Bagian Keempat, Sahabat?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

24 Februari 2015

Sudah terhitung sepuluh hari sejak pertemuan Mark dan Nicole di taman, sejak terbukanya kenyataan yang pahit, bagi Mark.

Sungguh, Mark merasa sangat hampa. Nicole yang dicintainya, sudah mengetahui tentang perasaannya. Namun status mereka tak berubah. Hanya sebagai sahabat. Nicole pun, terlihat seperti tidak menganggap serius kejadian di taman tempo hari.

Seolah tak terjadi apa pun.

Mark berusaha menerima segalanya, namun sulit. Bahkan Mark mencoba untuk menjauhi Nicole, namun sulit. Sangat sulit. Mark tak bisa. Yang ia bisa lakukan sejauh ini adalah, tak berbicara dengan Nicole sepanjang minggu.

Mark menatap jam dinding yang tergantung di kamarnya. Tentu saja, jam pemberian Nicole. Nicole salah tentang satu hal. Nicole memberikan jam itu agar setiap Mark ingin melihat jam, ia akan selalu ingat pada Nicole. Nicole salah di bagian bahwa Mark akan mengingatnya karena jam itu. Karena, Mark ingat Nicole setiap saat, tak perlu sebuah benda untuk mengingatkannya.

BZZZZZZT... BBZZZZZT...

Handphone Mark yang berada di atas kasur bergetar. Tidak salah lagi, Nicole.

Nicole Tyler
sedang aktif

>Mark? 😀

>Ya?

>Mark aku manggil nama kamu di lorong sekolah kemaren-kenaren... tapi kamu malah jalan terus kayak yang gak denger apa-apa.
>Mark, tolong jujur. Apa semuanya baik-baik aja?

>Aku baik aja

>Yakin? Keliatannya enggak tuh
>Kita gak pernah ngobrol seminggu ini. Ada yang salah?

>Entahlah

>Kamu masih punya perasaan ke aku ya?
>Mark inget kata-kata aku di taman...
>Kamu itu segalanya yang aku mau, aku gak mau kamu berubah. Tolong jangan. Jangan sekarang 😢

>Aku berubah?

>Aku gak berniat buat kasar ya, tapi iya kamu berubah.
>Maksud aku...
>Kita semua berubah. Pasti.
>Oke Mark. Apa yang harus aku lakukan biar kamu berhenti berubah?

>Gak ada. Itu gak bisa dihentikan... maafkan aku.

>Enggak, pasti ada cara
>Ini alesan kenapa aku takut perubahan
>Tolong jangan...
>Jangan pernah berubah..

>Rasa sakit benar-benar mengubah orang.

>Gak gak gak gak
>Ugh. Mark, tolong...
>Ah, kayaknya aku harus ngehindar dari kamu aja
>Kamu bakalan move on
>Aku harus pergi. Dah.

Mark tak membalas. Apa yang harus ia lakukan? Mungkin benar ia harus terus menghindari Nicole sehingga ia bisa segera move on. Mark akan mencobanya.

~•~

6 Maret 2015


Tidak bisa. Mark tidak bisa move on. Terlalu sulit. Sangat sulit. Mark sungguh membenci ini, ketika hati dan otaknya tidak singkron. Di mana otak menyatakan pergi, namun hati menyatakan bahwa ia harus menetap. Sulit.

BZZZZZZT... BBZZZZZT...

Mark terlonjak kaget. Mungkinkah itu chat dari Nicole? Terdengar mustahil, karena Nicole yang sekarang pun sedang berusaha menjauhi Mark.

Dari pada membuatnya bertanya-tanya terus-menerus, Mark segera menyambar handphone-nya yang ia simpan di atas meja dan mengeceknya. Ternyata chat dari Mike.

Mike Fisher
sedang aktif

>halo Mark. lo sama Nicole sahabatan kan?

>Hai Mike, ya dia sahabat gue

>omong-omong salam kenal, Mark
>lo bisa bantu gue gak, Mark?

>Gak bisa. Gue agak sibuk

>oh maaf kalau gue ganggu tapi tolong...
>tolong kalau lo punya waktu senggang...
>tolong bilang Nicole gue cinta dia
>tolong bilang dia gue harus ngejelasin sesuatu
>ngejelasin pada saat kita mau bersenang-senang di taman hiburan, Jenny coba ngedeketin gue
>kita enggak pacaran... dia yang terus-terusan ngejar gue
> sebenernya si Jenny, mantan sahabat Nicole, yang jahat. bukan gue.
>tiap kali gue nyamperin Nicole, dia kayak... ngejauh aja gitu
>tiap kali gue nelepon, dia gak angkat. gak pernah.
>tolong... tolong kasih tau dia segalanya.

>Kita lagi gak berhubungan belakangan ini

>oh gitu, kenapa?

>Bukan urusan lo

>maaf Mark. itu pasti masalah personal. gue hargai privasi lo.
>ngomong-ngomong. Nicole suka ngomongin gue gak ke lo?

  >Gak pernah

>oh gitu. dia pasti bener-bener marah ke gue.
>gue harus pergi Mark. makasih banyak ya, gue ngandelin lo 😃

Mark tak membalas. Tidak berguna sekali, pikir Mark.

Percakapan singkat Mark dengan Mike membuat Mark sedikit terenyah. Kenapa? Mark merasa Nicole sedang diperebutkan. Ia merasa, Mike adalah masalah. Mark merasa, bahwa dirinya yang harus memiliki Nicole, bukan Mike.

~•~

Mark tidak pernah menyampaikan pesan Mike pada Nicole. Karena memang dirinya tak pernah ada niatan untuk memberitahu hal itu pada Nicole.

Mark tak pernah mengobrol lagi dengan Nicole. Namun perasaan itu masih tergantung di hati Mark. Walau Mark sudah berusaha menerima semua kenyataan ini, Mark tidak bisa menghilangkan perasannya yang terbangun kembali hari demi hari. Mark berusaha untuk membuat Nicole suka pada dirinya. Sebisa mungkin apa pun ia lakukan.

~•~

20 Maret 2015

Minggu demi minggu terlewati, Mark memang bertemu Nicole beberapa kali. Bahkan mereka pun jalan bersama beberapa kali. Mark yang berusaha membuat Nicole 'berubah' pun melakukan yang ia bisa untuk dapat membuat Nicole miliknya. Mark merasa masih memiliki kesempatan. Sampai pada saat...

Nicole Tyler
sedang aktif

>Mark kita harus bicara

>Tentang apa?

>Aku ngerasa kamu aneh
>Kamu kayak berusaha megang tangan aku kemaren-kemaren
>Kamu masih berusaha macarin aku?

>Ya kupikir aku bisa

>Kamu berubah
>Tolong, jangan nambah-nambahin masalah aku, Mark.

>Aku masalah?

>Mark!!! Kamu kenapa sih?!
>Aku..
>Maaf Mark, aku gak niat buat kasar
>Aku cuma mau kamu kembali. Kamu yang asli.

>Aku bener-bener berubah ya?

>Ya. Kamu tau Mark yang aku tau?
>Mark yang asli selalu ngobrol sama aku. Bukan Mark ini yang gak ngobrol sama aku sampai rasanya gak ngobrol berbulan-bulan
>Bukan Mark ini yang nyoba megang tangan aku, agresif
>Mark yang asli riang gembira... dan suportif dan... dan...
>Mark. Aku rindu. Tolong kembali.

>Entahlah

>Aku cuma mau sahabat aku kembali. Maksudku...
>Kita masih sahabat kan?

>Ya

>Yakin?
>Terus kenapa aku gak bisa ngerasain itu Mark?
>Jelasin... kenapa?!

>Kenapa kamu gak bisa cinta sama aku?

>Aku... aku gak tau
>Mark, kenapa kamu gak bisa terima aja kenyataannya?

>Entahlah

>Kupikir...
>Kupikir aku harus ngasih kamu waktu lagi
>Untuk move on dan menerima kenyataan, tapi aku gak bisa berharap kamu bisa kembali lagi kayak dulu.
>Mark, apakah aku masih bisa mempercayaimu? 😔

>Ya

>Aku percaya kamu

>Apa aku melakukan hal yang salah?

>Engga, Mark

>Apa aku pernah berbuat semena-mena ke kamu?

>Mark, kamu ngomong apa?

>Apa aku layak cuma dianggap sebagai teman aja?

>Nggak... aku gak tau!

>Apa aku mengatakan hal yang salah?

>Gak, gak pernah satu kata pun!

>Apa aku pernah berbuat kasar?

>Stop Mark! Kumohon!!

>Berapa banyak lagi cinta yang harus hati ini lepaskan?

>Enggak Mark! Jangan berpikiran kayak gitu.
>Ya Tuhan, jangan buat aku nangis!
>Kamu gak pernah berkata atau berbuat salah ke aku Mark
>Juga kamu gak pernah berbuat kasar ke aku
>Kamu itu... entahlah.
>Mungkin kita bener-bener gak usah jadi teman lagi
>Mungkin malah kita bener-bener harus gak pernah ketemu lagi!
>Aku..
>Aku muak punya temen yang akhirnya bakal ninggalin aku juga!
>Kamu? Jenny? Mike? Kalian semua sama.
>Kalian semua sama!!

>Aku gak niat bikin kamu ngamuk.
>Aku minta maaf

>Maaf Mark. Aku gak bisa ngendaliin diri aku sendiri.
>Maaf. Aku bener-bener minta maaf atas perkataanku tadi.
>Kita berdua lelah... lelah dengan sesuatu hal.

>Lelah karena perubahan?

>Enggak
>Lelah karena segalanya
>Masa depan kita? Waktu gak bisa diprediksi dalam cara apa pun.
>Gak akan ada yang tau kita mau di bawa ke mana... dan lihat kita sekarang
>Aku bener selama ini. Aku takut akan waktu...
>Dan perubahan.
>Aku bener-bener sensitif sama perubahan

>Aku akan selalu ada untukmu

>Mark..
>Cukup. Beri aku jeda.
>Aku mungkin berubah juga
>Perubahan emang gak bisa dihindari

>Aku akan selalu ada untukmu

>Kuharap aku bisa melupakan semua hal ini
>Masalahnya..
>Akulah yang selalu mencintai lebih

>Aku akan selalu ada untukmu

>Aku akan selalu mengingat semua kebodohan yang kita lewati
>Aku akan selalu mengingat semua momen yang kita lewati bersama
>Semua hal yang menyenangkan, sebelum semuanya berubah salah

>Aku akan selalu ada untukmu

>Ingat tugas Kimia waktu itu?
>Itu semua sengaja kulakukan biar aku bisa kenal kamu. Aku sebenernya udah tau tiga ikatan itu sejak awal.
>Kamu menarik, sampai akhirnya Mike datang. Aku belajar banyak..
>Dan...
>Dan kuharap aku bisa menjelaskan semuanya, tapi aku rasa cukup sudah. Aku udah muak.

>Aku akan selalu ada untukmu

>Kuharap aku dapat belajar mencintai orang sepertimu
>Mark Blythe... kuharap kamu sukses
>Carilah istri untukmu
>Dan teman-teman yang bisa kamu andalkan
>Seraya aku lakukan hal yang sama... dengan usahaku sendiri.

>Aku akan selalu ada untukmu

>Seandainya aku dapat memutar waktu kembali, saat aku masih mencintaimu.
>Tapi aku gak bisa
>Aku gak bisa
>Selamat tinggal.

Mark mengetik "Aku akan selalu ada untukmu" lagi, namun ia hapus. Lalu ia mengetik "Aku akan selalu membuat kamu bahagia", namun ia hapus. Lalu ia mengetik "Aku akan selalu berada di sampingmu", namun ia hapus. Lalu ia mengetik "Aku akan memperbaiki segalanya", namun ia hapus. Lalu ia mengetik "Aku... aku akan menerima segalanya", namun ia hapus. Lalu ia mengetik "Aku akan menjadi apa pun", namun ia hapus. Pada akhirnya, satu pesan terakhir yang dapat Mark kirim pada Nicole adalah:

>Selamat tinggal

~•~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro