Poseidon ; 8

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di saat putra Rea telah berhasil dengan rencana mereka, di dalam istana Othrys Kronos sedang mengumpulkan para titan dan mengadakan rapat mendadak untuk serangan yang akan dia terima. Beberapa titan seperti Hiperion, Koios, Krios, Lapetos, dan Atlas berserta anak-anak mereka ikut berkumpul di ruangan utama Othrys.

"Kita akan diserang oleh kutukan Gaia. Istriku sendiri telah berkhianat dan berencana melawanku. Dia telah membebaskan anak-anaknya yang lama kusimpan di dalam perutku. Kini, kalian semua harus ada di pihakku untuk mempertahankan kekuasaan para titan!" Kronos bersungut-sungut berbicara kepada para titan yang duduk menyimaknya.

Awalnya para titan itu berpikir bahwa melawan anak Kronos hal yang sia-sia saja sebab yang dikutuk Gaia hanya Kronos seorang. Jadi, para titan tidak akan kena imbasnya. Namun setelah dipikir-pikir lagi, anak-anak Rea terlahir sebagai seorang dewa bukan titan seperti mereka. Kemungkinan besar, para dewa itu berniat menguasai dunia dan melumpuhkan kekuasaan para titan. Hal itulah yang membuat titan lainnya sekarang berpihak pada Kronos kecuali Gaia, Rea, dan beberapa titan yang masih cukup berpikiran waras untuk tidak memihak siapapun.

"Baiklah, kita harus segera membuat strategi untuk perang ini," ucap Koios setelah meneguk air yang disajikan di meja.

"Aku mendengar dari salah satu prajurit suruhanku bahwa mereka semua sedang bersembunyi di Kreta. Jadi aku berpikir untuk menjadikan Gunung Othrys sebagai benteng." Kronos melebarkan selembar peta tua yang terbuat dari kulit binatang di atas meja.

Para titan dengan saksama mendengarkan setiap penjelasan Kronos. Mereka saling menyetujui pendapat satu sama lain dan bergegas mempersiapkan diri setelah Kronos mengakhiri rapatnya.

"Mulai malam ini kita akan bersiap dan keesokannya Kreta akan dibanjiri dengan darah!" Kronos berseru dan langsung disambut sorakan dari titan lain.

Tidak butuh waktu lama untuk para dewa kembali ke Kreta. Mereka terutama Zeus sempat takjub melihat keadaan Kreta saat ini. Begitu mereka mendarat ketiga dewa disuguhkan beberapa hektar ladang jagung yang tumbuh subur dan memiliki ukuran cukup tinggi. Tempat itu juga kini penuh dengan jerami yang disusun rapi membentuk seperti benteng untuk berperang.

"Apa ini?" Zeus mengernyit menyentuh daun tanaman jagung yang hijau kekuningan. Sejak dia masih kecil hingga tumbuh sebesar ini tidak pernah Zeus lihat tanaman semacam itu.

"Bagus bukan putraku? Ini semua karya kakakmu, Demeter!" ujar Rea menyambut kedatangan para putranya.

"Benar! Ini hasil kerja kerasku, bagus, kan?" Demeter muncul dari balik semak-semak dengan seulas senyum merekah di bibir tipisnya.

"Oh ya?" Zeus hanya mengangguk dengan senyum yang dipaksakan.

"Wah tentu! Ini tentu bagus Demeter! Hebat, kau hebat sekali!" Poseidon segera menjatuhkan dua kiklops yang masih menggantung di punggungnya dan merentangkan tangan menuju Demeter.

"Terima kasih! Ini juga karya kami." Hera tiba-tiba muncul dari semak yang sama dengan Demeter.

Poseidon terkejut dan otomatis menghentikan langkah kakinya. "Hera!"

Hera mengajak Demeter keluar dari semak-semak, lalu pergi meninggalkan Poseidon yang berdiri mematung di depannya. Sekali lagi usaha Poseidon gagal. Pria tampan itu merengut sembari menendang kerikil kecil di sekitarnya.

Zeus segera meminta Poseidon, Hades, dan para raksasa untuk berkumpul di dalam gua dan merencanakan strategi perang mereka. Untung saja, para nimfa dan kuretes sedang diungsikan ke perbukitan di samping Gunung Ida sehingga mereka tidak akan terkejut dengan kehadiran para raksasa.

"Kami bukan seorang petarung melainkan pembangun. Kami hanya bisa membantu kalian membuat senjata," ujar salah satu kiklops bernama Brontes yang disusul anggukan oleh saudaranya yang lain.

Poseidon menggaruk dagunya yang sedikit berjenggot. Dia berlagak seperti pemimpin perang. "Kalau kalian hekatonkhire, apa yang kalian bisa?"

"Kami memiliki banyak tangan mungkin akan membantu, entahlah."

Hades mengembuskan napas kasar. Dia berpikir pantas saja anak Gaia ini dibuang ke Tartaros, mereka lebih bodoh dari kelihatannya.

"Baiklah tidak apa-apa. Kita bisa memanfaatkan senjata yang dibuat oleh kiklops dan kekuatan hekatonkhire saat ini berguna untuk membangun benteng semakin besar dan kokoh." Zeus mengutarakan keputusannya yang bijak.

Ketiga kiklops dan hekatonkhire bergegas melaksanakan tugas masing-masing sementara para dewa membahas rencana perang lebih lanjut. Di malam hari para kiklops telah mempersiapkan senjata yang mereka buat untuk para dewa dengan melihat karakter dari ketiga anak Rea.

Arges mengangkat senjata buatannya yang berbentuk petir, bewarna kuning terang, terbuat dari campuran besi dan tembaga yang mereka bawa dari dunia bawah. "Ini adalah senjata untuk Dewa Zeus!" ucapnya bangga.

Zeus dengan senang hati menerima senjata itu. Baginya itu sangat cocok dengan kekuatannya.

Selanjutnya Brontes mengangkat sebuah tongkat dengan ujung bercabang tiga yang runcing, warnanya sama kuning terang, ditambah ukiran berbentuk ombak lautan kian menambah keindahan senjata itu. "Ini adalah trisula yang aku buat untuk tuanku, Poseidon!"

Poseidon pun dengan senang hati menerima trisulanya. Senjata itu cocok dengan tubuhnya yang tinggi tegap.

Yang terakhir giliran Streropes. Dia mengangkat sesuatu di tangannya. "Ini adalah senjata yang kubuat untuk Dewa Hades!"

"Mana?" Zeus dan Poseidon mengernyit.
Streropes tiba-tiba seperti sedang menaruh sesuatu di kepala Hades.

"Hei, apa-apaan kau ini!" Hades berteriak menyuruh kiklops itu mundur.

"Aku membuatkan Anda sebuah topi gaib," ujar kiklops.

"Apa?" mata Hades terbelalak.

Poseidon dan Zeus tak kuasa menahan geli di perut mereka. Streropes memang sangat mengerti karakter Hades.

"Tunggu dulu! Saudaramu membuatkan senjata keren untuk mereka dan kau hanya memberiku penutup kepala?!" protes Hades jengkel. "Akan aku beri pelajaran kau!"

Streropes merasa gelisah. Dia sudah berusaha sebaik mungkin dan sepertinya saudaranya yang lain tidak ingin membelanya dengan berjalan mundur.

"Tunggu, tuanku! Topi ini lebih hebat dari yang kau duga. Cobalah berkonsentrasi dulu maka topi ini akan bekerja dengan baik!" kilah Streropes, tapi memang begitu cara kerja senjata buatannya.

"Sudahlah, turuti saja perkataannya dan jangan mengeluh!" ujar Zeus yang sudah pulih dari perlombaan tahan tawa bersama Poseidon.

Meski dengan wajah masam, Hades tetap mengikuti perintah Zeus. Dia juga penasaran dengan kekuatan penutup kepalanya. Sekejap Hades mulai konsentrasi.

"Wow! Kau hilang Hades! Kau menghilang," teriak Poseidon yang kagum karena Hades tiba-tiba tidak terlihat.

"Benarkah? Kau tidak membohongiku?" Hades meragu.

"Kau tidak percaya pada Poseidon, tapi percayalah padaku. Kau benar-benar tidak terlihat Hades! Ini hebat!" Zeus ikut terperangah.

Akhirnya Streropes bisa bernapas lega. Ada yang menghargai ide kreatifnya.

"Bagaimana cara agar aku terlihat kembali?" tanya Hades.

"Lepaskan saja, tuanku." kini Streropes bisa berbicara dengan santai.

Hades kembali terlihat dan dia nampak cukup puas dengan cara kerja penutup kepala miliknya.

"Hei kakak, aku boleh meminjam topi punyamu, kan kapan-kapan?" Poseidon mencoba merayu Hades.

Namun, kakak laki-lakinya itu tahu bahwa niat Poseidon meminjam senjatanya bertujuan buruk. Dia pasti akan menggunakan topi itu untuk mengintip para gadis.

"Aku akan meminjamkan kepalan tanganku padamu!" Hades menggerakkan tangannya seakan mau meninju kepala Poseidon.

"Cih." Poseidon mencibir.

Setelah para dewa selesai menerima senjata, mereka masing-masing mulai mencoba mengukur kemampuan. Zeus menguji petir miliknya dengan menghujamkannya pada pepohonan yang membuat batang besar itu terbakar habis sekaligus membuat kakaknya, Demeter menangis.

Sementara itu Poseidon mengetes trisula miliknya pada sungai di dekat Gunung Ida. Saat senjata mirip tombak itu dihentakkan ke air sungai tiba-tiba saja terjadi gempa bumi dan air di sungai meluap menjadi banjir.

Sedangkan Hades, dia hanya bersantai sambil minum nektar. Pria bermata abu-abu itu tidak ingin membuat keributan dan kekacauan di Kreta yang akan mengundang kecurigaan musuh.

"Aku pikir Zeus itu pintar ternyata sama saja," ujarnya.

⚪ ⚪ ⚪
See you next chapter
Author
Sandramilenia

Jangan lupa klik bintang 🌟

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro