03 Gagal

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah acara traktir Fenly di kafe Frozen, Ricky jadi sering mengunjungi kafe tersebut. Terkadang sendiri atau ditemani Fenly dengan iming-iming mau beliin Fenly es krim.

Seperti hari ini, Ricky datang sendiri ke kafe Frozen. Pelayan bernama Ana menyambut kehadirannya.

"Selamat datang di kafe Frozen," sambut Ana sopan.

"Halo Ana," sapa Ricky ramah.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Ana tanpa mempedulikan sapaan Ricky.

Jujur, Ana sudah capek menanggapi tingkah absurd Ricky setiap berkunjung ke sini. Namun, tugas Ana sebagai pelayan yang menyambut kedatangan para pelanggan kafe.

"Hmm... kamu sibuk gak?" tanya Ricky.

Ana menghela napas pelan. Ia menatap Ricky sambil tersenyum paksa.

"Mas, jika tidak mau pesan lebih baik keluar saja," ujar Ana penuh penekanan.

Ricky hanya menyengir lebar. Ia pun berjalan pergi ke meja biasa dirinya duduk.

"Permisi, saya mau pesan," ucap Ricky mengangkat tangan kanan ke atas. Ia fokus membaca buku menu.

"Ada yang bisa saya bantu Mas?" tanya pelayan wanita.

Seorang pelayan lain menghampiri Ricky. Ricky mengalihkan pandangan ke depan karena asing mendengar suara si pelayan.

"Loh? Kok bukan Ana?"

Ricky mencari keberadaan Ana, tetapi tak menemukannya sosok Ana sama sekali. Dan hal itu membuat mood Ricky menjadi tak baik.

"Mas? Mau pesan apa?" tanya pelayan wanita bernama Wina.

"Saya pesan es krim double coklat karamel. Tolong dibungkus saja ya," jawab Ricky lemas.

Wina pun mencatat pesanan Ricky. Ia pergi meninggalkan Ricky untuk memberikan pesanan kepada koki di dapur.

"Huh! Si Ana sayangku tapi belum kemana ya."

Di balik pintu dapur, Ana menatap sosok Ricky dari kejauhan. Ia penasaran dengan reaksi Ricky saat bukan dirinya yang menghampiri.

"Haha... makanya jadi cowok jangan kegatelan," ucap Ana puas.

Ana pun memilih untuk beristirahat. Ia tak semangat bekerja jika pelanggan rese itu datang.

Di meja Ricky...

Pesanan sudah datang. Ricky langsung mengambil pesanan yang sudah dibungkusi kotak dan plastik sedemikian tersusun rapi.

"Nih uangnya. Kembalian ya buat Mbak Wina saja," ujar Ricky.

"Terima kasih, Mas ganteng. Lain kali mampir ke sini ya," balas Wina senang mendapatkan uang tip tambahan.

Ricky pergi meninggalkan kafe dengan langkah gontai. Padahal rencana Ricky saat ini untuk meminta nomor Ana. Entah kenapa semenjak bertemu Ana, Ricky selalu terbanyang wajah cantik dan senyum ramahnya.

"Ana... lain kali lo nggak bisa menghindari Ricky Zakno."

Di kampus...

Fenly masih berkutat di depan layar laptop. Tugas yang akan dikumpulkan dua minggu ke depan sudah Fenly kerjakan. Sungguh mahasiswa yang patut di contoh.

Tik!

"Selesai juga," ujar Fenly senang.

Fenly meregangkan otot-otot terutama tangan. Ia tersenyum puas melihat hasil pekerjaan yang telah selesai.

"Waktunya pulang."

Baru saja Fenly merapihkan laptop, sosok Pemuda bertubuh besar duduk di depannya. Suara gaduh membuat Fenly ingin sekali memarahi.

"Rick! Kebiasaan banget sih datang-datang nggak santai!" Fenly mengomel.

"Berisik lo kayak emak-emak rumpi!" sahut Ricky tak kalah kesal.

Ricky menidurkan kepala di atas meja. Tas Fenly dijadikan alas sebagai bantal.

"Woy! Tas gue itu!"

Ricky tak peduli. Mood ya sedang tidak baik sore ini.

Fenly sudah siap menarik tas miliknya. Namun, tak sengaja matanya melirik ke arah kantong kresek yang di bawa Ricky.

"Rick! Itu es krim dari kafe Frozen bukan?" tanya Fenly memastikan.

"Hmm...,"

Fenly tersenyum penuh arti. "Tuh es krim boleh buat gue nggak?" tanya Fenly lagi.

"Ambil saja! Makan dah sepuas lo sampai bungkusnya habisin!" jawab Ricky kesal.

"Asik! Yakali gue makan bungkusnya juga. Terima kasih ya, sahabat gorila gue," ujar Fenly.

Dengan gerakan cepat, es krim di dalam bungkus sudah dikeluarkan. Fenly memakan es krim dengan nikmat.

...RZ...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro