuskan untuk mengajak orang di depanku untuk mengobrol. Sebenarnya pertanyaan ini menggelayuti pikiranku semenjak pertama kali ia masuk ke dalam kereta.

Tanpa basa-basi aku langsung bertanya soal apakah dia bersekolah di SMP yang sama denganku.

Lantas dengan wajah keheranan dia menjawab, "Iya, kok tau?"

Aku terdiam untuk beberapa saat, lalu mengalihkan pandangan kepada langit berbintang dan hamparan sawah yang remang-remang.

"Aku juga sekolah di situ, Kak," ucapku.

"Ohhh ..., serius? Angkatan berapa?"

"Angkatan empat puluh, Kak, dua tahun di bawah Kakak," beri tahuku.

"Ohh iya ...." Ia mengangguk-angguk.

Ada jeda sejenak sebelum aku bertanya lagi. "Kakak nggak kenal?"

"Kanaya ya?" Ia bertanya, lantas mencoba mengingat-ingat. "Mungkin lupa," jawabnya pada akhirnya.

Dengan amat pelan, aku mendesah kecewa.

Aku sebenarnya maklum kalau dia tak mengingatku. Ia sibuk, aktif OSIS, jadi ketua ekskul pramuka, punya banyak teman, mana sempat mengenal adik kelasnya yang bahkan belum tentu dikenal oleh murid kelas sebelahnya.

Aku sempat mengagumi-nya.

Dan dari runtutan harapanku kala bintang jatuh, kuharap ini tak menjadi pertemuan terakhir kami. Kuharap sebuat kebetulan ini membawaku lebih dekat dengan idola masa-masa alayku.

Entah kenapa saya jadi banting setir ke teenfict/romance (/'-')/

Dan ending-nya cheesy banget maaf saya bingung cara menyelesaikannya.

Tuesday, February 15th 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro