06 •• Ketemu Pak Eko

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SELAMAT MEMBACA
SCARLDO :
06 •• Ketemu Pak Eko

Dia itu sifatnya kayak anak kecil, nggak banget deh! —Zeeana Scarleta

***

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@kdk.pingetania
@aboutpinge
@reynald.geraldo
@zeeana.scarleta

***

"LANGSUNG gas ke warung Bi Mariem lo?" tanya Bonet pada Rey.

Perlu kalian ketahui bahwa Bonet juga salah satu anggota geng abstrax tetapi bukan anggota inti seperti Rey, jadi Bonet tidak pernah berkumpul di warung Bi Mariem bersama Nanta dan kawan-kawan. Sedangkan Ertha, dia tidak pernah tertarik untuk bergabung geng-geng yang menurutnya tidak jelas seperti itu.

"Nggak ah, Nanta lagi galau gara-gara ditinggal pacarnya, gue males diem-dieman di sana," kata Rey.

Sejak putusnya hubungan Nanta dan Keyla. Hal itu membuat banyak perubahan di geng abstrax seperti mereka semua tidak pernah kumpul lagi di markas geng abstrax, alasannya Nanta tidak suka lagi tempat itu.

Tetapi hal itu juga membuat aksi geng abstrax semakin liar. Mungkin karena ketuanya semakin garang, jadi anggotanya jadi semakin garang juga.

"Kalau gitu, mending lo dateng ke ruang basket sekarang. Masa ketua nggak pernah ngehadirin rapat. Selalu gue mulu yang gantiin lo," kata Ertha. Dia merasa sebagai wakil ketua, dirinya lah yang lebih berperan di dalam ekstra basket ketimbang ketuanya sendiri.

Dengan cepat Rey menggeleng, "ada Salsa di sana Er, lo tau kan cewek itu gimana. Setiap liat gue bawaannya nangis mulu, kan jadi anu gue," kata Rey.

"Habis lo sih suka nge-PHP-in anak orang. Udah tau Salsa orangnya drama banget, masih juga lo deketin," kata Ertha kesal.

Bagaimana tidak kesal? Rey selalu menggunakan alasan itu untuk menghindari rapat di ekstra basket. Walaupun alasannya memang benar.

Korban PHP Rey yang bernama Salsa itu adalah anggota tim basket putri. Otomatis setiap ekstra mereka pasti bertemu. Hal itu membuat Rey mengambil kesempatan untuk mendekati Salsa.

Nah, ketika Salsa sudah baper-bapernya, Rey malah jadian sama kakak Salsa waktu itu. Dan akhirnya Salsa selalu nangis setiap lihat muka Rey. Dia bilang muka Rey udah kayak setan.

Dan setiap kali Salsa nangis, pasti semua yang ada di dekat mereka natap Rey dengan tatapan 'ini semua gara-gara lo'. Akhirnya karena merasa nggak nyaman, Rey pun nggak pernah dateng ke ekstra basket. Kalau dihitung-hitung, lelaki itu sudah tidak pernah ikut kumpul hampir dua bulan.

"Ya abis siapa suruh kakaknya lebih cakep. Emang salah gue gitu kalau milih yang lebih cakepan? Salah dia lah kenapa nggak lebih cakep dari kakaknya," kata Rey tanpa dosa.

Ertha mendengus, "kalau gitu lo kapan dateng lagi ke ekskul? Apa perlu jabatan ketua lo gue ambil?" tanya Ertha.

"Ambil aja, palingan lo bakalan diamuk sama para fans setia gue," kata Rey.

Ertha berdecak, "terus kapan lo mau kumpul bareng lagi?"

"Sampai si Salsa nggak semelodrama itu," jawab Rey.

"Ribet banget sih hidup lo Rey. Makanya jadi cowok setia dong kayak gue," kata Bonet.

"Au ah, gue mau tepe-tepe dulu sama degem-degem. Kalian kalau mau ikut silahkan, tapi jangan salahkan gue kalau kalian nanti dianggap tong sampah berjalan kalau diem di samping gue," ujat Rey. "Gue cabut," kata Rey sambil keluar dari ruang kelasnya yang sejak tadi sudah kosong.

***

LELAKI itu menatap beberapa gadis yang sedang berjalan menyusuri koridor dari belakang. Dari semua gadis itu, ada seorang gadis yang menarik perhatian Rey. Semua lekuk tubuh gadis itu membuat Rey tertarik. "Cara jalannya udah kayak model banget nih, semoga tampangnya nggak kayak ondel-ondel," kata Rey. Lelaki itu mempercepat jalannya untuk menghampiri gadis yang sudah membuatnya tertarik.

"Hai ca—" Baru saja Rey hendak menyapa gadis itu. Lelaki itu dikagetkan dengan wajah bak adonan milik gadis itu. Astaga itu bedak apa tepung terigu? batin Rey.

"Ah, Kak Rey," teriak ketiganya sampai jingkrak-jingkrak. Mereka memang sudah mengidolakan Rey sejak pertama kali melihat lelaki itu dimarahi Bu Wertia, apalagi saat lelaki itu meneriaki para siswi MOS tadi. Senyumannya itu lho, membuat detak jantung para gadis berdisko.

"Eee ... iya," jawab Rey kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sepertinya dia salah sasaran.

"Kakak ganteng banget sih!" puji salah satu dari mereka.

"Iya, manis juga," sambung yang lainnya.

"Udah punya pacar nggak kak?" tanya yang lainnya lagi.

"Eee ... gue permisi dulu ya," kata Rey.

Tetapi tangannya ditahan, "jangan dong kak, aku kan mau kenal sama kakak," ujar gadis itu.

"Gue udah punya pacar," jawab Rey asal ceplos. Ia ingin segera pergi dari sana, Rey sudah mulai merinding karena terlalu lama melihat muka para adonan kue itu.

"Tapi kan pacarnya nggak ada di sini, jadi sama kita aja dulu."

Untungnya Zee kebetulan melewati koridor. Alhasil Rey menarik gadis itu dan merangkul bahunya. "Nih pacar gue, cakep kan?" ujar Rey dengan seenak jidatnya.

Zee yang tiba-tiba diseret pun menatap bingung ke arah Rey, "ken—"

Ucapan Zee diputuskan oleh Rey, "sayang, aku anterin pulang ya," kata Rey sambil menarik Zee pergi.

"Kamu kenapa sih?" tanya Zee bingung setelah menjauh dari ketiga gadis tadi.

"Nggak papa, cuma anu aja," kata Rey.

"Terus kenapa ngaku-ngaku jadi pacar aku terus?" tanya Zee kesal.

"Kan lo emang pacar gue," kata Rey.

"Nggak."

"Di masa depan beb," ujar Rey.

Zee mendengus, gadis itu berjalan meninggalkan Rey.

"Eh, cantik, mau kemana?" tanya Rey.

Gadis itu tidak menjawab dan terus berjalan sampai keluar dari sekolah. Rey pun terus mengikuti gadis itu, "mau kemana sih? Kenalan dulu kek," kata Rey. Lelaki itu benar-benar ingin menjadikan Zee sebagai pacarnya.

Zee berhenti didepan salah satu sopir ojek online, "Mas Eko kan?" tanya Zee.

Pria tua itu mengangguk. "Mbak yang pesen kan?"

"Iya."

"Kenapa lo naik ojek sih? Mending bareng gue," ujar Rey.

Zee mendengus, "saya naik ya pak."

Baru saja Zee hendak menaiki motor tukang ojek itu, Rey sudah langsung dengan sigap menahannya. "Masa lo lebih milih Pak Eko dibanding gue," kata Rey gemas.

"Ck, lepas," ujar Zee. Lama-lama Zee jadi takut dihantui oleh Rey seperti ini.

"Aduh. Kalian lagi berantem ya?" tanya Pak Eko.

"Iya nih Pak, pacar saya lagi ngambek," kata Rey.

"Wah, neng nggak boleh ngambek-ngambek gitu dong. Kan kasian pacarnya eneng ngebujuk terus," ujar Pak Eko.

"Nah, bener tuh kata Pak Eko. Eh, jangan bilang bapak itu yang lagi viral di sosmed? Masuk Pak Eko itu kan? Kok bapak nggak jadi polisi lagi sih pak?" Pertanyaan beruntun itu berasal dari mulut Rey.

Pak Eko terkekeh, "bukan mas," jawabnya.

"Oh, kirain."

"Ya udah saya cancel aja ya orderan mbaknya, soalnya kan udah ada pacarnya," kata Pak Eko.

"Eh jangan," ujar Zee, tetapi sayang Pak Eko sudah terlanjur pergi.

"Makasi pak, jasa bapak tak kan saya lupakan!" teriak Rey.

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

***

Next? Vomment dong!

09-09-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro