Kiat Menulis Cerita Genre Thriller

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kiat Menulis Cerita Genre Thriller
Oleh: Vie Asano

Sebelum masuk ke sesi sharing, sekali lagi saya ingin mengucapkan terima kasih untuk Kampus Awan yang telah mengundang saya. Terima kasih juga untuk teman-teman yang sudah bersedia untuk hadir. 💕

Semoga apa yang kita bahas ini bermanfaat bagi semua yaa~ 💕

Sebelum mulai, saya ingin memberikan preview untuk sesi sharing hari ini. Sharing kali ini sifatnya lebih ke pengenalan apa itu genre thriller dan bagaimana ciri-cirinya. Pembahasannya pun akan lebih general karena sebagai gambaran saja. 🙏🏻

Oh iya, setelah selesai sesi seminar, boleh colek saya di Instagram/Twitter untuk ngobrol-ngobrol lebih lanjut. Dimohon untuk tidak japri via WA ya, teman-teman. Mohon juga untuk tidak menyebarkan materi ini ke pihak lain, terima kasiiihh .... 😊

Perkenalkan, nama saya Vie Asano. Saya mulai belajar menulis fiksi sejak tahun 2016. Per-2020 sudah ada beberapa karya solo saya (mayoritas bergenre metropop).

Adapun novel thriller perdana saya, Suicide Knot, sudah terbit tahun 2019. Alhamdulillah novel tersebut mendapat penghargaan Kusala Pena Merah (Scarlet Pen Award) 2020 yang digagas oleh komunitas Detectives.id untuk kategori Best Mystery-Suspense Novel-Major segment (WINNER) dan Best Teen/Young Adult Novel (nominasi).

Jika teman-teman penasaran, novel tersebut tersedia di toko buku dan juga bisa dibaca melalui platform/aplikasi online seperti Kwikku, Storial, maupun Rakata. 🙏🏻

Oke, langsung saja kita masuk ke pengenalan genre thriller. Penjelasan lengkap bisa dibaca pada gambar (sumber tertera).

Singkatnya, genre thriller adalah genre yang memiliki pace cepat dan akan membuat pembacanya merasakan ketegangan, ngeri, dan adrenalin jadi terpacu.

Dengan kata lain, kata kunci untuk genre thriller: pace cepat, ketegangan.

Ini yang harus dijadikan pegangan untuk teman-teman yang tertarik menulis genre thriller.

Kadang orang sulit membedakan apa itu genre thriller, misteri, suspense, dan horor. Mudahnya sih seperti ini:

📓 Genre Thriller

👉 Memiliki pace yang cepat dan menawarkan ketegangan. Ada batas waktu yang harus dipenuhi oleh protagonis, kalau tidak hidupnya akan bahaya.

📓 Genre Misteri

👉 Lebih mengedepankan pemecahan masalah. Biasanya ada teka-teki atau kasus yang harus dihadapi dan dipecahkan oleh protagonis.

📓 Genre Suspense

👉 Agak mirip dengan thriller, yaitu sama-sama menawarkan ketegangan. Bedanya, suspense tidak selalu memiliki pace yang cepat. Pembaca dibuat penasaran dan bertanya-tanya apa lagi kejutan selanjutnya.

📓 Genre Horor

👉 Melibatkan fenomena supranatural, mistis, maupun hal tidak terdefinisi lainnya. Misalnya saja hantu, mahluk aneh, dan lainnya.

Selanjutnya mari kita mengenal berbagai sub-genre dalam thriller.

Sebetulnya sub-genre thriller itu ada banyak sekali. Ada thriller yang fokus mengangkat masalah psikologis (psychological thriller), thriller tentang pengadilan dan hukum (legal thriller), thriller tentang mata-mata (spy thriller), thriller berbalut romansa (romance thriller), dan lainnya.

Banyak sekali sub-genre thriller yang belum dicantumkan di gambar ini, seperti thriller medis, thriller yang melibatkan bencana, dll.

Dengan kata lain, ada banyak genre thriller yang sesuai untuk para pecinta ketegangan. Jadi jangan dulu merasa tidak cocok dengan genre thriller setelah membaca 1-2 buku, karena mungkin saja kalian hanya belum menemukan genre yang sesuai.

Jika kalian berencana belajar menulis thriller, berikut beberapa hal yang sebaiknya ada dalam cerita thriller.

° Pertama, tokoh protagonis (dan mungkin juga tokoh lainnya) dihadapkan pada bahaya yang terus menerus untuk menciptakan ketegangan. Karena ketegangan tidak mungkin terjadi dalam kondisi damai, 'kan?

° Kedua, ada sesuatu yang dipertaruhkan. Mungkin nyawa, atau sesuatu yang berharga lainnya.

° Ketiga, buat protagonis menghadapi situasi yang sulit sampai dia merasa terdesak. Ketegangan akan muncul saat pembaca bertanya-tanya bagaimana kelanjutan nasib si protagonis.

° Keempat, buat batas waktu untuk dipenuhi oleh protagonis. Buat situasi kalau protagonis akan mengalami kehancuran kalau melewati batas waktu itu.

° Kelima, masalah karakter. Bangun karakter yang sesuai dengan genre thriller. Misalnya saja, penjahat yang kejam dan cerdik, ataupun protagonis yang tangguh.

Ini hanya gambaran umum saja mengenai hal-hal yang sebaiknya ada dalam genre thriller ya, teman-teman ....

Masih ada beberapa detail lainnya yang tidak saya bahas untuk mempersingkat penjelasan. 🙏🏻

Berikut ini beberapa tips jika kalian ingin menulis thriller.

Intinya, hindari menulis atau memasukkan hal-hal yang berpotensi mengganggu pace cerita ataupun membuat ketegangan menghilang.

Sebagai contoh, saat sedang seru-serunya protagonis melawan antagonis, eh tiba-tiba diselipkan flashback yang tidak penting. Atau saat menjelang klimaks, tiba-tiba ada unsur komedi di sana dan membuat ketegangan buyar.

Komedi juga berisiko membuat ketegangan mencair, yang berarti pembaca tidak akan merasa seperti membaca novel thriller.

Jadi, walau genre thriller bisa dikawinkan dengan berbagai genre lainnya, tetap berhati-hati dalam mengatur porsinya, ya.

Tips penting lainnya, jaga pace cerita supaya tetap berjalan cepat, dan buat puncak konflik yang menarik (ada unsur pertaruhan di sana). Lebih baik jika ada plot twist. Tapi harus hati-hati saat menebarkan petunjuk di sepanjang cerita, atau plot twist akan gagal dan cerita jadi gagal.

Kurang lebih demikian yang bisa saya sampaikan kali ini. Mohon maaf jika ada kesalahan maupun kekurangan. Semoga apa yang saya sampaikan dapat membantu teman-teman untuk lebih mengenal (dan mungkin jatuh cinta) dengan genre thriller, yaa. 🙏🏻😊

° QnA Time 📢

1. Kak, kalau ada komedi di dalam cerita thriller tapi penempatannya saat si tokoh sudah melewati rintangan. Itu bagaimana? Apa boleh seperti itu?

👉 Sebetulnya unsur komedi itu agak risky dikawinkan dengan genre thriller. Walau ditempatkan setelah si tokoh melewati rintangan, tetap ada potensi akan merusak atmosfer cerita secara keseluruhan. Namun, kalau yakin bisa mengatur porsinya, boleh-boleh saja, kok. 😊

Semoga cukup jelas yaa~

- Kalau begini gimana, kak?

Mereka berhasil keluar dari gedung yang sebagian besar sudah dilahap oleh Si jago merah.

"Sial! Baju baruku gosong semua," gerutu Irvan sambil cemberut. "Enggak usah cemberut kali, Van. Apa susahnya tinggal beli lagi," ucap Rio yang tidak nyaman dengan wajah Irvan saat ini. "Apa? Beli? Ini tuh baju keluaran terbaru dari Amerika. Susah tau cari di Indonesia," sahut Irvan. "Ya udah, sono ke Amerika. Paling di sana kamu celingak-celinguk kayak orang bodoh. Ingat bro, nilai bahasa inggrismu selalu di bawah KKM," sahut Rio terkekeh.

👉 Kalau memang karakternya seperti itu (misal: agak konyol), nggak masalah, kok. Asalkan tidak selalu ditonjolkan bagian komedinya supaya tidak merusak atmosfer cerita, ya.

- Berarti segitu cukup ya, kak?

👉 Kalau dari potongan adegan itu, no probs. 👌🏻

2. Mau tanya soal tokoh utama di genre thriller ini. Apakah di cerita dengan genre ini tokoh antagonis boleh menjadi fokus utamanya? Maksudnya, bercerita dari sudut pandang si antagonis?

👉 Oke, ini pertanyaannya menarik, nih. Sebelumnya saya mau menjelaskan dulu kalau antagonis itu TIDAK SELALU jahat. Antagonis juga TIDAK SELALU berwujud manusia.

Jadi adalah sebuah persepsi yang salah kalau antagonis selalu diasosiasikan dengan tokoh jahat.

Jadi, antagonis itu apa?

Antagonis adalah orang ataupun hal-hal yang menghalangi si protagonis (tokoh utama) untuk mencapai tujuannya.

Dia bisa berwujud manusia, atau keadaan. Sebagai contoh, untuk cerita seorang tokoh utama bertekad untuk lolos dari sebuah bencana, maka bencana itu adalah antagonisnya.

Nah, untuk menjawab pertanyaan "apakah cerita thriller bisa ditulis berdasarkan sudut pandang antagonis?", menurut saya tergantung siapa yang dimaksud si antagonis itu.

Jika dia adalah tokoh utama cerita (walau dia jahat), maka dia BUKAN antagonis, tetapi dia adalah protagonis. Dan protagonis itu nggak harus selalu baik atau sempurna, lho.

Sebagai contoh, Hannibal Lecter yang kanibal itu dapat dianggap sebagai protagonis jika cerita ditulis berdasarkan sudut pandangnya. Atau dia menjadi tokoh utama di cerita itu.

Kira-kira apa sudah cukup jelas?

• Oh. Jadi maksudnya, gak ada tokoh yang benar-benar antagonis, pun sebaliknya?

👉 Maksudnya, jika tokoh jahat itu menjadi pusat utama sebuah cerita, maka dia bukanlah tokoh antagonis, melainkan protagonis. Karena definisi protagonis sendiri adalah sosok yang menjalankan misi utama (menjadi tokoh utama) cerita dan antagonis adalah penghalangnya.

3. Apakah bisa disebutkan hal-hal yang memperlambat pace itu contohnya bagaimana?

👉 Sebagai contoh, di tengah ketegangan saat akan menjinakkan sebuah bom, tiba-tiba si tokoh utama malah flashback ke masa lalu yang tidak ada hubungannya dengan cerita dan akhirnya ketegangan jadi menurun.

Atau misalnya saat menjelang konflik utama, tiba-tiba muncul tokoh-tokoh baru dengan alasan tertentu (misalnya saja untuk memanjangkan cerita). Atau saat protagonis dan antagonis sedang sibuk berantem, tiba-tiba chapter selanjutnya malah menceritakan hal-hal lain yang nggak ada hubungannya.

Kira-kira seperti itu. Apa sudah cukup jelas?

4. Tips ala Kak Vie untuk buat plot twist yang rapi dan terkonsep agar meminimalisir kegagalan atau terlihat terlalu dipaksakan.

👉 Tips dari saya, sejak awal tentukan apa plot twist dari ceritamu. Jadi jangan sampai plot twist baru tercipta setelah cerita berjalan. Kemudian, supaya meminimalkan kegagalan plot twist, rencanakan penebaran clue dengan rapi. Tapi usahakan tidak terlalu jelas supaya tidak langsung ditebak pembaca. Intinya, buat pembaca baru ngeh ada clue setelah plot twist diungkap.

Sebagai contoh, misalnya kamu mau bikin cerita pembunuhan dengan A sebagai tersangkanya. Tapi kamu bisa saja menyiapkan tokoh B sebagai tersangka sebenarnya (plot twist). Nah, di sepanjang cerita taburkan jejak-jejak yang sebetulnya mengarah ke B tapi tidak disadari oleh pembaca.

Tips lain, kamu bisa coba mengulik struktur plot untuk ceritamu. Bisa menggunakan berbagai contoh struktur plot yang sudah ada, seperti save the cat, 7 landmarks, ataupun 3 act structure.

Favorit saya sendiri adalah gabungan antara 3 act structure + 8 sequences. Dengan menyusun struktur plot sebelum menulis, kamu bisa merencanakan titik-titik penyebaran petunjuk sehingga lebih rapi dan tidak dipaksakan.

Apa sudah cukup jelas?

Terima kasih, Kak Vie. Bisa saya pahami, hanya saja saya masih belum paham di point terakhir, tentang stuktur save the cat, 7 landmarks serta 3 act struktur. 🙏🏻

👉 Itu contoh-contoh struktur plot. Sangat berguna untuk merencanakan plot cerita. Untuk lebih detailnya, bisa di googling yaa 😊

5. Kan dalam cerita thriller harus ada yang namanya ketegangan dan pace yang cepat. Nah, jika dikaitkan dengan genre fantasi atau genre lainnya yang jalan ceritanya panjang itu apa bisa, kak? Dan kalau bisa, pastinya ada hal-hal khusus agar pace berjalan cepat. Aduh ... Kok jadi bingung sendiri😅

👉 Thriller dan fantasi, ya?

Menurut saya bisa-bisa saja. Soalnya cerita fantasi, walau panjang, biasanya dibagi ke beberapa segmen. Jadi seharusnya sih bisa-bisa saja, asal pandai membangun plot dan mengatur pace-nya.

Selain itu, genre fantasi kan juga luas. Tidak semua novel bergenre fantasi harus ditulis sepanjang Harry Potter, Lord of The Rings, dan sejenisnya.

Saya pernah baca cerita wuxia (silat cina) yang digabungkan dengan fantasi dan panjangnya hanya satu buku saja. Jadi menurut saya bisa banget kalau thriller dikawinkan juga dengan fantasi, tergantung jenis cerita fantasinya.

Semoga cukup jelas yaa...

6. Dari semua sub thriller yang ada, thriller mana yang benar-benar butuh riset mendalam?

👉 Menurut saya semua genre, baik itu thriller ataupun non-thriller, begitu juga dengan sub-genre thriller, pasti butuh riset mendalam.

Terutama jika kita menuliskan hal-hal yang tidak kita kuasai. Tujuannya supaya cerita kita lebih bisa dipercaya dan bisa dipertanggungjawabkan.

Semoga cukup jelas yaa...

°~°

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro