5

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Terkadang aku bertanya, sebenarnya kita ini apa? - Lee Yoora

.

.

🐱

**

Yoora sebenarnya sudah sangat bosan dengan aturan orang tuanya, yang mengatakan jika kau kesusahan atau butuh bantuan hubungi saja Yoongi. Astaga, padahal Yoongi tidak seharusnya dibebankan pada tanggung jawab menjaganya. Ini hanya alasan karena balas budi semata semenjak Yoongi menginjakkan kakinya di kota dalam keadaan hampir menjadi gelandangan.

Mata Yoora menatap jengah pada percakapannya dengan sang ayah yang keras kepala meminta Yoongi menemaninya berkeliling kampus. Oh, yang benar saja. Sepagi tadi ia sudah melihat postingan Yoongi yang sedang dijadikan bahan sandaran oleh adiknya Min Yoonji. Sungguh, kedekatan mereka membuat siapapun yang melihat bisa salah paham hanya dalam waktu lima detik. Yoonji termasuk mahasiswi incaran banyak mahasiswa di kampusnya, Yoora kenal betul bagaimana perempuan mungil itu merespon mereka. Cukup berkata 'Silahkan menghadap seseorang di fakultas Seni Musik semester enam, namanya Min Yoongi.' semuanya melanjutkan langkah, mundur.

Hari ini, kelasnya mengadakan kelas sangat pagi dan itu sungguh menyusahkan baginya. Sejujurnya Yoora sedang bosan dengan suasana kelas yang tiba-tiba menggosipkannya dengan Yoongi. Jangan ditanyakan kenapa, sudah jelas nyaris setiap hari ia akan bersama dengan Yoongi yang sering  menjemputnya. Padahal, itu hanya sebagai wujud tanggung jawab sudah diberikan pekerjaan oleh ayahnya. Sungguh, ini memuakkan.

"Lee Yoora, bisa kau ke ruang musik? Tanyakan, apakah kita bisa meminjam beberapa alat musik untuk pentas?" titah Park Soora.

"Jangan aku sendiri, mana Tiffany?" tawar Yoora.

"Tiffany Jung, temani Yoora ke ruang musik." teriak Soora.

Yoora menggeleng, memang tidak ada sopan-sopannya teman satu kelasnya ini.

***

Yoora dan Tiffany berjalan beriringan menuju ruang musik yang berada di gedung timur. Suasana kampus yang sedikit sepi, sedikit banyak membuat mereka bergegas. Sungguh, sepi itu sangat mencekam. Apalagi gedung timur yang beritanya sudah seantero fakultas tahu berita miring. Hingga tanpa sadar Yoora melangkahkan kakinya lebih cepat.

"Yoora, jangan berjalan terburu. Kakiku sakit mengikuti langkahmu yang tidak manusiawi." keluh Tiffany.

"Ah, maafkan aku. Harusnya aku tadi melihatmu saat berjalan juga." ujar Yoora lalu melangkahkan kakinya sedikit lebih lambat.

"Yaa... Tak apa." sahut Tiffany santai.

Mereka berjalan bersisian kembali, mengobrol hal tak penting soal makhluk hidup di kelas mereka. Mulai dari gosip biasa hingga misteri yang belum terungkap alasannya.

"Jadi, kau dan kak Yoongi itu apa? Kami sering berpikir bahwa kalian ada sesuatu." ujar Tiffany.

"Sebenarnya, aku dan Yoongi tidak ada hubungan apa-apa. Kami hanya sebatas teman kenal, itu saja." jawab Yoora.

"Ah begitu, kalau kau punya hubungan juga tak apa. Toh, kak Yoongi sangat gandengable." jelas Tiffany.

"Hahahaha, kau harus berkenalan dengan adiknya juga. Sungguh, kau akan menyangka mereka kembar." ujar Yoora.

Tiffany mengangguk, mereka sudah sampai di depan ruang musik. Terdengar suara musik dari dalam, syukurnya ada orang.

"Permisi..." ujar Yoora sembari membuka pintu.

Sosok yang membelakangi grand piano sontak menghentikan permainannya, mendongak untuk memastikan siapa yang datang.

"Oh... Yoora dan kau-"

"Tiffany." jawab Tiffany tandas.

Sosok tersebut mengangguk, menghampiri dua sosok yang kini berdiri di dekat kursi yang masih berantakan sisa latihan.

"Ada apa kalian ke ruangan ini?"

"Hmm... Jadi, panitia pentas kelas kami ingin meminjam beberapa alat musik. Apakah ada prosedur khususnya?" tanya Tiffany.

"Oh tidak ada, kalian cukup membawa surat resmi dari kelas kalian."

Mereka berdua mengangguk, lalu pamit undur diri dengan tangan kosong.

"Yoora, bisa pulang denganku nanti?" tanya sosok itu.

"Yeohan, maaf aku sudah ada yang jemput. Kau pasti tahu siapa." jawab Yoora tegas.

"Kau akan di jemput oleh Yoongi lagi?"

"Tidak, dia sedang libur." jawab Yoora singkat.

"Okay, kau pulang denganku. Aku tidak menerima penolakan." tandas Yeohan.

Baik Yoora dan Tiffany terdiam, kenapa Yeohan sangat memaksa.

"Yeohan, harusnya kau tahu batasanmu. Ingat, kau hanya dikenalkan dan tidak memiliki hak mengaturku."

"Oh, jadi kalau Yoongi berhak?"

"Stop it, Yoongi tidak ada kaitannya!"

"Lihat, kau bahkan membelanya. Aku jadi ragu, sebenarnya ada apa kau dengan Yoongi?" tanya Yeohan kesal.

Yoora diam, tidak mampu menjawab. Tiffany bahkan seakan menunggu jawaban tersebut.

"Aku dan Yoongi? Kau akan tahu saat dia lulus nanti Yeohan." jawab Yoora lirih.



***


.


.




Aloha~

Aku kembali membawa abang Yoongi dan tentu saja konflik tak bertepi, hehe.

jangan lupa ya vomentnya, kritik dan saran kalian juga akan aku terima.


Papai

31520

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro