49 Selesai

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Farhan sudah tiga hari berada di rumah. Ia sedang duduk santai di teras belakang rumah. Kolam renang begitu tenang karena memang tak ada yang renang.

"Akhirnya gue bisa menikmati ketenangan ini dan udara segar. Bukan suara mesin, bau obat-obatan dan dinding putih terus."

Secangkir teh dari Jepang begitu menggugah selera. Farhan meminum teh dengan perlahan-lahan.

"Hangat benar di tenggorokan," ucapnya lega.

Tiba-tiba datang Fajri dengan seragam lengkap yang telah terpakai rapi. Fajri melihat sang Abang tersenyum membuatnya reflek ikut tersenyum.

"Bang Han," panggil Fajri.

"Eh, ada Adik Abang yang paling ganteng, sini duduk," balas Farhan ramah.

Fajri pun duduk di sebelah Farhan. "Bang, lagi ngapain?" tanyanya.

"Lagi menikmati teh Jepang di pagi hari nih. Kamu mau nggak, Ji?" tanya balik Farhan menawarkan.

"Nggak dulu Bang Han. Aji mau berangkat sekolah," jawab Fajri.

"Oh iya, kamu kan mau sekolah ya. Mau Abang antar?" Farhan menawarkan diri.

Fajri terdiam sebentar. "Boleh sih Bang Han tapi kan...,"

"Tenang Abang sudah sembuh kok Ji." Farhan memotong.

"Oke deh," sahut Fajri senang.

Sudah lama ia tak diantarkan oleh Farhan ke sekolah. Ia lebih sering naik bus atau diantar oleh Ricky.

"Abang mau panasin mobil dulu. Kamu sarapan sana, ada roti bakar cokelat sama segelas susu putih hangat kesukaan kamu di meja makan," ucap Farhan.

"Wah! Abang Han memang terbaik!" seru Fajri memberikan sebuah jempol kepada Farhan.

Senyum Fajri semakin merekah. Perubahan sikap Abangnya tampak terlihat seperti dulu. Fajri memeluk Farhan singkat, lalu berlalu kecil menuju meja makan.

"Makasih ya Bang Han. Aji sayang banget sama Abang," bisik Fajri malu-malu.

"Abang senang lihat kamu tersenyum mulu Ji. Maafin sikap Abang yang dulu ya," ujar Farhan pelan. "Terima kasih Aji sudah mau bersabar menghadapi sikap egois Abang."

Farhan pun bersiap-siap. Ia mengambil kunci mobil di kamar, setelah itu pergi ke bagasi untuk memanaskan mobil.

.....

Penampilan Ricky pagi ini terlihat santai namun rapi. Kaos warna kuning, jaket hitam dan celana jeans hitam, jangan lupakan kacamata.

Ricky akan berangkat ke kampus di hari yang cerah. Ia berniat akan membawa motor kali ini.

"Pemiliknya udah ganteng, motor ya juga ganteng, siap-siap jalan aja," ucap Ricky berkaca di spion motor.

Saat Ricky akan menaiki motor biru kesayangannya. Ia melihat seseorang yang tak lama menampakkan diri, kini sedang berdiri di depannya.

"Hai Rick," sapa seorang Pria berambut kribo.

Ricky sesaat terdiam mematung. Ia tak tahu harus merespon seperti apa.

"Ini pasti cuma mimpi, tapi gak mungkin juga lah!" batin Ricky berseteru.

Farhan, nama Pria itu berjalan menghampiri Ricky. Ricky masih terdiam mencerna semua ini.

"Ky...," panggil Farhan menatap lurus wajah Ricky.

"Kalau mau ngajak ribut nanti aja deh, gue mau berangkat kuliah dulu," ucap Ricky datar.

Farhan paham. Perubahan sikap dirinya pasti membuat Ricky merespon seperti itu.

"Gue nggak ngajak lo ribut kok. Gue ke sini mau minta maaf sama lo. Gue terlalu egois buat menyelesaikan masalah kita dulu."

"Sorry Bang Han. Gue nggak tahu harus berkata apa-apa," balas Ricky menepuk bahu Farhan pelan.

"Gue mau berangkat kuliah nih bentar lagi masuk. Nanti kalau udah selesai gue kabarin buat ketemuan di mana ya." Ricky tersenyum tipis.

"Oke, Bang Han," ucap Ricky menunggu jawaban.

"Iya, Ky. Makasih ya. Sukses terus kuliah ya jangan kebanyakan pacaran," jawab Farhan mengajak Ricky bertos ala bro.

Tak lama Fajri datang. Ia melihat kedua Pria di depannya penuh rasa takut.

"Bang Han... Bang Iky...," ujar Fajri pelan. Sungguh ia tak mau sampai terulang kembali kejadian tempo lalu di rumah Ricky.

"Eh Aji, udah siap?" tanya Farhan tersenyum.

"I-iya, Bang Han," jawab Fajri gugup.

"Halo Ji. Semangat sekolah ya. Jangan buat Bang Han sama Bang Iky kecewa ya sama nilai-nilai sekolah kamu," sahut Ricky menyemangati. Ia juga merangkul pundak Farhan.

Kedua mata Fajri melotot. Apakah dirinya tidak salah lihat? Fajri sampai memukul pipinya pelan.

"Awh! Sakit!" rintihnya.

"Hahaha... Aji kamu ada-ada aja," ujar Ricky. Ia mengacak rambut Fajri gemas.

"Bang Han, Aji. Gue berangkat dulu ya. Sampai jumpa nanti," pamit Ricky.

Ricky menaiki moge alias motor gedenya. Ia pun mengucapkan salam, lalu melajukan motornya cepat menuju kampus.

"Yuk, Ji. Kita berangkat juga takut telat nanti," ajak Farhan.

"I-iya Bang," jawab Fajri masih memikirkan pemandangan di depan mata tadi.

"Nanti Bang Han ceritain," ucap Farhan. Fajri hanya mengganggukan kepala kecil.

Fajri dan Farhan memasuki mobil. Mobil berwarna hitam itu melaju pergi meninggalkan perkarangan rumah.

Satu-persatu masalah perlahan mulai selesai. Bagaimana chapter selanjutnya?

......RZ......

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro