Surat Misterius (2)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di perpustakaan Tokyo...

Rak-rak buku terjajar rapi di setiap sisi. Suasananya cukup hening. Hanya ada sebuah gesekan lembaran buku yang terbuka.

Bagi orang yang mencintai buku, tempat ini sangat cocok untuk mereka. Banyak buku dari edisi lama sampai terbaru tersedia di sini.

Seorang pria berkacamata duduk di deretan paling pojok ruangan. Ia membaca buku yang cukup tebal dengan sunyi. Hanya gerakan bibirnya saja dan jari-jari tangan yang bergerak membalikan halaman demi halaman buku.

"Maaf... apa aku boleh duduk di sini," kata seorang wanita bergaya rambut ponytal dua sopan.

Sang pria hanya melirik sejenak. Dan ia menganggukan kepala tanda membolehkan. Wanita itu segera memposisikan duduk yang nyaman. Lalu membuka buku secara perlahan.

Srek!!

Sebuah surat putih terjatuh dari dalam buku. "Ahh! Suratku..." ucap wanita itu spontan mengambil suratnya yang terjatuh di meja.

"Bukankah itu surat penerimaan murid baru di Super Akja High School?" Tanya pria berkacamata.

"Hmm iya..," jawabnya malu-malu.

"Berarti kau akan menjadi teman sekelasku. Salam kenal, aku Amaru Fiki." Kata pria kacamata yang bernama Fiki. Ia mengulurkan salah satu tangannya.

Wanita itu yang terdiam segera membalas jabatan tangan Fiki. "Emm... Aku Miyami Novi," Balas Novi malu-malu.

"Buku apa yang sedang kau baca?" Tanya Novi melirik sejenak buku yang dibaca Fiki.

"Ini hanya buku tentang pembentukan organisasi saja. Lalu kau sendiri?" Jawab Fiki, lalu ia bertanya kembali.

"Buku tentang ajaran agama. Aku sangat menyukai hal-hal berbau agama." Jawab Novi antusias. Ia akan bersikap seperti itu bila menyangkut hal tentang agama.

Mereka pun kembali membaca buku masing-masing dengan tenang.
.
.
.
.

Di salah satu tempat pemukiman elit di Jepang...

Perumahan elite di sekitar sini cukup sunyi. Beberapa rumah di bangun dengan gaya modern maupun klasik namun tetap menawan.

Di salah satu rumah, dengan dominasi cat berwarna krem. Suara wanita menggelegar di setiap sudut ruangan.

"Cepat ambilkan aku minum!" Bentak seorang wanita bergaya bak seorang ratu. Rambut hitam panjangnya terurai dengan rapi dan elegan.

"Ba-baik!" Jawab salah satu pelayan pria ketakutan. Ia langsung pergi menuju ke dapur untuk membuat pesanan sang tuan rumah.

"Ma--maaf Tuan Putri..., hamba membawa sebuah surat untuk an--anda," ucapnya gugup. Wanita itu mengambil surat di tangan pelayan itu dengan kasar. "Sudah kamu pergi dari hadapan saya!" Bentaknya.

Pelayan itu segera pergi dengan kilat. Takut akan kemarahan majikannya. Wanita itu membuka surat dengan perlahan. Ia baca isi surat dengan serius.

To : Himeka Vero

Selamat kamu terpilih menjadi salah satu murid Super Akja High School. Kami berharap kehadiran Anda di tahun ajaran baru 2017. Semoga harimu menyenangkan 😊

From : Kepala Sekolah

"Fufufu... akhirnya yang aku tunggu-tunggu telah datang." Kata Himeka Vero menyeringai tipis.

Sang pelayan membawakan pesanan minum untuknya. "Hei kau! Cepat persiapkan segala keperluanku untuk masuk ke sekolah yang berbakat itu!" Perintah Vero mutlak.

"Ba--baik." Ia pun pergi meninggalkan ruangan Vero. Vero mengibaskan kipas dengan arogan.
.
.
.
.

Di Gedung Yokohama...

Di adakannya sebuah pameran galeri kesenian dari para seniman asli negara Jepang. Berbagai karya seni di pajang dengan sudut yang dapat dilihat oleh pengunjung dengan mudah.

Cekrek! Cekrek!

Pria berbadan tegap dengan lihainya memotret objek-objek nya dengan cermat. Ia sedang memotret para pengunjung di galeri ini.

"Nah! Ini baru bagus. Ekspresi alami dari seseorang menciptakan kemurnian yang sempurna." Kata pria itu.

"Wahh, bukankah kau photografer yang terkenal itu," Sanjung salah satu pengunjung wanita. "Aku sangat suka dengan hasil foto yang kau ciptakan itu sungguh alami. Kau memang sangat berbakat, Oriza." Lanjutnya.

"Err... terima kasih atas pujian anda," ucap pria itu malu-malu. Ia bernama lengkap Akiyama Oriza.

"Pasti kau juga terpilih menjadi salah satu murid di Super Akja High School," seru pengunjung itu.

"Iya, aku terpilih bersekolah di sana," balas Oriza.

"Baiklah, semoga harimu menyenangkan." Lanjut wanita tersebut. Oriza hanya membalas dengan tersenyum. Ia melanjutkan kembali memotret objek lainnya.
.
.
.
.

Di sebuah warnet di tengah kota Tokyo...

Klik! Tritik! Klik!

Suara ketikan komputer menggema di warnet yang terkenal akan alat-alat teknologi canggih dan selalu up to date. Gadis bersurai hijau mengetik dengan kecepatan kilat.

Gadis itu terkadang berwajah serius, terkadang pula tersenyum sendiri. Ia merentangkan kedua tangannya dan mengerjap kedua matanya setelah sekian lama menatap monitor komputer.

"Setelah klik enter maka program baruku selesai," ucap gadis itu.

"Uli, kau sudah membaca suratmu itu?" Tanya seorang gadis lainnya yang duduk sebelahnya.

"Sudah, memangnya kenapa?" Jawab Uli, Katashi Uli. Ia lalu bertanya balik.

"Ehmm, aku penasaran apa isi surat itu?" Ungkapnya malu. Uli menghembuskan napas sejenak. "Hanya surat peneriman sebagai murid baru di Super Akja High School." Jawabnya santai.

"Hah! Kamu beruntung sekali," seru gadis di sebelahnya berbinar-binar. "Iya, bisa dibilang seperti itu." Balas Uli cuek.

Gadis itu memeluk Uli singkat. Dan ia sedikit merasa iri atas keberuntungan temannya itu. Uli hanya bersikap cuek dan ia kembali melihat program yang telah dibuatnya.
.
.
.
.

Di Rumah Sakit Yokohama...

Beberapa menit yang lalu telah terjadi kecelakaan hebat di jalan raya dekat RS Yokohama. Para tenaga medis tiba dengan bantuan aparat kepolisian telah berhasil menangani korban-korban dan segera dilarikan ke RS terdekat.

Ambulans telah datang. Para tenaga medis mengeluarkan korban tabrakan dengan perlahan namun cekatan. Pakaian serba putih dikenakan oleh tenaga medis.

Setelah 15 menit berlalu, para korban kecelakaan berhasil ditangani oleh dokter dan perawat. Seorang pria berkulit putih tengah keluar dari ruangan IGD. Ia menyekat keringat di keningnya.

"Fiuh... untung saja pasien dapat diselamatkan tepat waktu," ucapnya senang. Ia mengarah ke mesin penjual minum. Selembar uang kertas ua masukkan ke dalam mesin itu. Sebotol aqua telah keluar. Lalu ia mengambilnya dan langsung di minum dengan cepat.

"Segarnya..," serunya. Seorang teman berpakaian sama seperti dirinya berjalan ke arahnya. "Di usiamu yang masih muda ini, kau telah mempunyai bakat yang hebat," Sahutnya.

"Oh iya, selamat karena kau telah terpilih menjadi salah satu murid di Super Akja High School." Lanjutnya.

"Terima kasih," ucap pria berkulit putih tersenyum tipis. Namanya adalah Shiriyu Opick.

Keduanya melangkah keluar RS dengan tenang. Sesekali bercanda dan mengobrol santai.
.
.
.
.

Di ibukota Jepang, Tokyo...

Pagi hari yang cerah telah diadakan sebuah pentas penyambutan Kaisar baru di Jepang. Suara hiruk pikuk sudah mewarnai seluruh penjuru ibukota.

Hiasan berwarna warni di rias sedemikian mungkin menariknya. Tak hanya itu, jajaran makanan khas Jepang di pamerkan.

Sebuah panggung di tengah-tengah Tokyo. Seorang penari wanita muda yang terkenal dengan tariannya yang menawan dan menarik hati kaum adam, telah sering memenangkan perlombaan seni tari tradisional.

Sang penari telah selesai menampilkan tariannya. Ia menuju ke belakang panggung. "Hari yang cukup melelahkan..," keluhnya. Ia mencicipi beberapa makanan yang telah disiapkan olehnya.

Prok! Prok!

"Penampilan yang bagus sekali, Lusian," pujinya.

Ia seorang wanita yang sudah berusia paruh bayah. "Aaa... itu semua berkat dukunganmu Ibu." Balas Chinatsu Lusian. Ia memeluk ibunya penuh sayang.

"Aku bangga sebagai Ibu yang telah melahirkan anak berbakat sepertimu, Lusian," ungkap Ibu Ana. Setetes airmata jatuh dari kelopak matanya.

"Aku juga bangga menjadi seorang anak yang berhasil membuat Ibu senang. Ibu, besok maukah menemaniku membeli beberapa keperluan untuk sekolah di Super Akja High School." Tanya Lusian.

"Tentu saja!" Sahut Ibu Ana ceria. Lusian kembali memeluk ibunya erat.
.
.
.
.

Di Gedung Pertemuan Besar Tokyo...

Diadakannya sebuah rapat penting. Mereka membicarakan tentang organisasi penjahat yang membuat para masyarakat menjadi resah.

Setiap perwakilan dari organisasi yang berdiri dan merupakan petinggi di Jepang. Seorang pemuda remaja bersurai cokelat mengacungkan tangannya sopan.

Semua mata kini tertuju padanya. "Maaf, saya ingin mengajukan pendapat saya..," ucapnya sopan. "Silahkan nak!" Seru pemimpin rapat. Setelah mengutarakan pendapatnya.

Pemuda remaja itu yang bernama Yoshiko Rifki. Ia merupakan pemuda yang sudah menjadi pemimpin tertinggi yang di hormati banyak orang.

"Aku setuju dengan pendapatnya," komen salah satu petinggi. Setelah berdiskusi, telah di tentukan bahwa pendapat Rifki diterima dengan baik. Para perwakilan maupun pentinggi meninggalkan ruangan rapat.

"Yosh! Satu masalah sudah terselesaikan dengan baik." Seru Rifki semangat.

To : Yoshiko Rifki

Selamat kamu terpilih menjadi salah satu murid Super Akja High School. Kami berharap kehadiran Anda di tahun ajaran baru 2017. Semoga harimu menyenangkan 😊

From : Kepala Sekolah

"Hmm... baiklah, aku akan menerima tawaran ini." Ucap Rifki dengan tekad bulat.
.
.
.
.
.

Bersambung... 😂

Selesai juga tahap perkenalan tokoh untuk cerita kali ini... 😁😥

Selamat membaca dengan senang hehe 😀😊😉

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro