Perpisahan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Lelaki perantau di kota besar Seoul baru saja membuang gunungan sampah di depan rumah. Seharian ia habiskan dengan membersihkan rumah kecilnya. Min Yoon Gi itulah nama pemberian kedua orang tuanya. Lelaki tampan bermata sipit serta berkulit putih itu tampak sangat lelah. Ia menali beberapa kantung plastik berisi sampah, setelahnya ia menggerak-gerakan tubuhnya. Ia ingin meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku akibat pekerjaanya seharian ini.

Yoongi memasuki rumah, berjalan menuju dapur untuk mengambil mineral. Tenggorakan terasa kering dan ia butuh mineral untuk menyegarkan tubuhnya. Rumahnya sudah bersih, mungkin ia akan membersihkan diri. Beberapa jam lalu kekasihnya mengirim pesan akan datang sore ini.

Yoongi memiliki kekasih seorang idol bernama Choi Dae Zi. Kekasihnya itu adalah penyanyi solo dan juga actris yang namanya sedang di atas awan. Tentunya bukan hal yang mudah menjalin hubungan dengan seorang idol. Terlebih lagi agensi yang dinaungi Daezi melarang untuk mempublikasi hubungan mereka. Bahkan mereka sempat diminta untuk mengakhiri hubungan oleh menager Daezi. Namun tampaknya Daezi tipikal wanita yang setia. Wanita itu mengancam akan berhenti dari dunia hiburan jika masih terus memaksa mereka untuk mengakhiri hubungan.

Yoongi juga seorang pencipta lagu, tentunya itu dulu sebelum dirinya mengenal si dingin Daezi. Kekasihnya itu adalah seorang wanita pencemburu, Daezi tidak akan rela jika melihatnya dikrumuni oleh wanita-wanita cantik. Jadi wanita itu memintanya agar berhenti dari dunia malam dan menyuruhnya bekerja sebagai perawat bunga. Memang kedengarannya aneh jika Yoongi yang notabanenya adalah lelaki pemalas dengan selalu menghabiskan malam di pub dan pada siang hari dihabiskannya dengan tidur, menjadi seorang pekerja perawat bunga.

"Yoongi! Yoon ... Yoon ... Yoon!" Ia mendengar seorang wanita memanggilnya.

Sengaja Yoongi tidak menjawab panggilan tersebut agar kekasihnya itu mencari dirinya. Sungguh mendengarkan suara wanita itu sangat melegakan hatinya. Ia tidak tahu sejak kapan mengidolakan kekasihnya itu, setiap saat kekagumannya pada Daezi selalu bertambah.

"Hei pacar idol! Kau ingin menggodaku?" teriak Daezi terdengar kesal.

Di balik pintu kamar Yoongi hanya tersenyum. Kalau boleh jujur, sebenarnya ia sangat lelah. Seharian penuh dihabiskannya dengan membersihkan sampah dan mencabuti rumput-rumput di kebun bunga.

Daezi membuka pintu berniat memasuki kamar, saat itu pula Yoongi langsung mendekap wanita itu dari belakang. "Kau mencariku My Love?" Daezi berdecak malas sembari tersenyum malu.

"Tidak," jawab Daezi dingin.

Memang sudah menjadi ciri khasnya jika Daezi tertangkap basah sedang mencari Yoongi, pasti wanita itu akan memasang wajah masa bodohnya. Daezi menghantamkan tas tenteng ke wajah Yoongi. Lelaki itu mulai memasang wajah heran tanpa bertanya.

"Sudah buka saja!"

Yoongi membuka isi dalam tas di tangannya, sebuah hem terbungkus rapi dengan masih ada bandrol harganya. 'Waah, kekasihku membeli pakaian semahal ini untukku?' Yoongi tahu jika kekasihnya tidak akan kerepotan bila harus membelikan sepuluh pakaian seperti ini untuknya.

Yoongi mengerutkan dahi setelah melihat keterdiaman Daezi, ia menarik tangan kekasihnya untuk mengajak wanita itu menduduki ranjang. Yoongi mengintip wajah tertekuk Daezi yang tampak kusut dan muram.

"My Love kau kenapa?" tanya Yoongi.

Daezi membuyarkan lamunannya, menatap sepintas lalu menghirup napas panjang kemudian menghembuskannya dengan kencang. Ia tidak tahu harus mengawali pembicaraan dari mana. Kekasihnya memegang kedua pipinya, tidak membiarkan dirinya berpaling. Ia menatap wajah Yoongi, lalu mulai menceritakan hal apa yang sudah membuatnya terlihat muram durjana seperti sekarang ini.

"Aku akan pergi ke Amerika untuk beberapa bulan," ujar Daezi.

Yoongi terkejut dengan ungkapan kekasihnya, memang sudah biasa dirinya ditinggal keluar negeri tapi hanya beberapa hari atau paling lama seminggu.

"Kenapa lama sekali?"

"Bisakah kau saja yang pergi denganku? Aah, aku muak dengan lelaki itu," eluh Daezi membuat Yoongi bingung. "Kami akan melakukan pemotretan dan pembuatan film di sana."

"Tak masalah itu demi kariermu ...."

"Haruskah aku berhenti saja dari dunia hiburan?"

"Jangan-jangan! Bukankah itu impianmu?"

Sebenarnya Yoongi memang sangat ingin melihat kekasihnya berhenti dari dunia yang dilakoni oleh wanita itu. Ia tidak sepenuhnya tahan jika harus melihat Daezi membuat video musik dengan pria-pria tampan dan mengumbar kemesaraan di hadapan kamera. Ia sadar jika dirinya tidak akan bisa melakukan hal itu bersama Daezi. Selama kekasihnya itu masih menjadi bintang, maka selama itu pula dirinya harus berpura-pura tak memiliki hubungan dengan wanita itu.

"Aku tidak ingin menjadi artis, kau tahu itukan? Aku hanya ingin menjadi seorang PR (Public Relations) di agensi itu."

"Ya, aku tahu My Love." Yoongi memeluk Daezi, mencoba melakukan hal yang mungkin akan menenangkan wanita di sampingnya. "Tapi menyanyi juga hobimu, kan? Jangan pernah berhenti dari duniamu! Aku akan terus mempercayaimu dan mendukungmu. Kapan kau berangkat?"

"Besok," jawab Daezi.

Yoongi menelan ludahnya sendiri, keningnya berkerut tak percaya. 'Apa secepat itu dia akan pergi meninggalkanku sendiri di sini?'

"Haruskah aku pergi?" muram Daezi.

Yoongi tidak pernah melihat Daezi sesedih ini. Selama lima tahun menjalin hubungan baru kali ini ia melihat kekasihnya murung. Sempat Yoongi berpikiran jika selama ini dirinya hanyalah menjadi pelampiasan di hidup Daezi. Hanya menjadi simpanan para idol sebagai pemuas di sela-sela aktivitas padat mereka. Tapi kini ia sadar bahwa dirinya memang benar-benar berarti di hidup Daezi.

Yoongi melihat Daezi mulai menitihkan air mata, hal yang sangat jarang dilihatnya dari wanita di sampingnya. Di mata Yoongi, Daezi adalah wanita yang tegar dan kuat. Wanita itu tidak membiarkan dirinya terlihat lemah di hadapan siapa pun temasuk di hadapan Yoongi.

"Jangan menangis!" kata Yoongi. Ia memeluk kekasihnya sembari melanjutkan kalimatnya dengan, "hei kau benar-benar jelek jika menangis."

Yoongi mendorong pelan pundak Daezi, mulai menakup kedua pipi wanita itu kemudian mengecup kening kekasihnya. Ia berharap agar Daezi tidak lagi menangis. Sesaat kemudian Ia mencium bibir Daezi, keduanya saling menikmati ciuman satu sama lain. Menciptakan decakan demi decakan di setiap lumatan.

Yoongi menghapus air mata Daezi menggunakan kedua ibu jarinya. Melihat wanita yang paling dicintainya bersedih, membuatnya terluka. Jarak jauh tidak akan mengubah perasaan mereka, Yoongi meyakinkan hal itu pada dirinya sendiri dan juga pada Daezi. Meskipun mereka terpisah untuk beberapa waktu, cinta mereka akan tetap sama. Tidak akan sedikit pun mengurangi kadar cinta mereka. Malah justru sebaliknya, cinta mereka akan semakin bertambah seiring rasa rindu yang menyelimuti mereka.

Keesokan hari Yoongi mengantar Daezi ke bandara, mereka tidak satu mobil. Sudah banyak fans yang berteriak-teriak histeris. Dari kejauhan Yoongi melihat Daezi memasuki bandara. Hal yang membuat darahnya mendidih ketika ia melihat lelaki yang berjalan di samping kekasihnya itu. Lelaki itu juga berusaha untuk merangkul Daezi.

Wanita itu tampak mendengus, ia menurunkan tangan lelaki kurang ajar yang sedari tadi berusaha menggandengnya.

'Aku akan menghubungimu sesampaiku di Amerika, aku juga akan segera kembali, Min Yoon Gi aku mencintaimu!'

Yoongi tersenyum lebar setelah membaca pesan di ponselnya. Sekali lagi ia memandang ke arah bandara, kekasihnya itu sudah tidak terlihat karena sudah memasuki terminal keberangkatan. Memiliki hubungan jarak jauh memang bukanlah perkara mudah, harus ada kepercayaan ekstra. Tanpa adanya hal ini, mustahil dapat bertahan. Selain kepercayaan, kekuatan hati juga turut berperan penting.

~TBC~

TINGGALKAN JEJAKNYA DAN VOTE, BISA JUGA KALAU MAU DIMASUKIN KE LIST BIAR GAK KETINGGALAN .... 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro