06. Masa Lalu Yang Menghantui

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

~Selamat Membaca~
[Second Chance]
06. Masa Lalu Yang Menghantui
_____________________________________
Masa lalu akan selalu mengikuti kita, tak peduli dengan seberapa kerasnya kita melarikan diri.

***

SHERYL menatap Nanta dengan wajah betenya. Pasalnya di saat pembagian kelompok pelajaran matematika, Sheryl dikelompokkan berdua dengan Nanta. Dan mereka berdua harus mengerjakan beberapa soal yang diberada di atas kertas lempiran yang saat ini dipegang Sheryl.

Tetapi bukannya mengerjakan, Nanta malah tidur dan tak memperdulikan Sheryl yang tengah kesulitan setengah mati.

"Nan, bantu jawab kek!" gerutu Sheryl untuk kesekian kalinya.

Bukannya membantu, Nanta malah mengubah posisi tidurnya agar semakin nyaman.

"Ih, gue sebar ya videonya!" ancam Sheryl. Gadis itu sangat bersyukur mempunyai senjata andalan seperti ini.

Kepala Nanta langsung terangkat dan menatap Sheryl kesal. Lelaki itu langsung mengambil kertas dan pulpen yang dipegang Sheryl. Dengan cepat Nanta mengerjakan soal-soal tersebut, seolah tidak ada yang susah dari sepuluh soal itu.

Beberapa menit kemudian, Nanta langsung membanting pelan kertas dan pulpen yang ia pegang di meja depan Sheryl. "Gitu doang ribet amat! Makanya kalau bego jangan dipelihara," ejek Nanta. Lelaki itu kembali menidurkan kepalanya di atas meja.

Pagi itu Nanta benar-benar mengantuk, lantaran dia baru sempat tidur jam tiga pagi. Semua itu karena Nanta kembali melihat postingan Keyla dengan seorang laki-laki yang membuatnya kembali tak tenang. Alhasil Nanta memutuskan untuk ke club dan  berusaha melupakan semua beban yang ada di otaknya.

***

TERNYATA kehidupan di london tidak membuat gadis itu bahagia. Setelah membuka lembaran baru di negara itu, Keyla malah semakin terbebani dengan semua bayangan masa lalunya.

Memulai semua dari awal ternyata bukanlah suatu hal yang mudah, karena seberapa jauh dirinya berlari, dirinya masih saja tidak bisa melupakan lelaki itu. Lelaki yang telah ia tinggalkan seenaknya. Dan mungkin kini lelaki itu tidak akan mau menatapnya lagi.

Seseorang yang sedari tadi Keyla tunggu pun tiba. Tanpa aba-aba lagi, Keyla berjalan pelan dan masuk ke dalam mobil lelaki itu.

"Makasi udah jemput," kata Keyla.

Lelaki bernama Arash tersebut tak menjawab perkataan Keyla. Dan gadis itu sudah terbiasa dengan sikap lelaki itu. Arash memang memiliki sikap yang dingin, namun lelaki itu tetap menghargai Keyla sebagai pacarnya. Arash tidak pernah telat menjemput Keyla dan selalu mengajak gadis itu jalan-jalan, walau semua itu hanya sandiwara belaka untuk menyenangkan kedua orang tua mereka.

Memang benar bahwa Keyla telah dijodohkan dengan Arash —lelaki blasteran indonesia dan london. Mereka masing-masing memiliki alasan tersendiri untuk menerima perjodohan tersebut.

Telpon Arash berdering. Keyla hafal betul itu dari gadis bernama Dara. Gadis itu memang selalu menelpon Arash dari awal Keyla pacaran dengan lelaki itu. Tetapi entah kenapa Arash terlihat sangat tidak suka setiap kali mengangkat telpon dari Dara. Bahkan tidak jarang Arash mengabaikan panggilan dari Dara. Apa mungkin itu semua karena Arash tidak enak kepada Keyla? Padahal Keyla bisa memaklumi apabila lelaki itu berhubungan dengan gadis lain. Karena Keyla juga masih tidak bisa terlepas dari beban masa lalunya.

"Stop nelpon gue," kata Arash lalu mematikan sambungan telpon, padahal Dara belum sempat berkata apapun.

Rasanya Keyla ingin memberitahu Arash bahwa dirinya baik-baik saja jika Arash berhubungan dengan Dara. Tetapi Keyla berani untuk mengatakannya, gadis itu tidak mau malu kalau sampai salah mengira.

Semakin lama, Keyla jadi lebih ingin mengenal Arash. Sejak awal mereka bertemu sampi sekarang, Arash selalu menutup diri. Lelaki itu tidak pernah berbicara pada Keyla jika tidak penting. Padahal Keyla sangat ingin mengobrol dengan Arash. Walaupun itu sekedar berbicara tentang hal yang tak penting, atau menanyakan lelaki itu dengan semua hal yang membuat Keyla sangat penasaran.

"Kenapa nggak ganti nomor telpon aja?" tanya Keyla. Namun setelahnya gadis itu memukul kepalanya pelan. Ia lagi-lagi keceplosan dan menanyakan hal yang tidak penting kepada Arash. Gadis itu tahu bahwa pertanyaannya hanya menjadi angin lalu bagi Arash. "Eee ... maaf lancang, soalnya lo keliatan nggak nyaman banget setiap Dara nelpon." Keyla memberanikan diri untuk memberitahu Arash tentang alasannya.

"Nggak pengen," jawab Arash singkat.

Seperti dugaan! Jawaban dia singkat banget, dia pasti males banget ditanyain sama gue, batin Keyla.

Padahal bukan itu sebenarnya alasan Arash tidak mengganti nomor telepon. Karena jauh dilubuk hatinya, ia masih menginginkan orang itu menghubunginya kembali, walaupun itu terasa tidak mungkin.

***

DARI awal Arash sudah merasa ada yang janggal ketika secara tiba-tiba orang tuanya mengajak dirinya dan Keyla makan di rumah mereka. Entah apalagi yang harus Arash hadapi sekarang.

"Mom, Dad, apa kalian nggak bisa langsung to the point?" tanya Arash kesal. Lelaki itu sudah cukup sabar menunggu ayah dan ibunya berusaha mengulur waktu. Padahal makanan di atas meja sudah habis mereka makan.

Olla yakin putranya pasti sudah tahu bahwa ada maksud tertentu dirinya dan Steve menyempatkan waktu mereka yang sangat padat itu untuk makan malam bersama.

"Jadi begini ..." Steve akhirnya memulai inti percakapan mereka. "Dad, Mom dan orang tua Keyla sudah sepakat untuk melaksanakan pertunangan kalian setelah kalian lulus sekolah nanti," jelas pria itu.

Seketika tubuh Keyla menegang. Sungguh, dirinya belum siap untuk bertunangan dengan Arash. Keyla belum siap untuk benar-benar melupakan Nanta. Rasanya Keyla ingin menolak semua ini, namun gadis itu tidak ingin membuat orang tuanya tambah stress. Alhasil dirinya hanya bisa berharap bahwa Arash menolak hal itu.

Keyla menatap Arash penuh harapan. Sedangkan yang ditatap hanya terdiam. Setelah beberapa detik lelaki itu akhirnya menghembuskan napasnya. "Oke," jawabnya.

Jawaban itu mampu membuat Keyla melotot. Apakah Arash benar-benar menyukainya? Keyla rasa itu tidak mungkin mengingat hubungan mereka yang sama sekali tidak dekat. Lalu apa alasan Arash menyetujui pertunangan ini?

"Tapi ..."

Keyla menghembuskan napas lega. Ia tahu bahwa Arash memiliki alasan lain untuk menerima pertunangan ini.

"Tapi apa?" tanya Olla.

"Aku mau pindah sekolah ke Indonesia," ujar lelaki itu.

"Apa alasanmu?" tanya Steve.

"Kalian membawaku secara mendadak waktu itu. Apa aku tidak boleh untuk menemui teman-temanku di sana? Setidaknya biarkan aku untuk menghirup udara segar sebentar, setelah itu aku akan mengikuti perintah kalian lagi," ujar Arash.

Keyla tidak menyangka Arash akan mengatakan hal itu. Gadis itu pikir Arash sangat menyayangi orang tuanya, sehingga mau menuruti permintaan mereka. Tapi ternyata Arash terpaksa menuruti perintah orang tuanya. Entah apa alasannya, yang pasti Keyla tahu bahwa Arash tertekan dengan hal itu.

"Baiklah," ujar Steve.

Om Steve setuju? batin Keyla tak percaya. Bukannya apa-apa, tetapi entah kenapa Keyla ikut senang ketika satu keinginan Arash terkabulkan. Keyla merasa senang Arash akan bisa bertemu dengan Dara atau siapapun yang laki-laki itu rindukan.

"Tetapi Keyla harus ikut," lanjut Steve.

Itu seperti ledakan besar bagi diri Keyla. Gadis utu belum sanggup untuk kembali bertemu dengan Nanta. Ia belum siap untuk melihat kebencian Nanta padanya. Keyla juga takut kalau perasaannya pada Nanta yang sudah ia kubur akan kembali ke permukaan, dan membuat dirinya merusak perjodohan ini.

"Apa kamu mau untuk pindah ke Indonesia sebentar?" tanya Olla.

Keyla terdiam.

"Itu terserah kamu, kami tidak memaksa. Tetapi jika kamu tidak mau, maka Arash tidak boleh pergi. Mom nggak mau kalau sampai kalian terpisah dalam jangka waktu yang lama seperti itu."

Arash menatap Keyla. Kali ini bukan tatapan dingin seperti biasanya, melainkan tatapan yang mengharapkan Keyla menyetujui semua itu.

Melihat Arash memohon —walaupun secara tidak langsung, membuat Keyla menjadi tidak bisa melakukan hal lain selain mengangguk.

~Terima Kasih Telah Membaca~

***

Setelah lama menghilang dari dunia orange ini. Akhirnya aku kembali lagi. Itu semua karena aku bener-bener nggak ada mood untuk nulis cerita.

Dan akhirnya mood aku kembali lagi. Semoga belum lupa sama cerita ini.

Jangan lupa vomment!

Next? 100+ comment ok?

30-05-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro