Bab 22

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gayatri masih setia di dalam ruangan tempat kerjanya, siang ini benar-benar panas. Tidak hanya hari ini, sudah beberapa hari ini rasanya lebih panas dibanding biasanya.

"Gila, panas banget!" keluh Phinong sambil mengelap keringatnya.

"Iya, panas banget. Tadi aku baca, menurut Organisasi Meterologi Dunia gelombang panas atau heatwave itu fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut dengan suhu maksimum  rata-rata hingga lima derajat celcius atau lebih," ujar Gayatri sambil mengarahkan kipas kecil portable ke arahnya. 

"Ih, lucu kali kipasnya, eonni!" ujar Phinong dengan bahasa Korea. Sebagai pecinta drama korea dan boyband korea, Phinong benar-benar tergoda ingin membeli kipas portable seperti itu.

"Iya, dong," jawab Gayatri sambil tersenyum bangga. Kipas ini memiliki arti tersendiri baginya, dan dia sangat menjaga barang pemberian ini dengan baik.

"Beli dimana, sih? Aku juga mau," ujarnya dengan memasang wajah memelas. Sepertinya Gayatri ada bakat untuk menggoda orang lain supaya ikut membeli barang yang dipunyainya.

"Sayang sekali ini dibeliin sama mas pacar," jawabnya sambil tersenyum. 

"Hadudu, iya deh yang udah punya mas pacar," goda Phinong lagi. Setiap kali membahas sedikit tentang pacar Gayatri, selalu saja bisa membuat wanita itu tersenyum dan pipinya merona malu. 

Niskala melihat dari kejauhan, suhu diluar sudah panas, ditambah lagi dengan suasana hatinya yang memanas. Dulu sekali, senyum manis itu ditujukan kepadanya. Namun, kebodohannya membuat mereka berpisah dan tidak ada lagi kata kita diantara mereka.

"Udah, ah. Dasar. Nah, menurut  PAGASA alias Administrasi Layanan Atmosfer, Geofisika dan Astronomi Filipina penyebab gelombang panas ini karena kelembapan. Efek gabungan dari suhu aktual dan kelembapan yang menyertainya itu yang buat panas terasa lebih menyengat."

"Nah, bener tuh. Masih untung loh kita suhunya 26 derajat celcius, di negara lain seperti di Thailand suhunya 45 derajat celcius, di Bangladesh suhunya 51 derajat celcius. Nah, karena itu kita perlu siap sedia air putih biar nggak dehidrasi. Terus, kita perlu juga pakai sunscreen biar melindungi kulit sendiri," ujar Niskala sambil menunjukkan tabir surya miliknya. 

"Promosi apa gimana, bang?" tanya Phinong sambil tertawa.

"Ya kali aja ada yang mau samaan sama aku. Sinar ultraviolet alias UV ini masuk kategori ekstrem hari ini lho. Sinar UV akan mulai dari wilayah Papua, sampai ke Sulawesi pada pukul 10.00 waktu Indonesia bagian Barat, lalu lanjut ke bagian atas Kalimantan serta Jawa timur pada pukul 11.00 WIB. Nih, aku ada lihat gambar indeks ultraviolet sinar matahari dari BMKG," ujarnya sambil memperlihatkan layar ponselnya.

"Sinar UV ekstrem ini diindikasikan dengan warna ungu oleh BMKG berdasarkan angka indeks di foto itu termasuk angka 11," lanjutnya lagi.

"Bener, tuh. Bahaya kalau orang yang terpapar nggak pakai pelindung. Jadi, disarankan tetap di tempat teduh pada saat matahari terik siang hari, kenakan pakaian pelindung matahari, topi lebar, kacamata hitam yang menghalangi sinar UV pada saat diluar ruangan. Oleskan cairan pelembab tabur surya SPF 30+ setiap 2 jam bahkan saat hari berawan, setelah berkeringat, datau berenang. Permukaan yang cerah, seperti pasir itu akan meningkatkan paparan UV. Jadi, yaah berhati-hatilah kalian." Gayatri meneruskan himbauan itu kepada rekan-rekan sekerjanya. Cuaca yang semakin panas benar-benar membuat suasana hati semakin buruk saja.  Beruntung ada Niskala yang berbaik hati membelikan dukungan minuman dingin kepada mereka. Satu kebaikan yang sangat berarti!

Fokus wanita itu langsung teralihkan begitu ponselnya bergetar. Dia merogoh ponsel yang ditaruh dikantong celananya. Manik matanya yang tadinya bersinar, mulai meredup perlahan-lahan. Hal itu tertangkap oleh pandangan Niskala, pria ini penasaran pesan apa yang dibaca sehingga membuat perubahan ekspresi itu, tetapi dia ingin membiarkan Gayatri sendiri menghadapi masalah yang ada.

Jantungnya berdegup semakin kencang. Sepertinya dia tidak bisa lagi mengulur-ulurkan waktu. Tetangganya baru saja mengabari rumahnya dilempari batu oleh orang yang tidak dikenal. Beruntung kaca di rumahnya kuat, sehingga tidak sampai pecah, hanya goresan saja.

Gayatri melihat jam di ponselnya, jam kerjanya sudah hampir usai. Dia mulai menaruh kembali ponselnya. Sebelum itu dia mengirimkan pesan ke pria kesayangannya.

Anda

Sayang, hari ini jadi ke rumah kamu, kan? Nanti aku langsung ke rumah kamu aja. Nggak usah jemput aku, ya. Aku pulang duluan, laper binggo! Haha.

Kepalanya mulai berat, sepertinya dia kurang istirahat akhir-akhir ini. Setiap malam, dia akan tidur saat subuh karena sulit untuk tiudr. Banyak yang dia pikirkan, banyak yang dia khawatirkan. 

Satu jam menuju jam kerjanya berakhir, ada sepasang pasangan yang datang dan memberikan resep kepada mereka.

"Permisi, saya mau tebus resep ini," ucap pria tersebut.

"Selamat siang, Pak. Baik, saya terima resepnya ya pak," jawab Gayatri dan melihat isi dari resep tersebut. Sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu dia cek terlebih dahulu.

"Ini dengan orang tua anak Luis, ya?"

"Iya, saya bapaknya. Ini Luis," ucapnya sambil menunjuk ke arah anak laki-laki yang digendong oleh ibunya.

"Baik, pak," jawabnya sambil tersenyum. Jarang dia mendapatkan orang tua pasien yang masih bisa tersenyum di siang hari yang panas ini. Ada sebagian orang yang datang dengan kerutan di wajah, sudah tidak sabar dan tidak ingin menunggu, ada pula yang datang dengan emosi tinggi. Lika liku pekerjaan dan kehidupan selalu memberikan kejutan di setiap harinya dan tidak akan pernah mudah untuk menjalaninya. Namun, itulah hidup. Untuk hidup harus bekerja supaya mendapatkan upah dan bisa menghidupi diri sendiri serta mengurangi beban yang harus ditanggung keluarga, bukan? Sekecil apapun itu, tetaplah berharga.

Lelah bekerja sudah menjadi santapan sehari-hari, ingin rasanya tidak bekerja dan tidur serta bersantai setiap hari, tetapi saldo di rekening terus bertambah. Itu adalah mimpi baginya dan bisa saja adalah kenyataan dan keseharian orang-orang tertentu, tidak ada yang tidak mungin di dunia ini, bukan?

Gayatri segera mengecek ketersediaan obat dan melakukan skrining terlebih dahulu, ada tiga skrining yang harus dilakukan ketika menerima resep, antara lain skrining administratif, skrining farmasetik dan skrining klinis. Skriniing administratif meliputi informasi pasien seperti nama pasien, umur, jenis kelamin, berat badan dan alamat. Hal kedua yang diperiksa kembali yaitu informasi dokter penulis resep seperti nama dokter, nomor surat izin atau SIP, alamat, nomor telepon dan paraf. Hal selanjutnya yang diperhatikan adalah tanggal penulisan resep. Perlu untuk memperhatikan hal ini untuk menghindari cara orang-orang menebus obat yang berpotensi untuk disalahgunakan. Dalam hal ini hati-hati sangat penting untuk dilakukan.

-Bersambung-

1007 kata

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro