2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kau tahu kenapa aku tidak begitu menyukai makanan manis? - Yoongi

Kau terlalu manis, tetapi aku suka. - Suga

.

.

🐱

Yoongi mengerjapkan matanya, memastikan objek di depannya adalah benar Lee Yoora. Bukan mimpi apalagi halusinasi.

"Ini benar kau?" tanya Yoongi masih bingung.

Yoora tertawa, seakan inilah momen terlucu sepanjang hidupnya mengenal Yoongi. Kejutannya benar-benar berhasil.

"Yeah... It's me." jawab Yoora lalu tersenyum.

Menggeleng tak percaya, Yoongi meraih tangan Yoora.

"Kau, jangan menipuku setan." desis Yoongi kesal.

Plak

Yoongi mengelus lengannya yang terkena pukul Yoora, sakit. Berarti benar nyata.

"Kau, kenapa bisa selamat?" tanya Yoongi sedikit berteriak.

"Yaak... Kau mendo'akan aku segera masuk peti?!" sahut Yoora kesal.

"Tidak... Bukan begitu... Tetapi, ba-bagaimana bisa?"

Seakan paham maksud arah pembicaraan Yoongi, Yoora mengalihkan sementara dengan acara ulang tahun Yoongi.

"Kau, tidak mau tiup dahulu lilinnya?" tanya Yoora.

"Astaga, kenapa kekanakan sekali Yoora. Sudah berulang kali ku katakan, stop mendekorasi ruangan ini menjadi tempat kejutan." jawab Yoongi kesal seraya meniup lilinnya.

Yoora bertepuk tangan senang, setidaknya ia harus menyiapkan diri dahulu untuk menceritakan.

"Kuenya sudah ku potong, kau tidak memiliki alasan mangkir menjawab pertanyaanku." ujar Yoongi sembari keluar studio membawa tart untuk dimasukkan ke lemari es.

.

.

Yoora berulang kali menghela napas perlahan, memainkan jemarinya. Gugup, tidak nyaman, dan takut.

"Jika kau belum siap menceritakannya, nanti saja. Lebih baik kau tidur di kamar tamu dan aku kembali ke kamar." ujar Yoongi sembari bersiap meninggalkan ruang tengah.

"Janji tidak memotong ucapanku?" tanya Yoora.

Yoongi mengangguk, toh ia juga penasaran kenapa Yoora selamat dalam peristiwa nahas tersebut.

Merapatkan bantal sofa yang di pangkunya, Yoora memulai bercerita kenapa ia bisa selamat.

~

Acara hari itu sangat-sangat dinantikan oleh teman-teman Yoora. Liburan bersama sebelum libur semester. Tujuannya pantai, karena bersamaan dengan pengawal musim panas.

"Yoora, kau kenapa tidak jadi ikut?" tanya Jisung.

"Hmm... Aku harus mengantarkan beberapa proposal ke sponsor untuk acara festival nanti." jawab Yoora.

"Ah sayang sekali, padahal ini kan liburan kita bersama sebelum berpisah." ucap Seojoon.

Yoora hanya mampu tersenyum, mau bagaimana lagi. Tanggung jawab sebagai pencari sponsor sudah di pundaknya sejak dua bulan lalu.

"Kau, pokoknya harus menyusul. Aku tidak menerima alasan sampah." oceh Soora.

Yoora mengangguk, toh ia juga menantikan liburan bersama ini. Sayang ia tidak bisa berangkat bersama.

.

.

Sebenarnya Yoongi melarang Yoora pergi ke pantai karena kondisi jalanan yang sedang rawan. Ia sendiri kemarin terkena macet berjam-jam karena ada kecelakaan.

"Kau melarang Yoora liburan Hyeong? Yang benar saja." protes Jimin.

"Ya mau bagaimana lagi, perasaanku tidak enak semalam. Jadi ku minta dia menyerahkan proposal untuk festival musiknya."

"Kau beri dia imbalan apa jika menurut?" tanya Namjoon.

"Mengundang bandnya Jungkook. Aku tahu selera mereka." jawab Yoongi santai.

"Hyeong, ku lihat Yoora tadi ikut bersama dengan teman-temannya." adu Taehyung yang baru saja tiba.

Semua orang yang sedang berada disana terdiam, oh no... Perasaan tidak enak Yoongi semakin menjadi.

~

"Lalu kenapa kau tidak menghubungiku sehabis mengantar mereka?" tanya Yoongi datar.

"Ponselku mati, aku masih harus ke kampus karena ingat proposal yang kau minta tertinggal di ruang BEM." jawab Yoora.

Meneguk air yang di sediakan Yoongi, Yoora bersiap melanjutkan ceritanya.

"Aku langsung mengisi daya saat di ruang BEM. Ponsel aku nyalakan selang tiga jam mereka berangkat, dan sungguh berita itu menyapaku lebih dahulu ketimbang makianmu Yoongi. Maaf sudah membuatmu khawatir." ujar Yoora merundukkan kepala, semua berita kehilangan itu terlalu cepat.

Yoongi meraih tubuh Yoora dan memeluknya, ia tidak tahu akan serumit ini. Ia nyaris gila mencarinya, tetapi mungkin Yoora sudah diambang menuju gila mengingat semuanya.

"Sshhh... Aku yang seharusnya minta maaf. Padahal sudah ada daftar nama korban tewasnya. Dan jelas-jelas namamu tidak ada disana, aku malah berkeras bahwa kau ikut dan jasadmu terpental karena masuk jurang." ujar Yoongi sembaru ngusap pelan punggung Yoora yang kini terisak.

Yoora menangis tersedu, mengingat satu minggunya berat mengantarkan teman-temannya menuju pemakaman maupun ke tempat kremasi.

"Yoora, dengarkan aku. Kau masih beruntung diberi kesempatan hidup. Kau harus menjalani hidupmu dengan baik, dan kau harus percaya bahwa aku akan menjagamu. Sekalipun harus bertaruh nyawa." ujar Yoongi pelan.

Sunyi. Hanya itu suasana yang tergambar sekarang. Ia bisa mendengar suara hela napas teratur dari Yoora yang tidur menaruh kepala di pundaknya.

"Aku janji, kau akan tetap bersamaku walau maut harus ku lawan." janji Yoongi sebelum akhirnya membopong Yoora ke kamar tamu.


.

.

.


**



Woy yeorobun.. Kekmana? Ada feel feel kesel tak? 🤭🤭🤭

Gosah lah kesal sama aku, nikmati alur abang Yoongi dengan mbak Yoora yaa..

JANGAN LUPA!!!

Vote.. Komen.. Dan share ke teman-teman kalian biar banyak yang baca..

Akhir kata,
Papaiii 💜

13320

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro