1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Musim dingin telah berakhir, nampak langkah tergesa menghampiri seorang perempuan berseragam yang jalannya sengaja lebih cepat.

"Lee Yoora..." panggil sosok itu sembari terengah.

Sebenarnya sepele, ia lupa sudah memiliki janji dengannya. Dan ia sudah membiarkan Yoora menahan dingin selama satu jam di halte dekat sekolah.

Langkah kakinya dipercepat, uap tipis menguar dari dalam mulutnya yang terengah mengais oksigen.

~

"Kau melamun lagi Min Suga." ucap Kim Taehyung yang sedang menyesap capucino.

"Tidak, hanya sedang mengingat dia." jawab Suga datar.

"Dia masih hidup, aku sangat yakin." sahut Namjoon.

"Kau yakin sekali Joon. Yang berada dalam satu mobil dengannya saja tidak bernyawa semua." sela Suga.

"Oh ayolah, semua yang ada dalam drama kan refrensinya berasal dari dunia nyata. Kenapa tidak kau amini saja dahulu, aku heran kenapa kau jadi pesimis." ujar SeokJin mengambil posisi duduk nyaman di sebelah adiknya - Taehyung.

"Bukannya aku pesimis hyeong, hanya saja kecil kemungkinan. Apalagi mobil itu masuk jurang. Dan yeah, Yoora tidak ada disana." ujar Yoongi.

"Harusnya itu memacumu berpikir positif, meyakini Yoora masih hidup. Pahit kata dia amnesia, setidaknya kau masih memiliki kesempatan bertemu dengan kondisi yang mungkin mengecewakan." ujar Hoseok.

Yoongi terdiam. Benar, seharusnya ia berpikir baik dengan tidak ada Yoora dalam mobil. Semua kemungkinan baik menjadi opsi pertama, karena tidak ada Yoora di daftar korban.

"Hyeong, percaya padaku. Hati Yoora peka, ia tahu kemana harus pulang. Ia tahu, rumahnya akan rusak jika ditinggal terlalu lama." ujar Jimin sembari menepuk bahu Yoongi.

.

.

Jalan dikawasan tempat Yoongi tinggal masih ramai, kembali pulang ke apartemen membuatnya hanya merasa sepi. Ia tidak pernah berpikir bahwa Yoora akan lebih cepat pergi meninggalkannya. Ia dan Yoora layaknya objek dan bayangan, tetapi ini berbeda. Yoora tak akan meninggalkan ia dalam gelap, mungkin Yoora lelah bertahan dalam gelap. Maka ia memutuskan pergi, sementara mungkin.

Menghela napas berat, Yoongi pejamkan mata dan tertidur dengan damainya. Berharap Tuhan bermurah hati memberikan petunjuk tentang Yoora.

Hening, masih pukul 23:00. Tiba-tiba pintu terbuka, sesosok perempuan masuk ke dalam apartemen Yoongi. Berjalan pelan menghindari suara, ia ingin menyiapkan kejutan.

Kue tart, lilin dan confeti sudah disiapkan. Balon juga sudah di hias sedemikian rupa di studio milik Yoongi. Tidak banyak yang ia siapkan, hanya melunasi janji untuk kejutan ulang tahun Yoongi.

"Cha... Waktunya menutup mata kucing gemasku. Hihihi."

Ia hapal betul bahwa Yoongi jarang menutup pintu dengan rapat. Maka, dengan mudah ia menyelinap.

Diambilnya penutup mata berwarna hitam yang sudah ia siapkan. Mengusap sayang sosok yang selalu menjadi rumahnya, ia merasa beruntung tidak jadi ikut ke tempat liburan bersama teman-temannya. Sekalipun kini ia masih dalam keadaan duka, setidaknya ada Yoongi yang akan siap berbagi canda tawa bahagia dengannya.

Dengan perlahan, ia memasangkan kain penutup mata. Berusaha tidak membangunkan Yoongi, ia sedang tak ingin kejutannya gagal.

Penutup mata terpasang sempurna setelah ia bersusah payah tidak membuat Yoongi bangun.

"Yoongi-ah, bangun..." bisiknya.

Yoongi sedikit terusik, tetapi tidak terlihat bahwa ia sudah bangun. Masih berusaha membangunkan Yoongi, ia membisikkan perintah bangun dari tidurnya kepada Yoongi.

Karena kesal, Yoongi terbangun lalu berteriak kesal.

"SIALAN, KENAPA HARUS MATI LAMPU!!" ocehnya.

Sosok tersebut hanya terkikik pelan, memilih meraih tangan Yoongi dan menuntunnya.

"Ikuti aku." bisiknya.

Yoongi terdiam, sibuk memikirkan suara siapa yang berani berbisik kepadanya.

"Yoora..." bisik Yoongi.

.

.

.

Yeay... Akhirnya kesampaian juga nulis si abang Yoongi.
Hari ini nambah umur ya bang, Saengil Chukkae.. 🥳🥳🥳

Dan yeah, seperti biasa... Dinantikan voment kalian.. Karena itu menjadi feedback yang baik untukku.

Terima kasih..

💜🐱
9320

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro