Mati lampu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Sayang, jangan bersiul terus, ih. Nanti datengin hantu, loh. Pamali siul malam-malam!" Kandis menepuk bahu sang kekasih, Afsun. Setelah itu sibuk kembali menikmati popcorn dan drama Korea yang ditampilkan di televisi.

Afsun menjulingkan mata mengusap-usap puncak kepala si gadis. "Itu takhayul, Sayang. Jaman gini masih aja percaya mitos." Dirinya kembali bersiul. Sengaja, sebenarnya. Ia hanya ingin mengganggu gadisnya menonton drama.

Setiap kali Afsun cemburu dengan sebuah drama, ia akan mengganggu Kandis dan selalu mengatakan, "Siapa suruh prioritasin drama daripada aku!" sambil merajuk.

Gadis bermata bulat itu hanya berdecak menghadapi kelakuan sang pacar. Sudah biasa. Mending abaikan saja, pikirnya.

Tak berapa lama gelap menyergap. Kandis terlonjak dari duduknya. "Ih! Tumben banget mati lampu. Yang, nyalain gih pake flash di hape kamu."

"Mager." Afsun hanya bergeming kemudian merangkul bahu Kandis dan menyenderkan kepalanya.

"Malah nyender-nyender, lagi. Ck! Udah dibilang jangan bersiul masih aja bersiul. Berisik!" Kandis menyilangkan lengannya.

Seketika laki-laki itu melepas tangannya dari bahu si pacar. Merasa dituding. "Apaan, sih. Orang aku nggak siul, kok."

Siulan itu masih terdengar saat Afsun berbicara. Dalam kegelapan, dua insan itu saling bertatapan. Tak berselang lama, lampu berkedip-kedip lalu menyala terang. Silau.

Keduanya refleks menatap ke arah televisi, bayangan hitam tinggi besar di depannya tengah bersiul seraya berlalu.

[]

Selamat tengah malam:)

Bandung, 24 Maret 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro