[Chat 16]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Four to be a Story
Prompt

fin: 🌙🌊💍📱
Kazare: 🐡❄️🩰🧲
Kumi: 🌟🍰📚🕊️
Rashi: 🍊🎃🍂☀️
Natha: 🥇🏹🏯🎧

.
.
.

Entry: Fin
- 🌙🌊💍📱

00.03 am.

deburan ombak menjadi melodi di gulita malam, di bawah bulan sabit mina membiarkan jemari kakinya menyentuh pasir putih. iris violet itu kembali menatap ponsel pintar di genggamannya, menampakkan kalender dengan tanggal yang dilingkari.

kucir tingginya menari bersama angin, dingin merayu gadis itu untuk pulang tapi hatinya masih dikaitkan di pesisir pantai. kepingan kenangan lainnya tertimbun di antara partikel tempat itu.

kelap-kelip yang bersinar indah bukan hanya dari bintang, tapi cincin melingkar di jari manis dan air mata yang ayal mengering.

.
.

- Entry: Kumi, 🌙🌊💍📱

Sebuah cincin berlian dengan penuh amarah dilemparkan ke arah pantai, mengabaikan deburan ombak yang mencoba memakan dan menghilangkannya. Jari-jemari itu masih bergetar, iris kebiruan yang jernih tersebut tak ingin menatap lebih lama layar handphone di tangannya.

Sudah lama ia memendam perasaan, namun dengan cepat dihancurkan. Tetapi, mau bagaimana lagi? Cinta sang pujaan hati telah ditawan oleh orang lain, dan bukan oleh dirinya.

Pemuda itu menengadah, menatap bulan sabit yang seakan menemaninya di gulita malam. Senyum miris ia sunggingkan, menertawakan kebodohan dirinya sendiri.

.
.

- Entry: Kumi, 🐡❄️🩰🧲

Pipi lelaki di hadapanku nampak menggembung layaknya ikan buntal, kupastikan tengah cemburu karena aku tak menyempatkan diri untuk memperhatikannya. Sementara, helaan napas kuloloskan, ingin mengacuhkan dirinya namun tak bisa.

Ingin meninggalkannya pun juga ia pasti tak bakal mampu, mengingat ia tak tahan musim dingin ini. Di luar bersalju, namun lihatlah tingkahnya.

Bagai magnet yang tak dapat lepas dari besi. Padahal, 30 menit lagi aku ada jadwal latihan balet.

Sungguh, kekasihku ini tak dapat diharapkan.

.
.

- Entry: Kumi, 🌟🍰📚🕊️

Remahan kue tersisa di pipi seorang gadis, mengabaikan pemandangan indah di luar jendela berupa burung merpati yang senang berterbangan seraya membawa bunga. Helaian rambut pirangnya yang bersinar bagai bintang sesekali diterpa angin. Iris biru cerah bagai langit terlihat sangat indah.

Gadis itu adalah Alice.

Ia tengah mencari cara untuk masuk ke dalam wonderland, membaca berbagai lembar serta bundel buku. Berkutat sehari-hari bersama untaian kata yang penuh akan teori dan fantasi semata.

Mengapa?

Ia mencari sesuatu yang hilang.
Dan ia sendiri bahkan tak tahu, apa itu.

.
.

- Entry: Kumi, 🍊🎃🍂☀️

Matahari tak terasa terik sama sekali, hanya menampilkan rona warna cerah oranyenya di awan maupun langit. Daun-daun berguguran, derap langkah kaki serta tawa riang terdengar, menyambut perlahan malam yang akan tiba.

Sang tokoh utama hari ini menoleh, di sekeliling tepi jalan, terdapat banyak labu yang telah didekorasi sedemikian rupa.

"Hora e, Jack'o Lantern!" serunya, girang.

Ia memang selalu senang dengan masa-masa ini. Dapat berbaur bersama manusia membuatnya tenang dan kembali mengingat memorinya dulu.

.
.

- Entry: Kumi, 🥇🏹🏯🎧

Lantunan nada rock dari earphone yang ia kenakan tak membuat ia menghentikan niatnya untuk datang ke tempat latihannya, sebuah bangunan tradisional Jepang yang cukup tua, terletak di atas bukit dan sedikit berada di tengah hutan.

Ia melepas sepatu, tak mengganti pakaian karena bukan itu tujuannya ke sini. Langkahnya sejenak terhenti, tepat di depan figura foto, menampilkan dirinya sendiri yang tengah memasang senyum haru seraya memegang medali, bersama yang lainnya.

Sendu ia rasakan, namun ia kembali berjalan hingga sampai di depan busur panah. Jarinya menyentuh perlahan lalu mulutnya bergumam, "Terimakasih ...."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro