05. Ketika Sulit Melupakan Mantan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

~Selamat Membaca~
[Second Chance]
05. Ketika Sulit Melupakan Mantan
______________________________________
Ternyata ada juga yang bernasib sama sepertiku. Ditinggalkan ketika sedang sayang-sayangnya.

***

GADIS itu benar-benar terpukau melihat Nanta yang lihai membuat nasi goreng. Padahal Sheryl sendiri benar-benar tidak bisa memasak apapun. Bahkan Sheryl juga tidak pernah disuruh membantu ibunya saat memasak. Itu semua karena ibunya sangat khawatir kalau Sheryl akan membakar seisi dapur.

"Wow," kata Sheryl terpukau saat Nanta menaruh piring berisi nasi goreng di hadapannya. Ia benar-benar tidak menyangka Nanta bisa memasak. Ia pikir Nanta adalah anak manja, melihat rumahnya yang sangat besar itu.

"Nggak usah lebay," kata Nanta. Lelaki itu duduk di sebelah Sheryl kemudian memakan nasi gorengnya.

Sheryl menyuap nasi goreng yang Nanta buat, "ih, kok bisa enak?" tanya Sheryl.

"Iyalah, gini-gini gue pinter masak," kata Nanta.

"Belajar dimana? Kok bisa sih? Gue aja nggak pernah bisa buat mie instan," kata Sheryl.

"Iyalah, itu kan karena lo bego," ejek Nanta.

Sheryl memasang muka bete. "Lo emang punya mulut yang nggak pernah disekolahin ya. Gue tebak, pasti lo nyolong resep di google."

"Sok tau lo," kata Nanta. "Ini resep dari Keyla."

Suasana kemudian menjadi sunyi. Tidak ada yang mengeluarkan suara. Mungkin keduanya masih terkejut dengan nama yang disebut Nanta.

Sampai akhirnya Sheryl membuka suaranya. Ia baru mengerti apa yang diucapkan Nanta itu. "Ciah, ternyata lo punya pacar ya! Gue kira nggak ada yang mau," ledek Sheryl.

Nanta menatap Sheryl jengkel. Kalau dia benar-benar bisa jahat. Mungkin Nanta sudah memutilasi Sheryl saat ini. Pasalnya gadis itu mengatakan takut pada dirinya, tetapi setelah itu dia bersikap seolah-olah Nanta bukan orang yang ia takuti.

"Apaan sih?" tanya Nanta kesal. Baru pertama kali Nanta tidak marah saat orang lain mengungkit nama Keyla.

"Jadi beneran? Lo punya pacar? Berarti selama ini gosip yang kesebar itu salah?" tanya Sheryl pada dirinya sendiri.

"Gosip apa?"

"Itu, gosip yang bilang lo putus cinta gara-gara ditinggal cewek," kata Sheryl.

Mulut Sheryl memang asal ceplos. Ini efek karena otaknya sedikit lemot. Bahkan ia tidak tahu bahwa sekarang Nanta mulai tak suka dengan pembicaraan mereka.

"Lo marah Nan?" tanya Sheryl saat melihat wajah Nanta yang menegang.

Nanta mau marah. Tetapi ia malas mendengar tangisan Sheryl. Alhasil lelaki itu hanya terdiam. Sudah sangat jarang Nanta menahan amarah seperti ini.

"Btw, pacar lo nggak sekolah di sekolah kita? Kok gue nggak pernah denger gosip lo punya pacar?" tanya Sheryl penasaran.

"Kepo lo njing," kata Nanta.

"Oh, apa lo ngejalanin hubungan rahasia? Kalau gitu gue bakalan rahasiain," kata Sheryl.

Nanta mendengus, "gue nggak punya pacar. Dia mantan gue," kata Nanta.

Sheryl menatap Nanta tak percaya, "jadi gosip yang gue denger beneran?"

"Nggak bener juga. Gue nggak patah hati karena dia. Alay bat, cuma ditinggal orang kayak dia gue jadi kayak gitu," elak Nanta.

Sheryl memicingkan matanya, "lo suka bohong ya ternyata," kata Sheryl.

"Nggak usah fitnah deh!" kata Nanta kesal.

"Oh, gue ngerti sekarang! Gue tau kenapa lo keliatan kesepian. Itu semua gara-gara mantan lo Keyla?" tebak Sheryl.

Nanta terdiam.

Sheryl bersorak. "Akhirnya gue bisa memecahkan misteri."

"Alay lo! Lagian gue nggak kesepian gara-gara ditinggal sama cewek bullshit kayak dia." Nanta masih mengelak.

"Gue ngerti kok," kata Sheryl.

"Apaan sih lo!" Nanta bangkit dari duduknya, "cuci piringnya sana!" Nanta pergi meninggalkan Sheryl.

Ternyata beneran ada orang yang nasibnya sama kayak gue, batin Sheryl.

***

MEREKA sudah sampai di sekolah sejak pagi-pagi buta. Tujuannya satu, Sheryl ingin mencari buku data siswa di perpustakaan. Karena gadis itu benar-benat lupa dengan alamat dan nomor telepon keluarganya. Oh, bukan lupa, lebih tepatnya dia memang tidak pernah mengingatnya.

Dan Sheryl memaksa Nanta untuk menemaninya. Karena Sheryl ingin cepat menemukan nomor telpon keluarganya. Kalau tidak, maka dia akan dihukum karena tidak memakai seragam ke sekolahan.

"Kenapa minta bantuan ke gue sih?" keluh Nanta.

"Kali ini aja," mohon Sheryl.

"Nggak!" tolak Nanta.

"Ya udah gue bakalan sebar—"

"Oke," kata Nanta pada akhirnya.

Kalian mau tau hal apa yang membuat Nanta menurut seperti ini? Semua itu karena Sheryl tak sengaja menemukan flashdisk berisi video dimana Nanta menyanyi sebuah lagu untuk Keyla.

Nanta memang sejak dulu sangat ingin mengirimkan Keyla rekaman seperti itu. Namun, saat ia sudah membuat video tersebut dan ingin mengirimkan kepada Keyla, Nanta mendapatkan kabar bahwa Keyla telah memiliki pacar baru.

Hal itu membuat Nanta mengurungkan niatnya. Dan meletakan semua rekamannya di flashdisk yang ia buang ke sebarangan tempat di kamarnya. Ia tidak menyangka jika Sheryl menemukan video itu dan menontonnya.

Nanta pun berjalan mendahului Sheryl. Lelaki itu sangat menyesal karena membawa Sheryl pulang ke rumahnya kemarin.

Sesampainya di depan perpustakaan, pintu ruangan tersebut terkunci. "Nan, dikunci," kata Sheryl. "Kayaknya kita harus nunggu sampai penjaga perpustakaan dateng deh," kata Sheryl.

"Nunggu? Bareng lo gitu? Males banget gue," kata Nanta.

"Terus mau gimana lagi?" tanya Sheryl.

"Minggir lo!" perintah Nanta.

Sheryl menuruti Nanta. "Jangan bilang lo mau dobrak pintu perpustakaan?" tanya Sheryl.

"Terus mau gimana lagi?" Nanta sudah bersiap untuk mendobrak.

"Eh, jangan! Lo gila apa?" cegah Sheryl. Namun telat, Nanta sudah membuat pintu perpustakaan menjadi terbuka.

"Nanta! Lo bener—"

"Jangan ngebacot, cepetan cari sana," kata Nanta.

Sheryl pun masuk ke dalam perpustakaan, diikuti Nanta di belakangnya.

"Nan, lo tau dimana tempat data siswa?" tanya Sheryl.

"Lo nanya ke gue?" tanya Nanta.

"Iyalah!"

"Gue aja nggak pernah ke perpus, mana bisa gue tau," kata Nanta.

"Oh, iya ya," ujar Sheryl. Gadis itu pun berjalan menyusuri rak-rak yang ada di perpustakaan.

Setelah lima menit Nanta menunggu Sheryl. Gadis itu tidak juga menemukan buku data siswa. "Lo kok lama banget sih?" omel Nanta saat berada di dekat Sheryl.

"Susah tau nyarinya! Makanya bantuin," ujar Sheryl.

Nanta berdecak. Lelaki itu kemudian berjalan menuju rak-rak di samping. Dalam sekejap ia menemukan buku yang dicari oleh Sheryl. "Nih, gue udah nemu," kata Nanta sambil melepar buku itu ke Sheryl.

Dengan sigap Sheryl menangkap buku tersebut, "ih, kok lo bisa nemu sih? Katanya lo ngga pernah ke perpus."

"Karena gue nyarinya pake otak. Nggak kayak lo, lemot banget! Jelas-jelas di setiap rak udah isi tulisan jenis bukunya. Lo nyari di rak tempat novel, mana bisa dapet," kata Nanta. "Udah buruan telpon ortu lo." Nanta menyerahkan ponselnya kepada Sheryl.

Gadis itu pun membuka buku data siswa itu dan mencari data dirinya. Setelah menemukannya, Sheryl segera menghubungi nomor abangnya. Ia tidak mau menelpon orang tuanya, karena mereka pasti bertanya panjang lebar.

"Hallo," kata Sheryl.

"Hallo, ini siapa?" tanya Bara.

"Ini Sheryl Bang," kata Sheryl.

"Sheryl? Kamu dimana? Kenapa abang telpon nggak diangkat-angkat? Untung aja Mama sama Papa nggak curiga pas Abang bilang kamu udah tidur," kata Bara khawatir.

"Nanti Sheryl jelasin. Sekarang Abang bawain tas sama seragam Sheryl ke sekolah," kata Sheryl.

"Ya udah Abang bawain sekarang. Tapi kamu harus jelasin kemana aja kamu semalem!" kata Bara.

"Iya Bang."

Sambungan telpon pun terputus. Sheryl mengembalikan ponsel tersebut kepada pemiliknya. "Makasi," kata Sheryl.

"Nggak usah makasi. Gue nggak ikhlas nolongin lo," kata Nanta lalu pergi dari tempat tersebut.

~Terima Kasih Telah Membaca~

***

Di part selanjutnya ada yang mengejutkan. Makanya vomment kalau mau cepet next!

16-08-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro