XXII: Without Him

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Day 22
Buat cerita dengan tema "Seseorang yang membuatku berhenti bermimpi."

Sudah hampir seminggu ia berdiam diri di kamar dan keluar seperlunya—untuk sekolah misalnya. Apa yang ia lakukan di kamar? Tentu saja menangis.

Bantalnya telah basah dibuatnya. Matanya sembap dan bengkak.

Seluruh keluarganya menyadari hal itu. Ibunya sudah pernah menemuinya di kamar untuk menyampaikan sepatah dua patah nasihat meski gadis itu enggan bercerita, lalu mengelus-elus kepalanya penuh perhatian.

Permasalahan ini rumit ... tapi jika tak serumit itu bila diambil garis besarnya.

Begini ... ia rindu.

Ini pertama kalinya ia merasakan debar jantung yang tak menentu serta dibarengi pipi merona oleh seseorang.

Sudah setahun belakangan cowok itu kerap mengisi mimpi-mimpinya untuk sekadar menjadi temannya bercengkerama. Mereka berdua akan membicarakan banyak hal selama terlelap, lebih banyak ketimbang hal yang mereka bicarakan ketika bertatap muka secara langsung.

Kini, tepat ketika masing-masing dari mereka telah menerima dan mengakui perasaan mereka terhadap satu sama lain, semua mimpi itu pudar. Sekarang alam mimpi tak lagi mau mempertemukan mereka walau hanya bertatap tanpa berbicara.

Setiap ia terlelap, wajah yang dicarinya raib entah ke mana. Tak pernah sekali pun ia temukan meski cuma jadi cameo dalam mimpinya.

Sekarang tak ada lagi kesempatan untuk bertemu, sang lelaki telah berpindah kota demi melanjutkan pendidikannya, sementara ia menetap di rumah keluarganya.

Dan menurutnya, bermimpi tanpa melihat wajahnya hanya akan membuat hatinya sakit, rindunya semakin menjadi, maka lebih baik ia berhenti bermimpi.


Dari kemarin pendek ya.

Ini sebetulnya salah satu cerita lamaku (juga) yang sering kubilang publish unpublish mulu.

Aku suka sih ceritanya, kapan-kapan kalau niat bakalan diniatin lagi—eh gimana?

Btw hari ini tanggal bagus, apakah mood kalian sebagus tanggal hari ini?

Tuesday, February 22nd 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro