13 Fiki

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Fiki kembali mengunjungi kafe Frozen setelah mengantar Fajri pulang. Ia belum berani mengajak kedua sahabatnya karena malu. Padahal Fiki sendiri pun suka malu-maluin.

"Sampai juga," ujar Fiki memakirkan motor rapi.

Abang tukang parkir langsung muncul tiba-tiba datang diundang. Padahal tadi tempat khusus parkiran sepi.

"Silahkan mampir di kafe," ucap Abang parkir tersenyum lebar hingga terlihat gigi ompong.

"Gue rasa tuh kang parkir jelmaan hantu dah," gumam Fiki seketika merinding bulu romanya.

Fiki beranjak menuju pintu utama kafe. Ia berhenti sejenak lalu mengambil napas perlahan.

"Semoga si Zahra ada hehe..."

Kling!

Suara bel tanda seorang pelanggan masuk atau berkunjung ke kafe Frozen. Belum lama ini bel itu dipasang karena salah satu karyawan saat itu memberi saran kepada si Bos besar alias Shandy.

"Selamat datang di kafe Frozen," sapa pelayan bernama Ana lembut.

"Iya, terima kasih," jawab Fiki sambil pandangan mata mencari keberadaan seseorang.

"Pasti mau cari Zahra ya," ucap Ana tersenyum geli.

Fiki langsung mengalihkan pandangan ke Ana. Ia sungguh malu karena terlalu ketara sekali mencari nama yang disebutkan tadi.

"Hehe iya," balas Fiki menahan malu.

"Si Zahra hari ini libur. Soalnya dia ada kegiatan sekolahnya," jawab Ana memberitahu.

Seketika Fiki lemas. Padahal dia sudah bersusah payah menghapalkan dialog untuk mengajak Zahra pergi.

"Jangan sedih gitu," ledek Ana.

Suasana di kafe agak sepi jadi Ana masih mengajak ngobrol Fiki santai. Fiki menggarukan kepala yang tak gatal. Dia ingin balik pulang tetapi sudah tanggung juga. Belum lagi cacing di perutnya minta diisi.

"Nggak kok hehe..."

"Oh iya. Keasyikan ngobrol jadi lupa tanya saya. Mau pesan untuk berapa orang?" tanya Ana kembali bekerja.

"Satu orang saja Kak Ana," jawab Fiki melirik papan nama di seragam Ana.

"Oke deh. Silahkan kamu duduk di sana untuk satu orang," ujar Ana menunjukkan tempat kosong.

"Terima kasih, Kak Ana," balas Fiki tersenyum kecil.

Fiki pun berjalan menuju ke tempat yang telah diberitahu Ana. Kali ini seorang pelayan Pria datang menghampirinya.

"Selamat siang, mau pesan apa?" tanya si pelayan bernama Raka.

"Hmm... saya mau pesan lava cake ice cream sama minumnya orange juice," jawab Fiki.

Raka segera mencatat pesanan Fiki. "Apa ada yang lain?" tanyanya kembali.

"Tidak ada Kak," balas Fiki menyengir.

"Oke. Ditunggu sebentar pesanan ya," ujar Raka, lalu pergi menuju dapur.

Kebetukan Raka salah satu koki di kafe Frozen. Raka sudah bekerja di kafe ini sejak awal dibuka, bisa dibilang Raka adalah keponakan dari Nindy yang berusaha hidup mandiri.

Tak lama pesanan Fiki datang. Kali ini pelayan lain yang membawa nampam berisi pesanan.

"Silahkan dinikmati, Adik kecil yang sedang pedekate sama Zahra hehe...," goda Wina.

Fiki tersenyum kikuk. Padahal ia baru berkenalan sama Zahra beberapa hari yang lalu, tetapi berita itu seakan cepat tersebar luas.

"Hehehe..." Fiki hanya menyengir.

"Zahra lagi libur sekarang. Nih, saya bantuin kamu buat pedekate sama dia," ucap Wina sedikit berbisik.

Kedua netra Fiki menatap Wina penuh tanda tanya. Wina sendiri menahan tawa.

"Ini saya kasih nomor WA Zahra," ucap Wina.

Secarik kertas diberikan kepada Fiki di atas meja. Wina pun pergi dengan senyum puas setelah melihat ekspresi Fiki yang lucu.

Fiki diam sebentar, lalu mengambil kertas di atas meja cepat. Dia taruh di kantong seragam sekolah. Senyum Fiki mengembang lebar.

Di dapu kafe...

"Hahaha... kamu parah ya Win godain anak sekolah," ledek Raka.

"Hehehe... gapapa Bang. Biar Zahra nggak haluin member UN1TY mulu kasian," balas Wina tertawa.

Raka hanya geleng-geleng kepala melihat kelakukan Wina. Ia segera melanjutkan membuat pesanan untuk pengunjung lain.

"Yuk! Semangat membuat menu baru setelah ini!" seru Raka lantang.

"Semangat Bang Raka!" sahut Wina mengacungkan jempol.

Raka tersenyum kecil. Wina kembali berkerja mengantarkan pesanan.

.....RZ.....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro