Bedebah!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kau membangun sekat dari baja untuk mengurung hatiku dalam bingkai rasa bersalah. Kau menuduhku sebagai pelaku,seolah-olah kau tak pernah berbuat salah.

Kau menatapku penuh emosi, seakan kau ingin membunuhku. Namun tak kau lakukan itu, meski aku berharap kau melakukannya. Mungkin mati adalah pilhan terbaik. Atau barangkali itulah maumu.

Yang terjadi kemudian, kau meneteskan air mata. Bola mata indahmu menangis untukku? Tidak! Kau tidak menangisiku. Barangkali kau hanya berpura-pura. Kau tak pantas menangis. Itu adalah bagianku.

"Kau bedebah!" Kau membentakku.

Suaramu nyaring.

Bedebah katamu?
Kau memilih pergi saat aku berusaha mempertahankanmu, dan kau kembali saat kau telah menyesal.

Kau bilang aku bedebah?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro