musim kemarau

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kaki-kaki panjang bercelana hitam berjalan di jalanan. Disusul derap langkah dan napas terengah mengangkat peti mati.

Ibu Pertiwi membenci musim kemarau. Saat sawah dan peternakan kehilangan sesuap nasi. Saat buruh pabrik mengangkat kaki dan mengatakan berita buruk pada keluarganya. Saat anak muda menelanjangi tubuhnya dari seragam sekolah.

Jendela di kamarku mengigau setiap malam. Tentang jalan berlubang yang kulewati saat fajar. Tentang sepatu usang yang menyanyikan lagu bising. Tentang aku yang merasakan sesaknya hidup tak bernyawa.

Pagi ini Ayah pulang setelah dua dasawarsa. Membawa koper besar berisi pakaian kotor tanpa sekantung oleh-oleh. Lalu kulihat ibu menangis tatkala ayah menghancurkan kebunnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro