Clothes Daddy

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

'Hemm ini pas gak ya?' Ia membongkar pakaian milik daddynya. Sungguh membingungkan ketika harus memilih baju yang sesuai.

'Mungkin yang ini?' Akhirnya dia memutuskan memilih baju kemeja biru dongker. Warna yang umum dan kemeja itu terlihat berukurang seperti yang dikenakan lelaki itu.

Dia kembali teringat sang daddy, hidup berdua dirumah yang terletak sedikit terpencil dari kota membuatnya terkadang kesepian. Sang daddy jarang berada dirumah.

Sangat jarang.

Ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh sang daddy hingga tidak pernah lama berada di rumah.

Mereka tidak kekurangan malah tergolong kaya seandainya dirinya meminta untuk menonjolkan diri dengan kemewahan. Tidak tinggal disini, jauh dari kota, dirumah sederhana namun tetap elegan.

.

.

My daddy

Pria yang sangat tenang dan penuh misteri.

Pria yang tidak terpahami.

Mata yang selalu berpaling dariku saat kami saling bersitatap.

Mata yang menatap kosong dari balik lensa kacamata.

Punggung yang sulit terjangkau tanganku.

Terlalu jauh.

.

.

Lelaki tampan di ruang tengah masih tidak sadarkan diri saat dirinya kembali. Namun sudah jauh lebih baik dengan nafas tenang yang menandakan kondisinya tidak memburuk.

Dengan sangat hati-hati pemuda baik hati ini memasangkan pakaian sang daddy ke lelaki itu. Ia takut jika dirinya semakin menyakiti tubuh sempurna yang sulit dibantah mata.

Setelah yakin jika lelaki itu akan baik-baik saja. Ia mulai beranjak dari sisi lelaki itu dan berjalan ke dapur.

Sering ditinggal sendiri membuatnya mau tidak mau menjadi ahli dalam urusan rumah tangga. Sudah terbiasa mengurus semuanya.

Memasak adalah keahliannya selain merapikan rumah. Tinggal tanpa banyak tetangga membuatnya tidak canggung melakukan pekerjaan wanita sekalipun.

.

Setelah merapikan dan menata makanan di meja. Ia masuk ke kamar mandi membersihkan diri, setelah itu kembali ke sisi lelaki yang tertidur disofa. Mengamati.

'Kau begitu tampan.' tanpa sadar mengelus rambut perak yang menutupi perban, terpesona.

"Al..."

Seketika ia membeku mendengar gumaman yang sangat halus.

Lelaki itu akhirnya bangun.

--

91117 7:51 PM

Ini yg jadi reverensi hayalan saya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro