XXIII. | Tugas Sengit

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ketika mereka tidak ada pekerjaan, 0027 akan standby di markas dan membiarkan Rosen yang mengambil tugas dari papan di kantor pusat di Sektor 2, termasuk juga Natalia yang sudah lama tidak tidur santai di sofa ruang tengah.

Mei baru kali ini melihat orang yang bisa tidur tanpa terganggu apa pun. Natalia memang sangat sulit diganggu kalau sudah tidur, mau ada ledakan, piring jatuh, atau gempa sekalipun, dia tidak akan terbangun. Rosen paling benci kalau Natalia sudah molor, dan walau Rosen biasa membangunkannya, ia akan mengalihtugaskan itu ke Lianna.

Natalia kali ini tidur dengan separuh wajahnya tertutup buku apa pun yang tadi ia temukan, dan selama itu juga dia tetap tertidur dengan posisi rapi di sofa. Mei yang sesekali berjalan di dekat ruang tengah setelah merapikan perabotan kadang melihat dengan saksama.

"Benar-benar tidak kebangun, yah."

"Sudah kubilang." Lianna tertawa saja.

Lianna sementara tengah memeriksa laporan-laporan tugas 0027 terakhir dan mencoba menghubungi beberapa klien untuk ditanyai seputar reparasi dan duduk di dekat tangga ke tingkat dua. Tidak ada perkembangan signifikan di Kaldera selama kurun waktu beberapa minggu setelah Mei mendapat kartu identitas dari Perusahaan Lysander dan terminal miliknya sendiri.

Sesekali Mei akan mencoba membuka Pustaka Antara, namun sepertinya apa yang dicarinya kurang menemukan hasil memuaskan atau tidak memiliki hasil sama sekali.

Lianna mengingat saat mereka bertemu dengan Bu Sekre Rowena dan mencoba mengobrol seputar keluarga beliau dan alkemis.

"Alkemis?" beliau mengernyitkan dahi. "Rasanya saya sudah lama tidak mendengar itu di mana-mana."

"Artinya anda familier dengan istilah ini?" jeda Mei.

"Familier sih, tidak juga. Tapi setahu saya asal-muasal ilmu menempa kami adalah dari alkimia. Dulu di workshop-workshop pekerja akan ada sebuah tungku api besar yang diberi nama athanor."

Beliau lalu menunjukkan sebuah cetak biru tua dari terminal-nya. Athanor ini berbentuk seperti kubah besar yang menghasilkan panas yang seragam. Model athanor yang ditunjukkan oleh Bu Rowena terlihat familier bagi Lianna, rasanya ia pernah melihat ini di mimpinya.

"Sekarang sih sudah banyak yang pakai tungku biasa, atau malah sudah diotomatisasi dengan serangkaian mesin yang beroperasi dengan energi terbarukan," jelasnya. "Jadi kalau ditanya soal alkemis, rasanya saya juga tidak terlalu paham."

Mei tampak kecewa, "Begitu, ya, terima kasih kalau begitu, Bu Sekretaris."

"Oh, tapi mungkin kalian bisa membaca sedikit soal alkimia di Pustaka Antara," Bu Rowena mengetik sesuatu di terminal-nya dan mengirimkan langsung ke Mei. "Pakai saja kunci akses itu dan cari di arsip keluarga Rainfall soal alkimia."

Setelah itu, ia dan Mei mengakses arsip keluarga Rainfall menggunakan kunci akses dari Bu Rowena dan mengambil bahan bacaan yang diperlukan. 'Alkimia' dan 'alkemis' hanyalah ada di sana sebagai deskripsi, tidak ada hal berarti selain rekaman barang-barang yang sudah dibuat oleh keluarga Rainfall di masa lampau dan lokasi workshop mereka yang ada di Kaldera entah di masa kapan. Mereka memang tidak berharap banyak dapat menemukan sesuatu secara instan, tapi kenyataan ini cukup memilukan.

Terlalu banyak ilmu yang disensor di Kaldera hingga mereka seperti disuruh untuk terus menutup mata dan menutup telinga.

"Hei, Lianna?"

Mei menurunkan terminal-nya dan melangkah ke arah Lianna. Lianna pun menutup layar antarmuka yang ia gunakan untuk membaca laporan dan berita. Ia menatap Mei lekat.

"Ada apa, Mei?"

"Andai aku tidak bisa menemukan asal-usulku, apa aku bisa tetap di sini?"

Lianna mengerjap, "Di sini, maksudmu sebagai bagian 0027?"

Mei memutar bola matanya sejenak sebelum mengangguk, "Ya," ucapnya dengan tegas. "Hanya kalian bertiga yang masih menganggapku manusia."

Lianna ingin bertanya 'apa hanya karena sebatas itu?' tapi pertanyaan itu terdengar cukup sensitif. Mei dengan cepat belajar dan 'menjelma' menjadi seorang yang sudah bisa mengekspresikan dirinya dan bertutur sopan, tapi siapa saja yang mengetahui identitasnya akan mendeskripsikannya seperti benda—'benda itu' atau 'anak itu' atau 'serial M-31'. Lianna mungkin tidak bisa berempati dengan sosok seperti Mei, tapi ia paham rasanya selalu dilabeli sebagai 'anak panti' atau 'anak sebatang kara' atau 'anak-anak Sektor', seperti mereka tidak punya kegunaan lain sebatas dari panggilan itu.

"Tidak masalah, kok," Lianna mengangkat bahunya, seringainya melebar. "Tapi kalau kamu sudah dapat gaji pertamamu apa aku harus mulai menarik uang sewa ya?"

Mei terkesiap, ia mengakses terminal-nya kembali. "Tidak apa-apa kok?"

"Aku bercanda, Mei! Tidak usah kamu pencet transfer uang sekarang! Stop!"

Senda-gurau mereka terhenti oleh panggilan masuk dari Rosen ke terminal Lianna. Lianna pun segera menjawab panggilan itu, "Ya, Ros?"

"Lagi tidur ya itu kebo aku telpon-telpon terminal-nya mati?" hardiknya dengan suara senewen. Lianna pun terkikik. "Ya, sudah. Jemput aku di kantor pusat. Kita dapat tugas penting di Sektor 6."

Lianna menelengkan kepala, ia saling bertukar pandang dengan Mei yang turut mendengar pembicaraan, "Intinya kamu dapat kerjaan dari Bu Rowena?"

"Iya. Kayaknya kita perlu kembali ke sekitaran tempat kemarin itu, tapi sekarang tugas kita adalah menjatuhkan plat," Rosen terdengar lelah. "Yah, pokoknya begitu. Siap-siap saja dan bawa perlengkapan lengkap. Kutunggu setengah jam. Tendang aja si kebo kalau nggak bangun-bangun."

Panggilan itu berakhir di sana. Sektor 6, pikir Lianna, dekat dengan tempat mereka terakhir berada di sana melihat kekacauan dan tidak sengaja menemukan Mei.

Setelah mereka menemukan Mei dan memutuskan untuk tidak menyerahkan Mei pada pihak Perusahaan Lysander, keseharian mereka sedikit berubah, bukan berarti Lianna beranggapan negatif soal hal ini. Walau Mei menjadi bagian dari 0027 adalah di luar kendali mereka, Mei sendiri pun tidak pernah menuai masalah. Kelompok mereka kini punya orang yang bisa menjadi 'pendapat ahli' selain Rosen atau kecermatan seperti Natalia.

Bila hal ini tiba-tiba berubah dan Mei menemukan jati dirinya, lalu memutuskan untuk meninggalkan 0027, apa yang akan mereka lakukan? Toh sejak dari awal, segalanya hanya sementara.

Tidak ada yang 'abadi'.

"Lianna? Ada apa?"

"Ah, tidak apa-apa, Mei. Kamu coba ambil kotak perkakas di atas, aku akan bangunkan Natalia."

Mei tidak bertanya-tanya lagi dan segera melaksanakan tugas.


🛠


Sektor 6, Level 4.

Berbeda dengan saat mereka ke sana dan dikejutkan dengan gelimpangan mayat dan servis bot yang menyerang, Level 4 kini sudah disterilkan. Kerusakan akibat beberapa waktu silam pun sudah dibetulkan, dan Lianna tidak melihat lagi panel yang menuju ke tempat Mei 'disembunyikan' ketika mereka melalui tempat itu menuju tujuan mereka yang merupakan daerah landai menurun antara Level 4 dan Level 5.

Rosen menunjukkan papan kontrol pada Mei dan mengarahkan Mei untuk mengoperasikannya, mengubah mode Level 4 menjadi mode maintenis sehingga mereka dapat melihat panel-panel yang dapat dibongkar. Saat panel-panel itu muncul di dinding dan di lantai, tugas mereka adalah melonggarkan masing-masing baut yang ada hingga sistem melakukan autentikasi dan memulai purging plat yang dimaksud.

"Mengerti, Mei?" tanya Rosen. Natalia dan Lianna yang mulai melonggarkan baut sementara Rosen bersama Mei. "Jadi kalau kamu mau menjatuhkan plat, lihat kontrolnya dulu dan aktifkan mode maintenis agar kamu bisa lihat platnya. Menjatuhkan plat ini tidak sembarangan pukul langsung jadi."

Mei mengangguk-angguk, "Kukira awalnya begitu."

"Rasanya kalau semudah itu, banyak Scavenger yang akan mencuri plat ini," Natalia mengetuk lantai di bawahnya. "Lumayan lho ini, harganya. Kata orang-orang, bahan-bahan campuran ini tidak bisa ditemukan di Pulau Melayang."

Rosen mengiyakan, "Katanya teknologi sudah maju, tapi tetap saja kita tidak bisa menghalau krisis energi dan harus mengurangi beban sektor dengan cara begini."

Mei melihat ke arah Rosen lagi, layaknya murid dengan rasa ingin tahu membuncah tengah berhadapan dengan guru. "Jadi kalau plat ini sudah diautentikasi, mereka akan jatuh sendiri ke bawah?"

"Benar sekali, seratus untuk Mei!" Rosen mengacungkan jempol. Lianna tertawa saja melihat dinamika mereka. "Ini bagian ... Floor 23, titik 23-BDO. Ya nanti sekitar sini sekaligus lantai di bawahnya akan berlubang dan jatuh ke bawah, jadi setelah teknisi sudah melonggarkan semua baut, kita harus menjauh dari titik ini."

"Bawah ... kita tidak apa-apa menjatuhkan benda berat ini ke Kaldera di bawah sana?"

Natalia yang sudah selesai melonggarkan plat membantu Lianna untuk kembali ke dekat Rosen dan Mei. Mereka berempat lalu mundur dari titik 23-BDO kembali ke pertengahan Level 4. Status autentikasi sudah disetujui dan plat itu jatuh sesuai dengan apa yang Rosen sebutkan. Mata Mei membulat melihat daerah itu kini lowong, tapi tidak ada gangguan udara di sekitar area level.

"Plat itu nantinya akan terbakar di atmosfer sehingga nantinya miasma Kaldera yang melumat sisanya, jadi tidak ada sisa plat itu sama sekali." jelas Natalia. "Dan udara di sekitar Pulau Melayang sudah diatur sehingga tekanan yang terjadi tidak akan mengakibatkan kondisi Pulau menjadi tidak stabil."

Mei terkagum-kagum. Lianna senang Mei sepertinya menikmati pekerjaan ini walaupun tidak punya keahlian sebagai teknisi.

Rosen memeriksa terminal-nya kembali, memastikan kalau plat yang sudah jatuh dan segala autentikasi teknisi berjalan dengan sempurna. "Oke, sekarang sudah selesai, ayo kita kembali—"

Suara ribut sirine dan laser merah berdenyar mengisi Level 4. Aliran listrik yang menyalakan lampu-lampu mendadak terputus, dan Rosen juga Natalia dengan sigap menyalakan senter pengaman dan mengarahkan senjata mereka ke sisi sehadap mereka. Terminal milik mereka berempat menyala terang kemudian, menyuarakan peringatan bersifat darurat dengan kode siar merah.

PERINGATAN. PERINGATAN. LEVEL 4, SEKTOR 6 SUDAH TERINFEKSI VIRUS. SISTEM AKAN MELAKUKAN PURGING BAGIAN SEKTOR 6 YANG TERINFEKSI UNTUK MEMUTUS AKSES VIRUS. TINGKAT KERUSAKAN, DUA PULUH PERSEN-

"Lari!" pekik Natalia. "Lari ke arah elevator! Cepat!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro