6. MENDEKORASI

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

6. MENDEKORASI

"Mirror, mirror on the wall. Who's the fairest of them all?" Laki-laki berhoodie putih itu menirukan suara karakter ibunda Putri Salju.

Jungkook sedang mencoba memasang lampu hias di bingkai cermin kamar Rose. Karena akhir pekan tidak ada pekerjaan, Rose memutuskan untuk mendekorasi ulang kamarnya supaya suasanya menjadi lebih segar dan tidak membosankan.

"Menurutmu, apa lampunya cocok untuk diletakkan di cermin ini?"

Rose yang sedang fokus menuliskan sebuah quotes untuk dipigura dan dijadikan pajangan kamarnya sekilas menoleh ke tempat Jungkook berdiri.

"Lampunya milik siapa? Aku rasa, aku belum pernah membeli lampu hias itu." Rose memandang Jungkook penuh tanya.

"Waktu itu aku mengantar Bang Namjoon ke toko, lalu aku melihat lampu ini. Aku tertarik saja untuk membelinya karena pernah penasaran ketika melihat lampu seperti ini di sebuah toko online."

"Kenapa tak diletakkan di rumahmu saja? Katanya tertarik," balas Rose sedikit heran.

"Aku hanya tertarik untuk membeli, bukan tertarik untuk meletakannya di rumahku."

"Dasar, kamu ini aneh sekali," komentar Rose.

Lampu hiasnya ternyata masih tersisa. Jungkook memutar otak, mencari ide mau digunakan untuk apalagi lampu itu. Ia melihat tirai kamar Rose, Jungkook rasa memasang lampu di sana bukan ide yang buruk. Lampu hiasnya dipasang vertikal mengikuti panjangnya kain dan ia juga memberi sedikit jarak dari satu untaian ke untaian lain. Jungkook membayangkan, jika lampu ini dihidupkan ketika gelap pasti akan terlihat seperti langit yang dihujani kerlipan bintang.

"Kookie, tolong ambilkan buku seri Harry Potter di meja belajarku."

"Semuanya?"

"Iya."

Jungkook mengambilkan buku yang dimaksud oleh Rose. Gadis itu menatanya di atas rak yang menempel pada dinding kamar. Rose juga memasang quotes yang sudah dipigura tadi di bagian tembok yang masih kosong.

Menonton Rose yang begitu semangat menata kamar membuat Jungkook turut merasa lelah, padahal Jungkook sebatas melihat, selebihnya ia hanya membantu memasang lampu hias.

Jungkook melihat kamera polaroid pink pastel milik Rose yang tergeletak di nakas. Ia mengambil benda itu kemudian ia gunakan untuk memotret dirinya sendiri dan untuk mengambil foto Rose secara diam-diam.

Rose yang sadar jika Jungkook malah asyik berfoto langsung memasang wajah galak. Ketika tahu Rose merasa kesal, Jungkook iseng mengarahkan kamera ke wajah Rose lalu mengabadikannya menjadi sebuah foto.

Rose melemparkan bantal yang digenggamnya dan mengenai wajah Jungkook. Laki-laki itu mengaduh pelan.

"Hei, hampir saja kameramu jatuh!" seru Jungkook.

"Biar saja jatuh, nanti kamu harus membelikan yang baru," balas Rose galak.

"Kamu bisa bantu aku untuk meletakkan benda-benda ke tempat yang agak tinggi, kenapa kamu malah diam saja," lanjut Rose nada bicaranya terdengar ketus.

"Aku tidak diam, aku sibuk mengambil foto supaya bisa digunakan untuk mengisi tembok kamarmu yang polos," jawab Jungkook, padahal sebenarnya niat awal laki-laki itu meminjam kamera Rose juga untuk iseng saja.

Jungkook memberikan selebaran hasil bidikannya berupa wajah Rose yang sedang cemberut.

"Lucu kan?" Jungkook tersenyum.

"Sangat lucu! Wajahku jadi terlihat mirip Kak Jieun," sarkasnya.

Jungkook melotot. "Apa-apaan?! Darimananya yang mirip. Astaga, kamu jangan jatuhkan kecantikkan wajahnya dengan membandingkan dia harus mirip denganmu."

"Yah, tidak peduli. Apa katamu saja."

Rose mengangkat bahu tak acuh lalu kembali menyelesaikan kegiatannya menata bantal dan selimut.

Jungkook terkikik pelan. Ia menunduk ke bawah melihat salah satu hasil fotonya, yaitu ketika Rose sibuk menggunting majalah bekas sebagai hiasan kamar. Laki-laki itu tersenyum kecil sebelum kemudian menyimpan foto tadi ke dalam saku celananya.

*** 

Love,
Sv.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro