45 Meet Up

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sudah dua minggu lamanya Gilang berada di kota Jakarta. Tak terasa dua minggu lagi ia akan kembali ke kota asal.

Gilang baru terbangun dari tidur nyenyaknya. Semalam ia habis begadang dengan Adik sepupunya yaitu Ricky. Ricky menceritakan bahwa ia sudah berpacaran dengan Ani.

"Selamat pagi yo," ucap Gilang sambil mengucek mata pelan.

Gilang mulai merapikan tempat tidur, membuka gorden kamar lalu berjalan menuju kamar mandi. Ia akan melakukan ritual di pagi hari.

Selang limabelas menit, Gilang keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih cerah. Ia mengambil benda pipih di atas meja.

"Ryujin, kamu tambah cantik aja sih. Jadi ingin memiliki kamu tapi sayang susah untuk digapai," ucap Gilang memandangi gambar cantik di layar ponsel.

(Ryujin)

Helaan napas berat, Gilang tetap mengidolakan Ryujin walau tak bisa memiliki. Ia adalah fans garis keras Ryujin.

Drtt!!

Layar ponsel Gilang bergetar menandakan ada panggilan masuk. Tertulis di layar ponsel miliknya bernama 'Ricky Adik Sepupu'.

"Lah, kenapa nih bocah pakai segala telepon padahal tinggal satu atap?!" Gilang heran.

Pria pemilik senyum manis ini akhirnya mengangkat panggilan Ricky juga. "Halo," ucapnya.

Sekitar lima detik panggilan tiba-tiba terhenti. Pihak yang menelepon telah mematikan panggilan.

Tok!

Tok!

Tok!

"Abang Gilang ku sayang. Ayo cepat bangun! Iky sudah buatin sarapan spesial buat Abang Gilang nih."

Ricky mengetuk kencang pintu kamar Gilang. Gilang reflek berjalan cepat membuka pintu.

Sosok Pria bertubuh kekar sudah tersenyum tipis. "Halo Bang. Gue lagi senang dan gue buatin sarapan. Lo harus cobain."

Setelah mengatakan kalimat itu, Ricky langsung pergi menuruni anak tangga. Gilang hanya bisa mengelus dada pelan.

"Gini amat punya Adik sepupu," keluhnya.

Gilang pun turun ke lantai bawah, ia tak lupa menutup pintu kamar kembali. "Kuy sarapan!"

"Selamat pagi Bang Gilang!" sapa Ricky riang.

"Pagi Ky. Asik dah yang sudah punya Ayang Bebeb beda aura," goda Gilang.

"Yoi Bang! Hari ini gue mau ajak dia nonton dan jalan-jalan sepuasnya. Lo mau ikut gak, Bang?"

Ricky menunggu jawaban Gilang. Senyum bahagia tak pernah lepas darinya.

"Nggak deh, Ky. Nanti gue malah jadi obat nyamuk," jawab Gilang menolak.

"Oke, Bang. Yuk sarapan dulu. Itu ada nasi goreng kentang balado kesukaan lo." Ricky membalas.

"Wih... mantap. Mari maka--,"

Sebelum Gilang menyuap nasi goreng ke dalam mulut. "Berdoa dulu Bang Lang," tegur Ricky.

"Ehehe... maaf," ujar Gilang.

Kedua adik kakak sepupu ini pun memulai sarapan pagi. Tak ada obrolan kecil selama sarapan.

.....

Gilang memilih untuk berjalan-jalan di sekitar kawasan Jakarta Pusat. Ia berkunjung ke salah satu coffee shop.

"Gue butuh kopi buat merilekskan pikiran," gumam Gilang.

Saat Gilang mau masuk ke dalam kafe, sebuah tangan tak sengaja menyentuh tangannya. Keduanya saling bertatap-tatapan.

"Eh maaf, Kak," ucap seorang Wanita bertubuh gemuk.

"Iya gapapa. Silahkan masuk duluan," balas Gilang tersenyum tipis.

Deg!

Wanita itu merasakan getaran di dada. Jantung berdebar-debar tak karuan.

"Mbak. Kok gak masuk," ujar Gilang melambaikan tangan tepat di wajah sang Wanita.

"Ehh... maaf ya Kak. Nama aku Ade, Kakak siapa?"

Ade memperkenalkan diri dengan perasaan malu-malu. Sepertinya Ade terpikat oleh pesona senyuman manis seorang Gilang.

"Nama Kakak Gilang," jawab Gilang masih tersenyum.

"Makasih ya, Kak. Ade masuk dulu," ucap Ade malu.

"Bagaimana kalau kita bareng saja, sama-sama sendiri juga kan?" tawar Gilang.

"Bo-boleh Kak," jawab Ade gugup.

.....

Gilang dan Ade, baru pertama kali kenal, namun keduanya sudah terlihat akrab. Para pengunjung lain melihat hal itu dibuat gemas.

"Haha... Kak Gilang sudah manis, lucu lagi," ucap Ade memuji.

"Wih... baru kali ini saya dibilang manis oleh Wanita menggemaskan di depan saya," balas Gilang menggombal.

Semburat tipis merah muncul di kedua pipi Ade. Ia sangat beruntung datang ke coffee shop ini sendiri setelah mendapatkan rekomendasi dari sang Abang.

"Ihh Kak Gilang mah. Ade jadi malu tahu," ujar Ade menutupi seluruh muka dengan kedua tangan.

Gilang yang gemas mencubit kedua pipi Ade. Entah dapat keberanian darimana Gilang melakukan hal itu.

Tak lama pesanan mereka datang. Sang pelayan pria menaruh dua cangkir kopi latte cappucino di atas meja.

"Selamat menikmati dan kami ada paket khusus untuk pasangan hari ini. Jadi, Mas dan Mbak akan mendapatkan satu porsi spagetthi gratis."

Perkataan sang pelayan bernama Brian membuat Ade dan Gilang saling melirik kecil. Awalnya Ade ingin protes, tapi Gilang menghentikannya cepat.

"Wahh... makasih loh," ucap Gilang tersenyum.

"Sama-sama. Saya permisi dulu," Brian meninggalkan meja mereka.

"Kak Gilang! Apa-apaan sih?!" kesal Ade, namun dalam hati mah senang.

"Hihihi... gapapa sekali-sekali ya toh," balas Gilang tersenyum manis.

Ade menjadi salah tingkah dibuatnya. Mimpi apa dia semalam dapat bertemu dengan seorang Pangeran manis di depannya sekarang.

......RZ......

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro