Willy Nilly - Prolog

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

*Willy Nilly = Mau Enggak Mau (BUKAN NAMA ORANG YA 🤟🏻)

CERPEN

Blurb :

Dijodohkan. Atlana (24) sangat senang mendengarnya, terlebih dijodohkan dengan pria yang ia cintai sejak masa pubertas. Walau ekspektasinya ambyar setelah menikah, ia tetap bertahan dan ingin membuat Atlas mencintainya. Mau tidak mau, ia harus bekerja lebih keras untuk Atlas bisa menerimanya.

Dijodohkan. Atlas (29), tidak menyetujuinya, tetapi menolak pun tidak ada pengaruhnya. Terlebih, melihat Atlana yang terlalu imut untuknya. Ia sudah memiliki kekasih, cantik, seksi, dan dewasa. Tanpa rasa bersalah, ia selalu mengabaikan istrinya yang berusaha membuatnya mencintainya. 

Hingga suatu hari, Atlana dengan nekatnya, menyerahkan dirinya  pada Atlas. Malam-malam selanjutnya terus berjalan. Namun, Atlas tetap tidak mencintainya. Terlebih mendapati kekasihnya ternyata hamil. Ia harus mengambil pilihan. 

Tentu saja bukan Atlana pilihannya.

Benarkah itu?

©venus2024


💔💔💔



Prolog

"Kenapa Atlas harus menerima perjodohan ini?" tanya seorang pria yang sudah berusia 28 tahun kepada kedua orangtuanya.

"Papa sudah berjanji dengan ayahnya Lana, kami akan menjodohkan kalian," jawab Hartawan, Papanya Atlas.
Pria yang sudah separuh baya itu menjawab dengan lembut. Ia tahu, perjanjian dengan mendiang sahabatnya terdengar konyol. Namun, Hartawan sudah menganggap Harun-ayahnya Lana seperti saudara sekandungnya.
Mereka sudah tahu baik dan buruknya sifat masing-masing.

"Ini konyol, Pa! Atlas sudah memiliki kekasih," tekan Atlas tak ingin menerima alasan perjodohan ini.

"Lana wanita yang menarik dan baik-baik, ia juga berasal dari keluarga baik-baik yang papa sudah kenal lama. Tidak ada alasan untuk menolak Lana," jelas Hartawan yakin.

"Tapi Atlas tidak mencintainya!" Tanpa menunggu respon Hartawan, Atlas langsung meninggalkan ruang keluarga.

"Atlas..." panggil Linda—Mamanya, dengan wajah khawatir.

"Biarkan saja dulu, tunggu dia tenang. Pasti dia akan menerima perjodohan ini," jelas Hartawan dengan tenang.

"Pa... apa sebaiknya kita batalkan saja perjodohan ini? Mama khawatir dengan Atlas," ungkap Linda masih dengan wajah khawatir.

"Perjodohan akan tetap dilakukan, lama-lama juga Atlas bisa mencintai Lana," jelas Hartawan.

***

"Ini sungguhan, kan?" tanya Lana dengan antusias.

Dian—Sang Ibu kandung menganggukkan kepalanya, menandakan bahwa apa yang ia sampaikan adalah kebenaran.

Tanpa bisa dicegah, Lana langsung melompat-lompat kegirangan mendengar berita baik. Bahkan ini adalah berita paling baik yang pernah ia dengar sepanjang umurnya.

Dijodohkan dengan Atlas, adalah memang impiannya sejak kecil. Walau usia mereka terpaut empat tahun, itu tidak menjadi soal. Justru lebih bagus kalau calon suaminya lebih tua empat tahun darinya. Lana menginginkan pria dewasa dan tampan. Itu adalah Atlas.
Atlas adalah standar pria idaman masa depan Lana.
Semua yang ada di diri Atlas, Lana suka.

"Tapi ibu belum tahu tanggapan Atlas. Ibu rasa, lebih baik hentikan saja perjodohan ini. Kamu masih terlalu muda untuk mengurus rumah tangga," ungkap Dian cemas.

"Mas Atlas pasti enggak akan menolak perjodohan ini. Dia, kan nurut banget sama Papa Hartawan," jawab Lana enteng.

"Tapi ibu khawatir," ucap Dian.

"Tenang aja, Bu. Semuanya akan baik-baik aja. Mas Atlas orangnya baik dan dewasa, pasti dia akan menyetujui ini." Lana begitu percaya diri dengan ucapannya.

Namun tidak dengan Dian. Sang Ibu mengkhawatirkan kehidupan Atlana kedepannya. Kehidupan rumah tangga belum pantas diemban oleh Atlana. Atlana baru berusia 24 tahun, ia masih sangat muda dan karirnya juga sedang bagus.
Ibunya ingin Atlana bahagia, tetapi menikah saat ini adalah bukan keputusan yang bijak, sepertinya.

Ia memandangi putri satu-satunya itu dengan lekat. Netranya mengikuti gerakan Atlana yang begitu kelihatan sangat bahagia. Sembari bersiul-siul riang, Atlana masuk ke kamarnya.

Helaan napas terdengar setelah Atlana menutup pintu kamarnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro