Poseidon ; 9

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah melewati malam penuh drama, keesokan paginya Zeus, Poseidon, dan Hades bersiap di kubu mereka. Begitu pula dengan Kronos dan sekutunya. Perang pun pecah. Banyak prajurit Kronos yang mati sia-sia karena mendekati area para dewa. Tubuh mereka tertimbun bebatuan karena gempa yang disebabkan Poseidon. Tidak hanya itu banyak dari mereka juga terluka dan kehilangan nyawa karena terkena serangan petir Zeus. Di hari pertama yang tidak bekerja hanya Hades. Dia mengambil peran sebagai pengatur serangan.

Perang terjadi bukan hanya berhari-hari melainkan berbulan-bulan dan kini sudah memasuki tahun kesepuluh. Keadaan semakin genting, meski prajurit Kronos banyak yang tumbang di medan perang. Namun, itu tidak mengubah pola peperangan. Para dewa mulai kehabisan tenaga sementara pihak titan terus melawan tanpa ampun.

"Sekarang kita harus bagaimana? Perang ini sudah berlarut-larut dan kita mulai kehabisan tenaga," ujar Poseidon saat mereka tengah beristirahat di dalam gua.

"Kau benar Poseidon, aku berpikir saat ini kondisi kita semakin terdesak. Aku yakin para titan sialan itu sedang berpesta di Othrys seperti kebiasaan lama mereka." Zeus menambahkan.

Hades yang sedari tadi hanya berdiri menyandar pada dinding gua, kini ikut bergabung di lingkaran saudaranya. "Kalau begitu kita manfaatkan saja kesempatan ini," ucapnya.

"Apa maksudmu?" Poseidon mengerutkan dahi.

Senyum Hades tersungging. Pria itu memang selalu punya rencana yang misterius. "Aku memiliki topi gaib yang belum pernah kupakai selama perang. Kali ini aku akan memakainya dan pergi ke Othrys. Akan kubuat senjata mereka hancur dan benteng mereka roboh, dengan begitu kekuatan para titan itu akan berkurang."

Zeus mengangguk."Ide bagus."

"Kalau begitu aku butuh beberapa jerami dan sedikit percikan api," kata Hades.

"Kami siap membantu." Hera, Hestia, dan Demeter menyahut sembari mengulas senyum.

***

Hades yang telah siap dengan barang bawaannya segera mengenakan topi gaibnya dan pergi ke Othrys dengan wujud burung gagak yang tak terlihat. Jarak yang tidak terlalu jauh membuatnya sampai tepat pada waktunya. Benar dugaan Zeus, para titan itu sedang tidak ada di dalam benteng yang artinya mereka sedang berpesta seakan sudah mendapatkan kemenangan. Siasat para dewa tidak akan pernah mereka duga.

Setelah merusak berbagai peralatan perang seperti tombak, anak panah, tameng pelindung, baju-baju besi, dan berbagai persediaan lain, Hades segera menumpuk jerami di sekitar tembok pertahanan para titan. Dia pun menyulut api yang telah disimpan Hera pada kuali besar. Seketika api itu membakar benteng titan dan membumi hanguskan hamparan di sekitar Gunung Othrys.

Hades bergegas kembali ke Kreta setelah berhasil melaksanakan rencananya. Sementara itu di Kreta, Zeus dan Poseidon melatih para hekatonkhire untuk memanfaatkan seratus tangan mereka agar melempar batu tepat sasaran. Meski awalnya sangat sulit, pada akhirnya para raksasa itu berhasil mengikuti arahan para dewa.

Esok hari setelah matahari terbit di puncak Othrys, Kronos yang baru saja terbangun dari tidurnya dikejutkan oleh murka Atlas dan titan lainnya. Para titan sudah menyadari bahwa benteng pertahanan mereka telah diserang, tidak hanya itu persediaan makanan dan senjata juga hancur lebur. Kini amukan para titan sudah tidak tertahankan lagi.

Namun, memang itulah yang diinginkan ketiga putra Rea. Para dewa dengan sengaja berpura-pura mundur dan membuat lawan mereka dengan percaya diri memasuki area Kreta. Hingga pada saat para titan lengah, hujan bongkahan batu mereka terima dari para hekatonkhire. Tidak hanya lemparan batu bahkan beberapa tombak yang dibuat para kiklops sukses mengenai para prajurit dan membuat sekutu para titan tidak mampu bertahan.

Berbagai serangan dari tanah, air, dan langit tepat mengenai kelompok titan dan membuat mereka kalang kabut. Kronos kehilangan kendali. Anak-anak dari saudaranya telah mati. Prajurit andalannya pun telah berguguran. Kronos frustrasi dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada, ketiga dewa menyuruh para kiklops untuk membelenggu para titan yang sudah tidak berdaya dan mengumpulkan mereka di dalam gua. Beberapa titan sudah tertangkap bahkan Atlas yang berperan sebagai Jenderal Utama Kronos juga sudah diamankan. Akhirnya Kronos mengakui kekalahannya dan menyerahkan dirinya sendiri di tangan ketiga dewa yang tidak lain adalah putranya.

"Kalian semua telah tertangkap dan mengakui atas kemenangan para dewa. Sekarang kami akan mengirim kalian ke Tartaros, tempat di mana kalian seharusnya berada!" ucap Zeus kepada para titan yang sudah tertunduk malu di depannya.

Meski titan yang lain terlihat pasrah menerima keputusan Zeus. Namun, tidak berlaku bagi Atlas.

"Kalian para dewa bisa apa?" Atlas tergelak. "Langit ini akan runtuh jika kalian memenjarakan para titan! Kalian pikir para dewa bisa mengatasi itu!" ucapnya angkuh.

Poseidon tersulut amarah hingga ingin menghunuskan trisulanya pada Atlas. Namun, itu tidak terjadi karena Zeus menghalanginya.

"Jangan kotori senjatamu dengan darahnya, Poseidon!" Zeus mengerling menatap Atlas yang tersujud di atas kakinya. "Kau benar juga Paman. Kami memang tidak bisa mengatasi langit yang runtuh, tapi bukankah kau bisa?"

"Apa?" Atlas terkejut.

"Ya, sudah aku putuskan mulai sekarang kau akan menahan bobot langit, Atlas!"

Para titan terkejut. Bahkan Poseidon dan Hades juga. Mereka tidak menyangka Zeus akan memerintahkan hukuman itu untuk Atlas.

"Bagus, Saudaraku!" puji Poseidon.

"Para hekatonkhire bawalah pamanku, Atlas, ke gunung yang paling dekat dengan langit dan ikat dia di sana agar bisa menahan langit!" perintah Zeus.

Atlas yang masih terikat dengan rantai segera dibawa oleh para hekatonkhire kendati sumpah serapah tak berhenti keluar dari mulutnya.

Akhirnya ketiga dewa meminta para kiklops dan hekatonkhire yang telah mengurus hukuman Atlas untuk kembali ke Tartaros juga membawa serta semua titan yang telah mereka tawan termasuk Kronos. Kali ini bukan mereka yang dipenjara melainkan yang memenjarakan dan menjaga para titan di sana. Suatu kebanggaan tersendiri bagi kaum raksasa untuk melakukan itu. Lagi pula di sana mereka bebas melampiaskan dendam.

Perang Titanomakhia telah usai, akibatnya kerusakan besar terjadi di Istana Othrys. Bangunan megah itu sekarang tidak lagi layak disebut rumah. Pilar-pilar rubuh dan belum lagi bekas kebakaran yang disebabkan oleh Hades. Lagi pula Zeus dan para saudaranya sudah memutuskan membangun istana baru untuk masa kehidupan yang baru di bawah kekuasaan para dewa. Mereka akan mendirikan istana di Gunung Olympus.

Zeus, Poseidon, dan Hades serta saudarinya yang lain memerintahkan para kiklops dan hekatonkhire untuk mangkir sebentar dari tugasnya di Tartaros dan membantu mereka membangun istana baru. Sebuah bangunan megah rancangan para dewa sungguh luar biasa. Pilar pada bangunan lebih besar dan kuat. Warnanya tidak jauh berbeda dari istana Othrys sebelumnya. Namun, kini lebih menonjolkan kesan mewah dengan ornamen berbahan emas.
Setelah pembangunan dengan waktu yang cukup lama akhirnya para dewa bisa merasakan tinggal di dalam istana milik mereka sendiri. Kini tanggung jawab Olympus berada di tangan Zeus yang tidak lain pemimpin perang melawan Kronos, tapi Zeus bukan dewa serakah yang menginginkan takhta seorang diri. Dia memutuskan untuk melakukan pengundian dan membagi kekuasaan dengan kedua saudara laki-lakinya. Sayangnya, Zeus tidak berniat memberitahu saudari perempuannya.

"Hari ini kita akan melakukan undian. Siapa yang mendapat dadu angka tertinggi berhak memutuskan lebih dulu daerah kekuasaannya," Zeus memberikan penjelasan kepada kedua kakaknya yang telah bersiap mendapat istananya sendiri.

"Baik kita lempar bersamaan!" Poseidon memberi arahan.

Ketiga dewa bersama-sama melempar dadu. Zeus berhasil mendapat angka tertinggi dan memutuskan langit sebagai daerahnya. Setelah itu, Poseidon mendapat kesempatan kedua dan memilih lautan sebagai kekuasaannya. Sementara Hades mau tidak mau mendapatkan dunia bawah. Namun, Hades menyukai bahkan terkesan mensyukuri apa yang dia dapat.

"Lalu siapa yang akan berkuasa di istana?" tanya Poseidon.

Zeus tertawa. "Tentu saja kita. Kalian bisa kapan saja kemari begitu pun aku. Titan yang tidak ikut berperang kembali pada tugas mereka masing-masing dan bumi ini juga kita penguasanya. Adil, kan?"

"Ya, kau benar juga," ucap Poseidon.

Hades dan Zeus telah pergi meninggalkan ruang singgasana. Sementara Poseidon, Pria tampan bermata biru itu masih termenung di kursinya. Usai perang berakhir, dia tidak pernah berjumpa lagi dengan Demeter, kakaknya. Malang memang nasib cinta Poseidon. Entah ke mana sekarang Demeter berada.


⚪ ⚪ ⚪
See you next chapter
Author
Sandramilenia

Jangan lupa klik bintang 🌟

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro