Delila berkeinginan lalui California dengan sepeda. Pedalnya terbuat dari plastik buangan kondominium dan belulang orang-orang yang tak makan di hari Minggu. Aku akan bersemu tiap kali senandungnya melewati Miami dan beranjangsana ke Michigan bersama dengan surat-surat pengadilan yang terjatuh di atas bata merah tanah.

Delila berkeinginan mengunjungi Detroit dengan mobil van bekas keluaran tahun-tahun hitam ke belakang. Di sana aku akan menari tango dan memasak kepala ayam yang tak akan pernah matang sebelum tahun baru untuk ibu-ibu beranak lima. Lalu kepalaku akan meledak di musim panas dan tetanggaku tidak pernah suka.

Delila berkeinginan memunggungi Niagara. Setiap sore, aku akan memancing di airnya sambil berkecipak memakai baju badut dan topi bulu angsa. Bilamana sipir-sipir mulai tunggang langgang membawa gadis kaukasia ke jeruji alumunium, akan terbangunlah aku sembari merayau tentang perayaan ulang tahun ketujuh belas.

Delila berkeinginan dimiliki Amerika. Kemudian, untuk satu-dua-tiga angin yang ditelanjangi, aku akan mengajak Delila pergi. Ke mana saja melainkan rumah bordilnya yang berbau apek dan berpintu sarang rayap hutan.