Debut

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pada penampilan debut stage-nya, Yuhwa tampil penuh percaya diri. Balutan dress bernuansa pastel sangat cocok di tubuh rampinganya, juga serasi dengan lagu ballad yang dinyanyikannya. Ia terbilang baru, tapi lihatlah bagaimana dirinya menyulap panggung dengan luar biasa? Penonton dibuat menganga oleh pembawaannya yang anggun. Sesekali mereka juga akan ikut bernyanyi di beberapa lirik.

Di sana, tepat di tengah-tengah penonton, seorang lelaki sedang memperhatikan penampilan Yuhwa. Tatapan lelaki mengenakan topi serta kacamata hitam itu, tampak sendu. Sepertinya ada luka teramat dalam dari sorotnya. Tak satupun penonton menyadari bahwa Kim Tae Hyung, member tertampan di BTS sedang berkalut. Gadis di atas panggung, yang saat ini tengah bernyanyi merdu telah memporak-porandakan hatinya. Ia tetap datang demi menyaksikan debut gadis yang dicintainya.

Yuhwa membungkuk setelah menari dan menyanyikan satu lagu. Dengan napas terengah-engah dirinya tersenyum pada penonton. Setelah copyan keping cd berhasil terjual tanpa sisa, ia mengungkapkan kegembirannya di atas panggung. Ia tidak mengira jika album perdananya mencapai rekor tertinggi.

Semua penonton berteriak-teriak ketika sosok lelaki berjalan mendekat dari belakang stage dengan membawa bunga. Yuhwa yang semula tidak tahu apa-apa merasa bingung, Kenapa penonton berteriak-teriak? Ia lantas membalikkan tubuhnya.

Sosok Yoongi berdiri tepat di belakangnya. Salah satu member BTS dengan memiliki julukan Suga itu membawa bucket bunga mawar berwarna hijau tosca. Ia tersenyum pada Yuhwa kemudian mengambil mikrofon di tangan gadis itu.

"Selamat Sayang." Penonton semakin berteriak-teriak dan mulai bertanya-tanya.

"Ka ... Senior!" Terang saja Yuhwa terkejut, ia tidak tahu apa-apa, ia tidak tahu kenapa tiba-tiba Yoongi berdiri di panggung. Memang sejak lama seluruh staff dan produser Bighit tahu jika dirinya diam-diam menyukai Yoongi. Satu-satunya yang tidak mengetahuinya hanyalah Taehyung.

"Maaf sebelumnya membuat penonton bingung, aku dan Yuhwa resmi menjalin hubungan. Hanya saja, gadis di sebelahku terlalu polos dan bodoh, ia tidak bisa menyadari semuanya jika aku belum menyatakan cintaku." Sorot mata Yoongi berbinar, memancarkan betapa dirinya mencintai gadis di depannya.

Yuhwa masih mematung, ia hanya mengedip-ngedipkan matanya. Selama menjadi trainee keduanya memang sering mengobrol, bercanda dan sering terlihat bersama. Awalnya Yuhwa tidak suka dengan sikap dingin dan terkadang perhatian Yoongi, tapi lama-lama ia merasakan sesuatu.

"Aku mencintaimu." Yoongi menjitak pelan kepala Yuhwa, ia lantas mengelus lembut kemudian memeluk dengan erat.

Taehyung menghela napas, matanya berkaca-kaca. Saat ini ia sangat terluka, bagaimana bisa salah satu temannya merebut cintanya? Selama ini semua orang tahu bahwa dirinya berusaha mendekati Yuhwa.

Satu jepretan mengarah padanya, salah satu penonton menyadari keberadaannya. "Bisakah foto itu kalian simpan sendiri! Aku mohon jangan diposting!" pintanya.

Taehyung membungkuk lalu meninggalkan kursi penonton. Langkahnya terasa berat, penggemar yang semula memotret menelengkan kepala sambil lalu menghapus jepretannya.

"Eum, kenapa dengan kak Taehyung? Dia terlihat sedih," tanyanya pada diri sendiri.

***

Seorang wanita baru saja terbangun dari minuman memabukkan semalam. Kepalanya sedikit pusing, ia menyadari bahwa ia berada dalam kamar yang asing di matanya. Sebuah kamar berukuran mungkin empat kali lima meter dengan kasur lipat yang saat ini ditidurinya. Jendela kayu yang terbuka sedikit membuat cahaya menyeringai masuk. Ia mencoba untuk mengingat-ingat kejadian semalam, tapi semuanya sia-sia.

Selang beberapa menit seorang wanita paruh baya memasuki kamar. Ia membawakan semangkuk sup haejangguk, sebuah sup yang terbuat dari iga babi, kubis yang dikeringkan, darah sapi yang sudah membeku, ebi atau udang yang dikeringkan serta beberapa jenis sayuran.

"Bibi apa yang terjadi padaku?" tanya Daezi.

"Kemarin malam putra saya menemukan Nona sedang pingsan di Taman Duryu. Nona terlalu banyak minum, makan ini agar pusing di kepalamu segera hilang!"

"Apa itu?"

"Ini adalah sup haejangguk."

"Aah maafkan saya! Saya tidak bisa memakan makanan itu Bibi, karena di dalamnya terdapat daging babi. Saya alergi dengan daging babi, di dalamnya juga terdapat darah sapi yang sudah dibekukan saya tidak menyukainya. Maafkan saya Bibi!"

Wanita paruh baya itu tak mempermasalahkannya, ia malah menyuruh Daezi agar kembali beristirahat dan akan menyiapkan sarapan untuk wanita yang sedari tadi memegangi kepala.

Di meja makan lesehan segi empat, lelaki berkulit tan bermata tidak teralu sipit meminta pada ibunya agar menyiapkan makanan untuknya. Ibunya menyuruhnya agar membangunkan wanita yang tengah menempati tempat tidurnya.

Mingyu mengetuk kamar yang jelas-jelas adalah kamarnya, ia membuka kamar dengan sangat pelan. Seorang wanita tengah memejamkan mata di jendela sembari membiarkan sinar matahari merambat lurus mengenai wajah.

"Kim Min Gyu!" panggil ibunya karena ia tak kunjung juga kembali.

"Iya Mama."

Daezi membuka mata, ia membalikkan tubuh, melihat seorang lelaki yang tengah berdiri. (Sebelumnya rasa kagum akan kecantikan wanita di jendela itu membuatnya tak bisa berkata. Di tambah sinaran matahari, turut memperjelas wajah Daezi).

"Senior, ayo kita makan bersama!" Mingyu pernah mendengar, katanya wanita yang saat ini diajak berbicara, seorang wanita dingin yang tak peduli dengan ajakan orang lain.

"Kau Mingyu, kan? Salah satu trainee di Playdis."

"Bagaimana Senior bisa tahu?"

"Bighit adalah kakaknya Playdis, teman adikku adalah pelatih vocal di Bighit dan juga Playdis." Untuk pertama kalinya Daezi tersenyum, biasanya ia hanya akan melakukan hal itu ketika berada di depan kamera. Ia tidak pernah tersenyum di depan orang lain kecuali Yoongi.

"Adikku selalu menunjukkan fotomu padaku yang selalu mengeluh karena belum juga debut." Mingyu benar-benar malu, ia hanya menggaruk-garuk tengkuk kepalanya.

***

Mingyu memberanikan diri mengajak Daezi, saat ini wanita itu tengah melamun di depan rumah. Ia berniat mengajak jalan-jalan, mungkin bisa mengusir penat. Raut kesedihan yang terpapar dengan jelas di wajah wanita itu membuatnya ingin menghibur, walaupun ia tidak yakin akan berhasil.

"Kau anak Anyang?" tanya Daezi, pertanyaan itu sukses membuat Mingyu yang semula memandanginya terkejut.

"Iya Senior."

"Jangan panggil aku Senior! Sepertinya kita seumuran, berapa umurmu?"

"Aku menginjak dua puluh lima tahun."

"Berarti kau satu tahun lebih tua dariku."

Minggu lantas mengajak Daezi pergi mencari udara segar. Wanita itu pun mengiyakan ajakannya. "Nona Daezi, apa Jungkook adikmu?"

Mingyu berjalan tepat di samping Daezi, mereka berdua berniat menuju kebun yang tak jauh dari rumah lelaki itu. Daezi kembali tersenyum, Jungkook memang tampan, bertanlenta dan juga pandai.

"Di Playdis, gadis-gadis banyak yang menyukainya," tambah Mingyu.

"Oh benarkah? Dia bukan adikku, Taehyung yang adikku."

"Waah, Taehyung! Jadi dia adikmu?" Mingyu tersenyum, menunjukkan betapa manis dan tampannya lelaki itu.

****

Hubungan Yuhwa dan Yoongi menjadi perbincangan terhangat di media massa. Banyak wartawan yang berdiri di depan agensi Bighit. Mereka berniat mengklarifikasi hubungan kedua artis tersebut.

"Ya kami memang menjalin hubungan, maafkan kami!" Yuhwa tersenyum hangat di depan kamera. Yoongi lalu menarik tangan Yuhwa menuju mobil.

Di dalam gedung Bighit Taehyung memperhartikan mereka. Ketika Yuhwa melihat ke arahnya, lelaki itu lantas berdiri lalu melangkah memasuki studio rekaman. Aku tidak akan menyesal, aku hanya mencintai kak Yoongi, batinnya.

Yoongi membukakan pintu, lelaki itu tersenyum sekali pada wartawan lalu memasuki mobil.

Taehyung bertopang dagu, lelaki itu tengah berada di ruang studio rekaman. Ia memainkan kertas di tangan kirinya.

"Kenapa kau lakukan ini padaku?" Taehyung memejamkan mata, ia merogoh ponselnya. Wallpaper foto Yuhwa terpasang di layarnya, ia mengelus gambar tersebut dengan ibu jarinya.

****

Setelah seminggu mengambil cuti sebagai trainee, tiba saatnya Mingyu harus kembali pada aktivitasnya, menjadi seorang trainee. Ia meminta do'a pada ibunya agar segera debut. Di saat itu pula Daezi berpamitan pada ibu Mingyu untuk kembali ke Seoul.

Di dalam mobil yang dikemudian oleh Daezi, Mingyu hanya terdiam. Ia bingung harus mengatakan apa pada senior yang memberinya tumpangan ke Seoul.

"Jangan segrogi itu, santai saja!"

"Senior, maksudku Nona Daezi, eum benarkah Taehyung adikmu?"

"Eum, tidak ada yang tahu karena kami berbeda ayah."

Sesampainya di agensi Bighit, banyak wartawan yang berdiri di depan agensi itu. "Kenapa banyak para wartawan?"

Mingyu menuruni mobil, ia berniat mencari tahu kenapa banyak wartawan. Ia bertanya pada salah satu wartawan, tak ada yang mengenalinya karena ia memang belum debut.

Setelah bertanya ia kembali ke dalam mobil. Ia berkata, "Suga dan Yuhwa resmi menjalin hubungan."

Daezi menjatuhkan pegangan tangannya di setir pengemudi. Ia tidak melihat Mingyu, juga tidak menanggapi lelaki itu. Menjalin hubungan? Pertanyaan yang hanya terucap dalam hatinya. Wanita itu mulai memejamkan mata sembari menghela napas panjang.

****

Yoongi dan Seokjin tengah terduduk di sofa ruang tamu. Lelaki itu terlihat termenung, ia rasa memang sudah tidak ada jalinan hubungan antara dirinya dan wanita bernama Daezi.

"Kau benar-benar mencintai Yuhwa? Apa ini hanya sandiwara agensi agar debut Yuhwa semakin melonjak?" Seokjin menatap Yoongi dengan tajam, lelaki itu sangat tahu bagaimana watak Yoongi. "Kenapa kau tiba-tiba menyatakan cinta padanya? Kau tahukan jika Taehyung sangat mencintai wanita itu."

"Produser Bang Shin Hyuk yang menyuruhku, tapi tenang saja aku akan mulai mencintainya."

"Cinta bukan untuk main-main kau tahu? Kita tidak mencari popularitas dari scandal. Jika Yuhwa tahu, ia pasti akan sangat terluka."

Yoongi menunduk, hatinya sudah terluka. Ia terluka dengan menghilangnya Daezi satu minggu belakangan ini. Ia mengalihkan pandangan ke arah Jimin, lelaki mesum itu terlihat sedang termenung. Tidak biasa lelaki cerewet itu melamun dan juga terlihat diam.

"Kau kenapa?" tanya Yoongi dengan berdiri menghampiri Jimin.

"Senior Daezi telah keluar dari Bighit, itu artinya aku tidak akan bertemu dengannya lagi." Yoongi hanya diam, ia melihat ke arah kakinya dengan melipat kedua tangan.

"Kau buang-buang waktu saja," Seokjin mendekati kedua temannya, mereka terlihat diam satu sama lain.

Yoongi menghembuskan napasnya dengan berat. "Mengencani asisten hanya untuk mencari informasi seorang artis, benar-benar bodoh," tambah Seokjin dengan memukul kepala Jimin.

Jadi Jimin mengencani asisten hanya demi untuk mendapat informasi tentang Choi Dae Zi? Yoongi menggeleng-gelengkan kepala, ia tidah habis pikir dengan Jimin.

****

Daezi tidak bisa ke apartement maupun ke agensi, terlalu banyak wartawan di sana. Scandal hubungan Yoongi dan Yuhwa membuat para wartawan melupakan Daezi yang menghilang. Mereka sibuk membicarakan sepasang kekasih yang baru saja menjalin hubungan itu. Tidak ada lagi pemberitaan mengenainya. Selama dua hari Daezi menginap di agensi Playdis, dirinya benar-benar disambut.

Daezi sudah kembali ke apartement, para wartawan tidak lagi berkerumun. Ia menghubungi Taehyung adik termanjanya, wanita itu berniat meminta antar ke suatu tempat. "Aku di apartement, jangan sampai para wartawan tahu jika aku sudah kembali!"

Tak lama kemudian Taehyung datang dengan memakai topi serta kaca mata. Ia menghubungi kakaknya dan mengatakan jika dirinya sudah berada di depan apartement.

"Kita mau kemana?" tanya Taehyung tanpa melihat ke arah Daezi. Tidak ada raut ceria di diri lelaki itu.

"Ke rumahku," jawab Daezi.

~~~~

"Aaah." Yuhwa menggerak-gerakan tangannya di depan matanya. Seperti ada sesuatu yang masuk ke dalam matanya.

"Kau kenapa?" Yoongi langsung meniup debu di mata Yuhwa, dari jauh mereka seperti terlihat berciuman. Saat itu pula Taehyung dan Daezi menghentikan langkah mereka setelah berjalan dari atas menuju rumah impian Yoongi dan Daezi. Air mata Daezi mulai menitih dan segera dirinya menghapusnya. Rumah sederhana yang ingin ia tempati untuk membesarkan anak-anaknya bersama suaminya kelak menjadi tempat perselingkuhan.

Oh mereka tidak berselingkuh, hubunganku dan lelaki itu sudah berakhir, batin Daezi.

Taehyung menelan ludah, wanita yang dicintainya tengah berciuman. Setidaknya itu yang sedang berada di pikirannya. Ia mengantongkan tangannya, tatapan tajam serta kekecewaannya sangat jelas.

Daezi tak tahan lagi, ia ingin segera masuk rumah untuk mengambil sesuatu.

"Senior!" sapa Yuwha.

Daezi hanya tersenyum sakit, ia menahan agar terlihat sebiasa mungkin. Dia menyapaku, haah benar-benar tidak tahu malu. Tenang Daezi, wanita itu tidak bersalah dia tidak tahu jika kau dan lelaki itu .... Daezi menghembuskan napas, ia lantas mengambil kunci lalu membuka pintu.

"Choi Dae Zi!" bentak Yoongi, ia lantas memasuki rumah meninggalkan Yuhwa di luar seorang diri.

Sesaat mata wanita itu menangkap sosok lelaki tampan berkaca mata di ujung jalan. Lelaki itu hanya berdiri sembari mengantongkan tangan.

Daezi sama sekali tak menghiraukan Yoongi yang berdiri di sampingnya. Ia membuka laci nakas lalu mengambil cincin di dalamnya. "Hebat sekali kau Min Yoon Gi, membawa kekasih barumu ke rumah impian kita." Daezi melemparkan cincin tepat mengenai kaca rias, membuat kaca itu sedikit retak. "Aku tidak membutuhkannya lagi." Daezi keluar rumah, ia menatap tajam ke arah Yuhwa kemudian mengajak Taehyung pergi dengan menggandeng lelaki itu. Tidak ada yang tahu jika Taehyung dan Daezi adik kakak, kecuali Yuhwa.

****

Daezi memutuskan keluar dari Bighit entertainment, ia bukan lagi artis di agensi tersebut. Dirinya mendapat tawaran menjadi seorang PR di Playdis entertainment. Akan sia-sia sarjana ilkomku kalau aku hanya menjadi seorang artis.

Bighit entertainment menuntutnya, untuk pertama kali, wanita itu meminta bantuan pada ayah tirinya yang super kaya di Incheon. Ayah Taehyung itu membayar semua denda serta mencabut saham di Bighit karena sudah menipu putri tercintanya. Dulunya Daezi sangat membenci lelaki itu dan juga menganggap jika, Ayah tiriku membenciku. Namun, setelah hari ini wanita itu sadar jika ayah tirinya sangat menyayanginya dan ia rela melepas ibunya untuk bersanding dengan lelakii itu.

****

Akhirnya Seventeen akan debut, Mingyu benar-benar bersyukur karena pada akhirnya impiannya menjadi artis akan segera terwujud. Lelaki itu berterimkasih pada Daezi karena mau menjadi Public Relations sekaligus artis di Playdis. Aku tidak menyangka artis besar seperti Choi Dae Zi mau bersandar di agensi kami, batinnya.

"Nona Daezi kami dengar anda sudah memutuskan kontrak dengan Bighit, apa itu benar?" tanya Wartawan, sedangkan yang ditanya hanya tersenyum sembari membenarkan blazernya.

"Aku hanya ingin satu agensi dengan kekasihku." Para wartawan saling tukar pandang, mereka mulai mengajukan pertanyaan demi pertanyaan pada wanita di depan meraka. "Sengaja kami menyembunyikan hubungan kami karena aku tidak ingin jika semua orang menganggap bahwa kekasihku terkenal karena memanfaatkan popularitasku."

"Siapa lelaki itu Nona?" Daezi tersenyum dengan mengangkat bahu, kemudian menambahi dengan, "Dia salah satu member Seventeen."

~Tbc~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro