50 Selesai (2)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Andai ku jadi bintang...

Bintang hatimu...

Andai aku jadi awan kau pelangiku...

Meramaikan dunia cinta sahabat...

Mewarnai hidupku...."

Fenly tengah menyanyikan sebuah lirik lagu dengan ditemani petikan gitar dan tentu suara merdunya. Lagu berjudul "Bintang di Hati" milik Melly Goeslow menjadi isi hatinya malam ini.

Cahaya rembulan membuat Fenly semakin menikmati suasana malam. Ia tak habis pikir melihat ciptaan kuasa Tuhan yang sangat indah dan sempurna.

Tiba-tiba bayangan wajah seorang Wanita membuat Fenly tersenyum tipis. "Walau kita belum jadian, tapi aku akan berusaha meluluhkan hatimu... Rena."

"Tahap demi tahap akan kulalui. Tunggu diriku... Rena," ucap Fenly mengakhiri momen malam ini.

Fenly masuk kembali ke dalam kamar. Sejak tadi ia berada di balkon luar kamar hampir satu jam lamanya.

"Gue ucapin dulu ah sebelum tidur," ujarnya. Ia meraih ponsel miliknya yang berada di atas kasur.

Satu nama Fenly telurusi di dalam kontak ponsel. 'Renly 🌹', nama yang tertera di sana.

Beberapa kali Fenly mengetik lalu menghapus pesan tersebut. Ia bingung harus mengirim pesan apa.

Ting!

Ada sebuah notifikasi masuk di aplikasi obrolan berwarna hijau. Fenly terdiam sesaat.

Renly🌹
"Selamat malam... Kovel 😊"

Ternyata pesan itu datang dari Rena. Fenly langsung melompat-lompat di atas kasur. Ia tak menyangka bahwa Rena duluan yang mengirimkan pesan ucapan selamat malam kepadanya.

"Gue semakin cinta sama lo, Rena."

Fenly
"Selamat malam juga... Rena 💙"

Kedua sudut bibir Fenly terangkat ke atas membuat sebuah senyuman. Bagi yang melihat senyum Fenly akan dipastikan para Wanita akan luluh dibuatnya.

"Gue malam ini bisa tidur nyenyak," ucap Fenly bahagia.

Pria berkulit putih itu tak lupa untuk berdoa kepada Tuhan-nya. Ia pun menarik selimut dan terlelap masuk ke dalam mimpi.

.....

Rena tengah mengelap meja kafe. Ia sudah sejak jam 6 pagi berada di dalam kafe. Biasanya ia malah datang hampir telat akibat kesiangan mengerjakan tugas kampus semalaman.

"Pagi Rena," sapa Raka.

"Pagi Bang," balas Rena tersenyum tipis.

Kerutan di kening Raka muncul. Ada yang berbeda dari diri Rena pagi ini menurutnya.

"Kenapa Bang lihat gue gitu amat?"  tanya Rena bingung.

"Eeh... nggak kok. Yaudah lanjut kerja lagi. Semangat pagi!" jawab Raka, lalu berjalan menuju meja di sudut kafe.

Rena hanya tersenyum. Ia pun melanjutkan kembali mengelap meja-meja sampai terlihat kinclong. Ia tak menghilang senyuman di sudut bibir.

"Kovel lagi apa ya sekarang?" gumam Rena bertanya-tanya.

Semalaman dirinya dan Fenly saling membalas pesan di aplikasi berwarna hijau. Rena agak sedikit menyesal tidak mengenal sosok Fenly sejak dulu.

"Aaa... Kovel lo bikin gue gila," ucap Rena pelan. Ia memegang kedua pipinya yang bersemu merah.

Tiba-tiba Raka datang menghampiri Rena kembali. Ia memegangi kening Rena, lalu melepasnya cepat.

"Nggak demam," ucap Raka bingung.

"Ish! Apaan sih lo Bang?!" seru Rena kesal.

Bisa-bisanya Raka mengganggu kesenangannya. Ia jadi tak mood bekerja.

"Maaf ya. Gue kira lo lagi sakit. Soalnya sikap lo aneh pagi ini," ucap Raka terlewat jujur.

Rena semakin kesal. Ia menginjak kaki kiri Raka kencang, lalu membelakangi tubuh Raka.

"KBL! KBL! Kesel Banget Loh!"

Kovel🌹
"Semangat kerja ya 💙"

"Aaah!"

Rena reflek menjerit setelah membaca pesan dari Fenly. Ia langsung menutup mulut rapat-rapat. Ingin rasanya Rena mengumpet saat ini juga menahan malu.

.....

Hal itu membuat Wina dan Zahra terheran-heran. Sejak tadi keduanya berdiri di meja kasir sambil melihat keanehan dari sifat teman kerjanya itu.

"Kak Wina," panggil Zahra.

"Iya Ra," jawab Wina.

"Itu... Kak Rena kenapa ya?" tanta Zahra penasaran.

"Aku juga nggak tahu Ra," jawab Wina bingung.

"Tumben banget ya. Biasanya kan Kak Rena wajahnya datar terus datang nya suka telat. Kok pagi ini berbeda ya," ucap Zahra polos.

Wina hampir saja terjungkal ke lantai. Ia melirik Zahra penuh kegemasan.

"Zahra..."

"Ada apa Kak Wina?" tanya Zahra menatap polos senior di kafenya itu.

Wina menepuk keningnya pelan. Ia tak tahu harus merespon seperti apa. Dia pun juga bingung dengan perubahan sikap Rena tersebut.

"Kak," panggil Zahra pelan.

"Udah yuk. Kita kerja lagi sebelum kafe Frozen ya buka," ucap Wina mengalihkan pembicaraan.

"Oke, Kak," jawab Zahra tersenyum lebar.

Sebelum melanjutkan pekerjaan yang tertunda, Wina melirik ke arah Rena sekilas. Ia harus menanyakan ke Rena langsung saat jam istirahat atau pulang kerja nanti.

.....

Ricky telah selesai ujian. Ia berniat untuk pergi ke kantin mengisi perut yang terasa kosong.

"Woy Gorila!"

Tiba-tiba ada memanggil Ricky dengan sebutan hewan. Dan Ricky sudah tahu siapa pelakunya.

Ricky terus melanjutkan perjalanan. Ia mengabaikan panggilan yang menurutnya ghaib.

"Rick! Tungguin gue elah!" seru Fenly.

Sosok Fenly sudah berada di sebelah kanan Ricky. Ia mengikuti langkah sahabatnya itu yang cukup cepat.

"Ky! Pelan-pelan napa!" Fenly kesal.

Ricky menghentikan langkahnya. Ia menatap Fenly tajam menusuk.

"Gak!" Ricky membalas cepat.

Dan akhirnya ada aksi kejar-kejaran antara kedua sahabat ini. Semua yang melihat hanya tersenyum kecil. Lumayan ada hiburan setelah ujian tadi pagi.
.
.
.
.
.

.......RZ......

___Selesai___

Alhamdulillah selesai juga cerita saya berjudul "RZ". Terima kasih kepada para readers yang sudah mau mampir, menunggu, membaca dan meninggalkan jejak di cerita ini.

Happy Friday ✌️✌️✌️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro