Sci-fi Asyik

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sci-fi Asyik
Bersama Sugar

Perkenalkan, saya Annisa Aulia atau mungkin di wattpad kalian mengetahui saya dengan nama pena Sugar. Saya sangat tertarik dengan genre science fiction, jangan heran kalau di wattpad kalian hanya menemui cerita dengan genre itu di akun saya. Salam kenal semuanya👋🏻😉

Sebelumnya, fiksi ilmiah merupakan fiksi spekulatif (fiksi yang telah dipikirkan matang-matang secara teori). Yap, dari penjabarannya saja sudah terlihat bahwa genre ini sudah pasti membutuhkan riset yang mendalam.

Karena genre fiksi ilmiah merupakan genre 'minoritas' di beberapa platform, justru malah menjadikan genre ini banyak diminati karena berpotensi besar dalam peluang menghasilkan karyanya. Hal ini juga yang membuat saya tertarik untuk mempelajari genre ini lebih lanjut.

Fiksi ilmiah bahkan sudah terkenal sebelum abad 21. Dan genre ini menjadi fenomenal setelah ada penulis yang dijuluki 'Bapak Fiksi Ilmiah Dunia' berhasil memprediksi  teknologi yang hebatnya benar-benar ada di masa kini. Ada yang tahu siapa dia?

Yap, Jules Verne. Penulis tahun 1870 yang berhasil membuat teori mengenai sebuah teknologi yang seperti kapal selam Nautilus di dasar laut, teknologi Modul Lunar untuk perjalanan di luar angkasa, teknologi penyiaran, dan masih banyak lagi. Semuanya ditulis jauh sebelum gagasan tentang kapal selam dan teknologi lain terbukti dapat dibuat.

Dari cerita tersebut, dapat diambil bahwa fiksi ilmiah bukan hanya sekedar genre. Namun, juga sebagai patokan kemajuan teknologi yang belum pernah ada/dibuat manusia sebelumnya. Pastinya mengandung unsur futuristik, ya.

Apa fiksi ilmiah hanya tentang teknologi saja?

Jawabannya, ya!
Pernahkan kalian menjumpai cerita/ film fiksi ilmiah tanpa unsur teknologi di dalamnya?

Pasti ada. Walau itu bukan fokus utama dalam ceritanya. Hal-hal di luar teknologi yang termasuk dalam konteks ilmiah dapat dijabarkan melalui beberapa sub-genre yang dimiliki oleh genre Fiksi Ilmiah.

Ada beberapa sub-genre dalam genre fiksi ilmiah.

Sebelumnya, apa itu sub-genre?

Sub-genre adalah identitas dari genre. Tanpa sub-genre, sebuah genre tidak bisa berdiri sendiri.

Contohnya antara lain: sub-genre Steampunk, Nanopunk, Biopunk, Apocalypse, Dystopia, Cyberpunk, Space Opera, dan masih banyak lagi.

Sub-genre tersebut berperan besar dalam suatu cerita/film.

Pernahkan kalian menjumpai fiksi ilmiah yang mengangkat tentang kehancuran dunia? Atau peradaban yang hilang? Robot? Kecerdasan buatan? Hal-hal yang berbau luar angkasa?

Semua itu tidak lepas dari sub-genre tadi.

- Sub-genre Steampunk biasa digunakan dalam fiksi ilmiah yang mengangkat setting pada abad pertengahan, namun teknologi pada abad itu sudah bagaikan teknologi di masa depan. Contoh dari sub-genre ini; cerita mengenai Atlantis.

- Lalu ada sub-genre Nanopunk & Biopunk. Sub-genre ini (istilahnya) satu paket, karena saling berkaitan. Salah satu sub-genre yang benar-benar terasa sains-nya karena membahas mengenai ilmu genetika dalam biologi (biopunk) dan ilmu kimia (nanopunk).

- Apocalypse adalah sub-genre yang mengangkat tentang kiamat; bencana alam; zombie; dan sejenisnya. Mungkin sub-genre ini sudah tidak asing lagi bagi kalian, karena sudah banyak cerita dan film yang mengandung unsur apocalypse ini.

- Dystopia merupakan sub-genre yang futuristik; semua hal dan teknologi yang ada di masa depan yang bisa berdampak baik/ buruk.

Sub-genre ini hampir mirip dengan Apocalypse.

- Cyberpunk merupakan salah satu sub-genre yang unik, karena memiliki sub-genre lagi di dalamnya.

Wah, memusingkan ya? Tapi itulah faktanya.

Cyberpunk terdiri dari: Hacker (segala hal yang berkaitan dengan meretas dan dunia maya), Cyborg (robot), dan AI (artificial intelligence/ kecerdasan buatan).

- Sedangkan Space Opera, merupakan sub-genre yang berkaitan dengan antariksa. Sub-genre ini juga mempunyai 1 cabang sub-genre seperti Cyberpunk, yaitu Clockpunk (khusus untuk membahas segala hal mengenai waktu).

Nah, setelah mengetahui identitas genre fiksi ilmiah di atas, lantas, bagaimana cara menghasilkan karya fiksi ilmiah? Apa saja yang perlu dipersiapkan?

Dalam membuat cerita genre fiksi ilmiah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Karena genre ini bukan main-main, dan dibutuhkan ketelitian.

Pertama, hal yang perlu dilakukan yaitu riset. Riset dalam genre ini hukumnya wajib. Tanpa riset, cerita yang kita buat akan terkesan 'biasa' saja.

Dalam riset sebaiknya tidak hanya  dari satu sumber saja, bisa juga dari internet,  film, buku, materi pelajaran, dan jurnal-jurnal ilmiah.

Kedua, kenali lebih dalam ceritamu sendiri. Hukum ilmiah apa saja yang harus ada di sana, dan apa saja yang akan dibahas. Jangan sci-fi KTP alias judulnya saja yang 'sci-fi' tapi isinya zonk.

Semisal judul kalian mengenai time traveller, tapi yang dibahas malah tiba-tiba langsung  dari tahun 2020 loncat ke tahun 1997. Tanpa menjelaskan bagaimana proses time-machinenya, proses travelling-nya, dsb. Setiap detail harus diperhatikan karena dapat memicu plot hole.

Hukum ilmiah dan teknologi di sini sifatnya bebas. Asalkan didukung oleh data atau informasi yang akurat, dan berpeluang terjadi di masa depan.

√ Yang ketiga, inovasi atau pembaruan.

Genre sci-fi itu cakupannya luas dan banyak terdapat sub-genre di dalamnya seperti apocalypse, dystopia, cyberpunk, dll. Kalian bahkan bisa menciptakan universe sendiri dan berkelana jauh di dunia sains.

Kalian juga diperbolehkan untuk memutarbalikkan fakta tentang penemuan sains, menjadi sebuah terobosan besar. Bisa juga membuat teori sendiri, dan tentunya tidak lepas dari data ilmiah agar akurat.

√ Yang keempat, berani.

Jangan takut duluan sebelum mencoba menulis sci-fi. Buang jauh-jauh pikiran 'sci-fi itu berat'.

Justru, akan keren jika kamu berani ambil resiko itu. Nggak, tetap harus riset dengan teliti karena jika salah sedikit saja, akan menjadi boomerang bagi cerita kalian sendiri dan dipertanyakan oleh pembaca. Jika ingin memulai, mulailah dengan tema yang sedikit ringan, jangan langsung ambil tema yang berat.

Saat menulis, jangan lupa juga selipkan sedikit humor atau sesuatu yang tidak membuat bosan pembaca seperti gif dan visual yang berkaitan dengan scene tertentu.  Hal ini bisa untuk 'menghidupkan' cerita.

Dan jangan lupa, buatlah inovasi tadi. Pastikan melakukan survei dahulu pada beberapa cerita yang telah ada dan dipublikasikan. Yang saya tahu, kebanyakan cerita sci-fi di wattpad menceritakan tentang kiamat, bencana alam, zombie, virus, perang dunia, dan rata-rata hanya terinspirasi dari satu sumber seperti film the maze runner dan sejenisnya.

Cobalah buat sesuatu yang baru dan mendobrak yang telah ada. Kalian bisa mengambil inspirasi dari sub-genre yang dimiliki genre sci-fi.

Seperti contoh sub-genre cyberpunk adalah segala hal mengenai robot, hacker, dan kecerdasan buatan.

Sub-genre steampunk adalah sub-genre yang mengambil latar peradaban pada abad pertengahan, dan masih banyak lagi. Atau bisa juga dari web resmi organisasi dunia seperti channel National Geographic, web nasa.gov, BMKG, USGS, NOAA, WMO, dll.

Mari kita kupas tuntas, selain menjadi genre minoritas, mengapa sci-fi di Indonesia terasa seperti tidak mempunyai kesempatan untuk diperkenalkan kepada publik? Apakah mereka begitu tidak menyukai sains, atau ada hal lain?

📓 Sesi QnA 📓

1. Kak, apakah kartun doraemon termasuk fiksi ilmiah?

Doraemon sebenarnya masuk ke dalam genre fantasi. Namun,.ada beberapa unsur sub-genre fiksi ilmiah yang terdapat dalam kartu tersebut. Bisa dikatakan fiksi ilmiah jika genre ini mendominasi seluruh kartun, tapi nyatanya tidak.

2. Kakak telah menjelaskan tentang genre sci-fi di mana cakupannya sangat luas dan banyak terdapat di sub-genre yang lain. Jika kita menciptakan genre sci-fi di mana kita begitu sulit menentukan jalan dan menciptakan universe ceritanya,
a. Bagaimana cara kita supaya pembaca tertarik dengan genre sci-fi?
b. Dan apa saja manfaatnya?

4. Bagaimana caranya agar pembaca ingin dan tertarik membaca cerita Sci-Fi?

Menjawab pertanyaan nomor 2 dan 4 sekaligus, karena pertanyaannya sama.

Sebenarnya semua itu tergantung pada pribadi dan niat masing-masing. Kita tidak bisa memaksakan pembaca agar tertarik sepenuhnya dengan cerita kita, apalagi dengan genre fiksi ilmiah. Satu-satunya cara adalah matangkan dulu konsepnya, setiap detailnya, risetnya, kualitas cerita, dan cover cerita (ini senjata pamungkas untuk pembaca awam yang tidak tertarik dengan scifi).

Apa saja manfaatnya? Fiksi ilmiah tentu saja memberikan banyak dampak dan manfaat yang luas. Beberapa informasi yang diberikan melalui cerita bisa jadi merupakan hal yang baru bagi kalian, lalu menjadi sebuah pengetahuan baru juga bagi yang membacanya.

Er, anggap aja, yang nulis ilmunya jariyah.

3. Bagaimana, ya, cara menyelipkan humor dalam cerita scifi itu. Takutnya humor kita bukannya lucu malah jadi terkesan monoton dan memperburuk selera pembaca. Tapi, kalau gak ada humor pun kesannya cerita itu lurus aja atau (bagi sebagian orang) kaku.  Nah, jadi bagaimana saran dan tips menyelipkan humor itu, soalnya cerita kak Nisa, kalau soal humor gak usah dipertanyakan lagi. Hehe ....

Sebenarnya, humor di sini sifatnya spontanitas. Bukan terencana. Bisa terencana seperti para stand up comedy. Namun, itu yang ditakutkan; humornya monoton. Hanya suara jangkrik yang terdengar.

Jadi, setelah menghayati ceritamu sendiri, alur yang ditulis akan mengalir dengan sendirinya, dan humor yang terselip terkesan 'alami', tidak lebay dan monoton.

5. Genre Sci-Fi yang ringan dan nggak memerlukan banyak riset itu apa ya contohnya?

Semua bisa dikatakan ringan jika kamu punya pengetahuan yang luas, tanpa harus riset ulang. Ringan di sini bisa juga memicu cerita yang mainstream. Namun, hal itu bukan masalah, selama idenya dikemas dengan baik, serta peletakan plot twist yang tepat, bisa menepis stigma cerita yang mainstream.

Contoh: Film train to busan.

Mungkin memang mainstream karena sudah banyak film bertemakan zombie. Tapi eksekusinya yang berbeda membuatnya anti-mainstream.

6. Bagaimana cara kakak tetap konsisten menulis, padahal risetnya tidak mudah dan tidak sedikit?

Saya sendiri bahkan tidak konsisten dalam menulis satu cerita 😢
Biasanya ini terjadi saat cerita mendekati ending. Banyak godaan untuk membuat cerita lanjutan (sequel) atau tidak.

Karena iman saya goyah saat mendekati ending cerita, saya putuskan untuk membuat sebuah cerita berseri. Selain menjadi beban, ternyata cerita berseri bisa menjadi "janji" yang sudah kita tanam sebelumnya. Menurut saya cara ini efektif untuk menjaga konsistensi cerita.

Namun jika dirasa berat, buat saja cerita tunggal.

2. Setelah membaca penjelasan tentang sub-genre Apocalypse, di sana kakak memberikan contohnya zombie. Apakah cerita tentang zombie tidak menjurus ke fantasi, kak?

Ada banyak kemungkinan. Zombie itu sendiri bisa menjadi zombie karena notabene sudah terinfeksi, bukan? Darimana asal infeksi itu? Bagaimana cara penyebarannya?

Inilah fiksi ilmiah. Titik fokusnya adalah how (proses) , bukan what.

Satu lagi, dengan penjelasan bagaimana zombie tersebut ada, tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut dapat terjadi di kehidupan nyata.

3. Dalam melakukan riset untuk cerita genre sci-fi pasti tentunya tidak mudah, apalagi sumbernya tidak hanya satu. Apakah kak pernah pusing atau dalam diri kak takut salah (benar atau tidak) dalam melakukan sebuah riset dan bagaimana kakak mengatasinya?

Sering terjadi. Untuk mengatasinya (saat terkena writersblock) biasanya chill sebentar dengan nonton film, mencoba cari-cari inspirasi yang baru lebih dari satu sumber untuk memperkuat data.

4. Apa boleh dalam penulisan genre fiksi kita menambahkan sedikit cerita dari hasil pikiran kita sendiri, kak? Tetapi teori atau praktiknya belum ditemukan oleh ilmuwan.

Boleh saja. Asalkan logis dan dapat diterima, why not? Hal itu juga berpotensi untuk terjadi di masa depan. Kalau belum ada teori yang memperkuat, buat saja teori sendiri dengan data dan informasi yang sudah jelas-jelas ada.

Misalnya kamu mau buat serum X. Nah, bahan-bahan serum ini apa saja, zat-zatnya, bisa dicari melalui buku/ pelajaran kimia (data yang sudah ada).

5. Train to Busan masuk ke sub-genre yang pertama enggak? Kan kalau fiksi ilmiah perlu riset, dan riset kan harus benar-benar real. Kalau seandainya train to Busan masuk ke sub genre fiksi ilmiah itukan zombie aslinya gak ada? Jadi fiksi ilmiah sama buku ilmiah sama enggak?

Apakah Jules Verne saat menulis teknologi dalam pikirannya, sudah ada juga saat itu?

Belum. Namun, dia merancangnya dari data yang sudah ada dan sudah dikaji, sehingga akurat.

Sama dengan jawaban pertanyaan nomor 2, titik fokus genre ini adalah how. Urusan ada tidaknya, terjadi/ tidak terjadinya hal itu (termasuk zombie) sudah bukan dalam cakupan kita. Namun, data tersebut membuka kemungkinan bahwa hal itu bisa saja terjadi di kehidupan nyata.

Menambahkan, fiksi ilmiah dan buku ilmiah tentu saja beda. Sudah jelas, fiksi ilmiah adalah fiksi spekulatif, ada bumbu fiksi di dalamnya namun berpeluang untuk terjadi di kehidupan nyata.

Sedangkan buku ilmiah merupakan buku yang sudah dikaji data dan kebenarannya oleh para ahli tanpa ada tambahan fiksi sedikitpun.

Em, jadi intinya, fiksi ilmiah bukan semengerikan atau sesulit yang dibayangkan, ya. Just try it. Kamu belum tahu selama belum mencobanya.

Dan saya harap, dengan pembahasan tadi, bisa bermanfaat dan kalau bisa, ada yang mencoba membuatnya. Hitung-hitung, membantu mengangkat genre fiksi ilmiah agar tidak lagi dikatakan sebagai genre minoritas.

Semangat everyone!🌼🌼✨❤️

Kampus AWAN

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro