Semangat Bushido! (Pt. 1) || Eve

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng







Eve adalah adik kelasmu dan satu yang kau tahu, hari ini dia baru saja mendapat tugas sains tidak menyenangkan. Kau berpikiran seperti ini karena kau sudah pernah mengalaminya kemarin, bersama Sayo, Rinko, Aya, Kanon, dan Chisato--dan kau tahu lagi, gadis-gadis itu sama kesusahannya denganmu ketika mengerjakan tugasnya, terutama Aya.

Barangkali dari sekolah Kaoru dan Yukina juga begitu, tetapi tidak bisa benar-benar kau pastikan. Guru saja berbeda, apalagi cara mengajar dan tugas-tugas yang diberikan.

Menanam apalah nama tanamannya, dan Eve benar-benar tidak suka. Ia tidak pernah bergaul dengan Arisa apabila gadis dengan rambut coklat lembut itu berbicara tentang tanamannya. Jadilah, kali ini, Eve benar-benar terlihat kelabakan dengan tugas yang diterimanya.

Sejak istirahat pertama di hari ini, kau tidak melihatnya berada di taman sekolah. Kau tahu bahwa ia frustrasi, tetapi meninggalkan istirahat makan siang sangatlah bukan karakter seorang Eve Wakamiya. Ditambah, ia adalah model. Model tidak boleh merusak jadwal makannya. Bisa habis dirinya diceramahi oleh Chisato jika saja gadis itu jatuh sakit karena melewatkan makan siang.

Jadi, kau memutuskan untuk langsung bertanya kepada trio rambut warna-warni. Di tempat biasa, di bawah pohon sakura kecil yang ada di taman sekolah, dirimu menemui ketiga gadis tersebut.

"Lihat Eve, gak?" tanyamu, yang langsung dibalas dengan tatapan bingung oleh Kanon.

Chisato terlihat berpikir. Ia mengurut-ngurut dagunya beberapa saat, tersadar sembari membelalakkan mata, kemudian angkat bicara. "Aku ... gak tahu, deh. Aku enggak lihat dia dari tadi pagi. Eve emang jarang gabung sama kami saat istirahat makan siang kayak gini, sih. Biasanya juga dia bakalan gabung sama kelompok Kasumi atau Kokoro di waktu-waktu kayak sekarang. Tapi, aku juga gak lihat dia saat papasan jalan sama kelompok Rimi dan Misaki tadi."

"Eve ... kenapa, ya?"

Oh, tidak lagi, pikirmu. Sifat Aya yang terlalu serius saat memikirkan tentang nasib buruk apa yang akan menimpa Eve membuat matanya langsung berkaca-kaca tak lama setelah ia mengucapkan kalimatnya yang terakhir.

Dirasa tidak mendapat hasil yang memuaskan setelah bertanya-tanya kepada Chisato, Aya, dan Kanon, kau pada akhirnya memutuskan untuk bertanya kepada Kasumi. Namun, ketika kau teringat bahwa Chisato sudah mengatakan kalau ia tidak melihat Eve di kumpulan band Poppin'Party maupun Harohapi, kau memutuskan untuk kembali lagi saja ke kelasmu.

Sepuluh menit lagi juga istirahat akan berakhir dan setelah ini, jika memang tidak bisa bertemu dengan Eve, kau hanya akan mendoakan yang terbaik untuknya. Eve bukan tipe gadis yang akan cepat merasa stress, jadi menurutmu ia akan baik-baik saja.

Kemudian kau mendadak teringat dengan ucapan Kanon tempo hari, ketika kau temui di ruang klub minum teh. Eve, jika sedang bersedih, akan berada di gudang gym olahraga sembari melihat-melihat pedang kendo yang tersimpan di lemari.

Baik dirimu dan Kanon--dan kemungkinan juga sebagian besar orang-orang yang ada di sekolah--sama-sama tidak tahu alasan Eve memilih tempat tersebut untuk memperbaiki suasana hati. Dan lagi, sebenarnya kau juga skeptis bahwa saat ini, gadis bermata biru itu ada di gudang gym olahraga.

Namun, kemudian kau berpikir lagi bahwa tidak ada salahnya untuk mencoba. Lantas, kau bertolak juga ke gudang gym sekolah tepat sebelum kakimu memasuki ruang kelas.

Gym sekolah cukup jauh dari tempatmu sekarang dan bel masuk sebentar lagi akan berbunyi. Di tengah perjalanan, kau ragu apakah kau bisa mencapai tempat tujuanmu tepat waktu. Pun, pada akhirnya, kau merasa persetan dengan hal-hal tersebut. Lagipula, pelajaran setelah ini adalah seni. Gurunya baik dan jarang marah-marah sehingga kau merasa aman jika harus telat kembali ke kelas siang ini.

Kau sampai juga di pintu gym sekolah. Sepi sekali, tetapi wajar jika mengingat bahwa ini adalah hari Rabu dan waktu sekarang sudah menunjukkan pukul 12 siang. Kau masuk ke dalam, berputar-putar dahulu di tengah gym hingga lututmu menabrak keranjang bola basket tanpa sengaja, kemudian memutuskan untuk langsung pergi ke gudang.

Kau kagum dengan bagaimana sepinya tempat ini. Tidak ada orang, tidak ada tanda-tanda kehidupan, tidak ada bunyi tonggeret di halaman depan gym. Kau berpikir bahwa tidak mungkin Eve ada di dalam. Namun, bagaimanapun juga, kau tetap masuk.

Memang tidak ada, ternyata. Begitu pikirmu, sebelum ketika kau berbalik badan, Eve mengejutkanmu dari belakang pintu gudang.

Bukan teriakannya atau jeritan pura-pura menyeramkan darinya yang membuatmu terkejut, melainkan fakta bahwa dirinya tengah terduduk sambil mengubur wajah menangisnya dalam-dalam di balik lutut.

"Eve--"

"(Y/N)-san, tugasnya ... susah banget. Aku gak bisa ngerjain tugasnya. Hiks."

Bersambung ke part selanjutnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro