Bab 6

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Tahun 2017 ya?"

"Iya, salah satu tahun yang berat. Tahun penentu masa depan juga. Akhirnya putar haluan mencari ujian masuk di Universitas Swasta di Kediri dan Surabaya. Kamu tahu? Kita hanya perlu berdoa dan berusaha. Dalam keadaan hopeless aku bisa mendapatkan nilai tertinggi keempat di Kediri. Ingat ora et labora."

Mereka saling memandang dan tersenyum, mengenang masa lalu tidak akan ada habisnya. Gayatri mengusap keningnya perlahan-lahan, kepalanya seperti berputar. Rasanya seperti naik komedi putar, atau naik roller coaster yang tengah turun dari puncak ke bawah. Pandangan yang berbayang membuatnya mengerjapkan mata beberapa kali.

"Kak, ngantuk?" tanya Phinong memastikan. Cukup membuatnya penasaran melihat apa yang dilakukan pimpinannya barusan.

"Nope, nggak apa-apa. Santai."

"Okay. Aku siapin meja racikan sama bersih-bersih dulu aja kalau gitu," ujarnya lalu pergi dari hadapan Gayatri. 

Wanita ini menghela napas panjang, rasa pusing yang mengganggu. Dia sudah paham kenapa bisa pusing seperti ini, pasti ada hubungannya dengan kopi yang diminumnya tadi dan kurangnya istirahat. Mungkin juga karena banyaknya pikiran, memikirkan hal yang tidak penting, sayangnya itu mengganggu.

Gayatri melihat ke arah layar ponselnya, masih belum ada tanda-tanda Nehemia membaca pesannya. Dia mengusap layar ponsel dan melihat percakapan mereka dan menghela napas lagi.

"Masih belum dibaca. Kamu ngapain?" gumam Gayatri pelan.  

Tidak lama kemudian dia beralih ke galeri dan melihat foto yang dikirimkan kepadanya. Foto tiga orang pria. Yunan, pria tengil dengan rambut hitam legam sebahu. Yunan berswafoto untuk laporan kepadanya, memperlihatkan Nehemia yang tepar di sofa di rumah Yunan. Sayangnya mereka tidak berdua saja, ada satu orang lagi. Orang yang membuatnya sakit kepala, Pendar Niskala. 

"Kamu nggak berubah, rambut cokelat, lurus dan rapi. Wajah kayak orang luar negeri. Hidung mancung, bibir merah muda gitu. Kenapa kamu balik ke kota ini?" gumam Gayatri pelan sembari memijit keningnya.

Ada perasaan bersalah yang hinggap di perasaan Gayatri, dia tidak mengatakan jika dia naik mobil tengah malem untuk menjemput Nehemia. Dia takut kelamaan di rumah Yunan akan membuat pria tengil itu mengerjai Nehemianya, meskipun dia tahu mereka berdua sudah lama bersahabat. Kecil kemungkinan mereka akan saling mengkhianati, meskipun sekecil apapun itu namanya kemungkinan tetap saja harus diwaspadai. Nehemia melarang Gayatri mengendarai mobil tengah malem, takut jika ada orang yang berniat jahat padanya. Sayangnya, dia tidak ingin menunggu lebih lama kemarin malam.

Tidak berselang lama, datang seorang pria yang mengenakan kaos berwarna abu-abu dan celana panjang berwarna hitam.

"Mbak, ada obat batuk, pilek untuk anak?" tanya pria itu langsung.

"Ada demamnya pak?" tanya Gayatri terkait keluhan yang disampaikan.

"Ada, dikit."

"Untuk anak usia berapa tahun?" tanya Gayatri lagi. Setiap kali dia bertanya, dia berharap pasiennya tidak mengamuk karena risih. Biar bagaimanapun itu adalah tugasnya untuk memastikan ketepatan obat dan aturan pakai obat yang bisa diberikan.

"Untuk anak usia 4 tahun."

"Baik, bisa pakai obat sirup ini, diberikan tiga kali sehari sebanyak 5 mili, artinya pakai satu sendok takar ini penuh ya. Tiga kali sehari berarti setiap delapan jam sekali obatnya dikasih. Kalau anaknya masih batuk dan pilek obat ini diberikan terus sesuai aturan pakai. Tapi, jika anaknya sudah tidak batuk pilek berarti bisa dihentikan dan tahannya satu bulan ya."

"Satu bulan setelah dibuka gitu, mbak?" tanya pria ini sambil menatap ke arah Gayatri heran.

"Iya pak, benar."

"Itu expired date atau gimana mbak?"

"Bukan pak, expired date itu tanggal terakhir dimana keefektifan dan keamanan obat masih terjamin untuk dikonsumsi atau digunakan. Setelah tanggal tersebut keefektifannya berkurang sehingga disarankan tidak digunakan lagi. Yang saya sampaikan terkait masa simpan obat setelah dibuka itu disebut sebagai beyond use date atau disingkat BUD. BUD ini kondisi produk masih dalam rentang stabil dan masih dapat dikonsumsi. Biasanya dipakai untuk sirup kering yang dilarutkan, obat racikan, racikan salep, obat tetes mata, obat tetes telinga dan lainnya. Untuk obat sirup kering yang dilarutkan BUDnya tidak lebih dari 14 hari. Untuk sediaan cair seperti sirup, atau semi padat yang mengandung air maka tidak lebih dari 30 hari. Oleh karena itu disarankan obat sirup ini tidak digunakan jika sudah lebih dari satu bulan setelah dibuka."

"Oh gitu. Obat ini ada parasetamolnya?"

"Ada, pak, Kandungannya parasetamol, Chlopheniremin maleate (CTM), Pseudoephedrine dan Guaifenesin. Untuk meringankan gejala flu, demam, sakit kepala, batuk. Jadi, sesuai dengan keluhan yang disampaikan."

"Oke. Kalau saya mau nanya-nanya lagi saya bisa hubungi siapa?" 

Gayatri melirik ke arah kotak tempat kartu nama berada. "Bapak bisa hubungi di nomor ini, di sebelah sini ada nomor apotek. Jika ada yang ingin dikonfirmasi bisa menghubungi nomor ini. Akan kami balas di jam kerja ya, pak."

"Oke. Berapa harganya ini tadi?"

"Harganya empat belas ribu, pak."

Pria itu akhirnya tidak bertanya lagi dan memberikan beberapa lembar uang untuk menebus obat tadi.

"Ini kembalian dan obatnya, terima kasih, Pak," ujar Gayatri dengan penuh senyuman, sayangnya tidak direspon dengan senyuman balik melainkan langsung pergi dari sana. Seusai itu, wanita ini kembali duduk di kursi dan menatap ke sekelilingnya.

"Kak Aya, bahas BUD sama expired date yuk!" Phinong terlihat bersemangat untuk membahas topik ini.

"Ayok," jawab Gayatri singkat.

"Perbedaan BUD sama expired date yang aku tahu ada empat. BUD itu batas waktu penggunaan setelah kemasan dibuka untuk pertama kali, informasi BUD tidak selalu tersedia pada kemasan atau brosur, BUD untuk produk racikan, dinyatakan dalam jam/tanggal/hari/bulan yang ditulis atau disampaikan lisan oleh petugas. Expired date itu masa kadaluarsa ketika obat masih utuh dan tidak dibuka kemasannya, informasi expired date tersedia pada kemasan, produk komersial, biasanya dinyatakan dalam bulan atau tahun dan ditentukan setelah obat diproduksi yang ditulis sama pabrik pembuatnya."

"Ya, betul, BUD obat tetes mata mini dose dan multidose berapa lama?" ujar Gayatri sambil tersenyum.

"Obat tetes mata minidose hanya bisa digunakan 3 x 24 jam setelah dibuka. Artinya untuk tiga hari saja. Sedangkan obat tetes mata multidose bisa digunakan hingga 28 hari saja. Alasannya, obat yang sudah dibuka maka bisa terpapar udara dan beresiko terkontaminasi oleh mikroba sehingga produk tidak lagi steril, karena itu ada namanya beyond use date."

"Oke, kalau ada yang nanya bedanya tetes mata minidose dan multidose , kamu jawab apa?" tanya Gayatri lagi.

"Beda di kemasan botolnya. Bisa juga ditunjukkan foto ini," ucapnya sambil memperlihatkan layar ponselnya.

"Oke, bagus. Kita bisa pelajari lagi sambil review apa yang udah dibahas daritadi, ya."

"Siap, kak Aya!" ujar Phinong bersemangat. Baginya setiap hari waktunya menimba ilmu baru dan mereview ilmu yang sudah dipelajari sehingga dia bisa memberikan informasi yang tepat dan benar untuk orang lain.

-Bersambung-

1025 kata

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro