02 Es Krim

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ricky baru menyelesaikan mata kuliah terakhir. Dia merapikan buku-buku pelajaran serta alat tulis.

"Rick! Yuk ke kafe!"

Seorang Pemuda berkulit putih dan berparas tampan mengajak Ricky. Pemuda itu sudah siap sejak tiga menit yang lalu.

"Iya, Fen. Yuk!"

Ricky berjalan menuju temannya berdiri. Ia langsung merangkul pundak Pemuda itu yang lebih pendek darinya.

"Lepasin rangkulan lo! Berat sumpah!" kesal Pemuda itu berusaha melepaskan tangan Ricky.

"Iya-iya. Gitu saja diributin heran!" sahut Ricky mengalah.

Fenly Christovel. Pemuda yang masuk jurusan Kesenian seperti Ricky. Mereka sudah menjalin persahabat sejak awal Ospek.

"Ye! Sudah tahu badan lo kaya gorila! Sadar diri bos!" Fenly tak mau kalah.

Ricky lebih baik diam. Jika ia membalas yang ada Fenly akan mengeluarkan jurus ngengas ya.

Keduanya telah sampai di kafe bernama 'Frozen'. Fenly sudah berjanji akan mentraktir Ricky kemarin.

"Selamat datang di kafe Frozen," sambut petugas wanita bernama Ana ramah.

"Buat berapa orang Mas?" tanya Ana.

"Dua orang," jawab Fenly cuek.

"Oh. Ayo ikuti saya." Ana menuntut kedua sahabat itu ke meja di pojokan. Hanya tersisa satu tempat dan dua bangku di sana.

Ricky duduk terlebih dahulu, disusul Fenly. Ana lalu mengeluarkan buku catatan kecil.

"Mas ya mau pesan apa?" tanya Ana.

Fenly tak memilih. Ia akan memesan es krim yang sama seperti biasanya.

"Gue es krim tropical tiga rasa."

"Kalau saya hmm... bingung mau pesan apa. Mbak Ana ada rekomendasi kah?" tanya Ricky bingung.

Ana menujukkan beberapa menu es krim terbaik di kafe. Ricky tak fokus mendengar, ia lebih memilih memandangi wajah Ana yang terlihat cantik apalagi dibalut kerudung berwarna merah.

"Mas... mas! Jadi mau pesan yang mana?" Ana sudah selesai menjelaskan. Ia menahan kesal sejak Ricky memandangi wajahnya.

"Hmm... saya sih terserah Mba Ana saja." Ricky menjawab sambil tersenyum khasnya.

Fenly memutar kedua mata malas. Sifat tebar pesona Ricky jika melihat cewek cantik pasti keluar.

"Oke Mas. Di tunggu ya," ucap Ana. Ia langsung membawa kertas pesanan ke dapur.

"Woi! Sudah kali lihatan Mbak nya!" Fenly memukul kepala Ricky menggunakan buku menu.

"Aduh! Sakit tahu Fen!" Ricky meringis.

"Hahaha... dasar playboy cap gorila!" Fenly mengejek.

Ricky tak peduli. Ia lebih baik melihat-lihat foto di ponselnya. Ia akan meng-upload foto saat di kampus tadi.

Fenly sendiri memilih untuk memandang luar kaca kafe. Ia tak sengaja melihat sosok wanita cantik menggunakan topi dan kacamata.

"Cantik," gumam Fenly tanpa ia sadari.

Ricky terkekeh kecil. Fenly melirik tajam ke arahnya.

"Hahaha... bilang cantik dari jauh, kalau Cowok mah langsung di depan orangnya," ledek Ricky.

"Bodo amat! Mau gue lempar granat lo!" Fenly emosi.

Beberapa pasang mata menatap ke arah mereka. Ricky menutup wajah dengan buku menu dan Fenly pura-pura bermain ponsel.

Pesanan pun datang. Ana menaruh pelan-pelan semangkok es krim berukuran jumbo di atas meja.

"Silahkan menikmati," ucap Ana tersenyum tipis.

"Sama-sama. Lain kali Mbak Ana temani saya makan es krim ya," ujar Ricky mengeluarkan jurus gombalan.

Ana hanya tersenyum. Ia pun pergi meninggalkan meja kedua sahabat itu.

"Ganteng sih... tapi sayang nyebelin," gumam Ana pelan.

Ricky dan Fenly menikmati es krim dengan lahap. Fenly hampir menghabiskan setengah es krim di mangkok.

"Thank's ya Fen. Nggak nyesel gue ikut lo ke sini," ucap Ricky.

"Ya!" jawab Fenly.

Fenly sedang memikirkan cewek yang melintasi di depan kafe ini. Sepertinya ia terkena kutukan cinta pandangan pertama.

...RZ...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro