Ruang Jahit Ibu

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Semua orang mengisolasi diri. Termasuk adikku. Seharian sudah dia habiskan di kamarnya entah melakukan apa dengan ponselnya itu.

Tak berapa lama, terdengar suara mesin jahit menyala. Milik ibu.

Aku melihat adikku mengernyit, apa yang aneh? Malam-malam begini ibu memang suka menjahit. "Kayaknya, gue udah matiin mesin jahit deh tadi. Stop kontaknya aja udah gue pindahin ke kamar. Kok, bisa nyala, ya?" Adikku bermonolog.

Ia meletakan ponsel di ranjangnya dan bangun dari posisi tengkurap. Kakinya mengendap dan membuka pintu kamar.

Aku heran apa yang dilakukannya, kuputuskan untuk mengikuti dari belakang. Rupanya anak itu menuju ruang jahit ibu. Dia membuka tirai lalu berteriak nyaring sekali, membuatku melonjak dari tempatku berdiri.

Ah, aku lupa. Ibu sedang diisolasi karena virus sialan itu. Tentu saja adikku berteriak ketakutan karena yang menyalakan mesin itu bukan ibu.

Dia segera balik badan dan berlari menabrakku. Tidak, aku tidak apa-apa. Tubuhnya tembus saat menabrak. Aku menghentakkan kaki dan berjalan masuk ke dalam ruang jahit. Rupanya, di dalam sana ada Mirna si hantu sialan penunggu rumah. Dia selalu menjahili adikku jika sendirian begini.

"Kurang ajar! Lo bikin adik gue takut!"

Hantu bergaun putih itu malah menyeringai ke arahku. Cih! Bibirnya itu menjijikkan.

[]

Selamat malam. Aku senang menulis apa yang muncul dalam kepalaku. Aku menulis cerita potongan-potongan begini supaya, supaya tidak gabut aja 😃

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro