Beautiful Pain - BtoB

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Dipersembahkan oleh Queen velnuty

--

I met my love, I said goodbye
For endless days, I cried and laughed.
These times and moments
They so beautiful yet so painful.

Aku tidak pernah menyadari kalau melepaskannya merupakan penyesalan terburuk dalam hidup ini.

Ya—aku sudah bertemu dengan dirinya, seseorang yang dikenal sebagai cinta.

Dia adalah seseorang yang merengkuh tubuhku ketika aku jatuh.

Seseorang yang mengelus rambutku saat hatiku remuk.

Seseorang yang kulepaskan tanpa dipikirkan, malah berakhir sebagai kenangan berujung penyesalan.

—gadis yang membuatku membuka mata, bahwa kesempatan hanya datang untuk sekali.

Hari-hari yang cerah kulewati dengan menangis dan tertawa, benar-benar menyakitkan. Tidak ada yang bisa menghentikanku untuk terus-menerus seperti ini.

Ribuan air mata jatuh mengingat kenangan indah yang ia berikan, tawa gila mengiringi ingatan begitu bodohnya aku saat melepaskan dirinya.

Begitu bodoh!

Sangat bodoh!

Puluhan kata-kata kususun sedemikian rupa, membentuk puisi tanpa cinta.

Menangis dan tertawa.
Kebodohan dan penyesalan.

Mereka semua tertuang indah dalam memorar luka.

Even if I avoid pain, I run into a different pain.
I couldn’t see the happiness that was next to me.

Ratusan percobaan untuk bangkit, aku kembali berlari pada rasa sakit yang lain.

Rasa sakit yang semakin menyakitkan.

Tidak ada yang bisa mengeluarkanku dari dalam penyesalan, air mata menyambuk dengan keras hingga hatiku lebam membiru.

Setiap detik tawa dan tangisan perlahan-lahan menggerogoti jiwa.

Membutakan hingga aku tidak bisa melihat kebahagiaan.

Perlahan namun pasti, waktu berubah menjadi prasasti, menjadi saksi sebesar apa rasa sakit yang kualami.

Sekuat apa-pun mencoba, aku malah jatuh ke dalam rasa sakit yang lebih besar.

Sakit yang membunuh jiwaku.

Membiarkan raga kosong tanpa rasa.

After I let you go
You don’t know how much I regretted.
Even at this moment
I’m losing so much.

Begitu aku melepaskanmu, kenangan menghantui hingga kantung mataku bersarang dan tampak mengerikan.

Tidak ada yang tahu, hingga kurasa Tuhan-pun tak tahu.

Begitu pula dirimu, tidak ada yang tahu seberapa besar penyesalan yang kualami. Seberapa besar lubang yang kini menggerogoti hatiku.

Tidak ada yang tahu dan juga tidak ada yang mau tahu.

Penyesalan terkunci rapi dalam ingatanku, bahkan pada saat ini.

Aku sangat kehilanganmu.

Dan kau tidak mengetahuinya.

Bisakah aku memberitahumu? Fakta yang terdengar konyol saat kenyataannya bahwa aku yang pergi darimu.

Aku melepaskan cintaku.

Melepaskan pegangan hidupku.

Time has passed and I came this far.
In the end, we’ll remain as a memory.

Waktu memang berlalu, aku berdiri hingga saat ini, melalui duka tanpa bahagia.

Detik-detik berdentum riuh, mengatakan bahwa aku hampir jatuh.

—Hampir.

Tapi pada kenyataannya? Aku memang sudah jatuh dan lebur dalam penyesalan.

Sungguh, aku ingin kau tahu.

Hingga pada akhirnya, kita hanya sebagai kenangan.

Berakhir tanpa akhir yang diinginkan.

Bisakah kita memulai kembali?

Tapi ketakutan lebih besar ketimbang kebahagiaan yang akan kudapatkan, aku takut kalau kita akan kembali berpisah dan berakhir sebagai rasa sakit yang lebih dalam.

Aku takut, dan aku ingin memperbaikinya.

Aku ingin bersamamu.

Sebagai kita, tanpa ada kata mereka.

Aku ingin memulainya, kumohon? Apakah kau bisa menunjukkan jalan yang sama untuk kedua kalinya?

Memanduku sama seperti terakhir kali.

Aku takut, benar-benar takut.

Aku takut dengan rasa sakit yang terus mengikuti cinta, aku takut pada mereka.

Yeah, I understand, I understand love.
It made me laugh every day now it tortures me every day.

Kenapa cinta berawal indah dan berakhir menyakitkan?

Aku mengerti cinta.

Tapi konsep cinta yang begitu rumit membuatku menyerah, mengerti mereka hanya membuatku semakin tersakiti.

Berawal bahagia bersama tawa dan akan terkikis hingga meninggalkan luka yang akan terus membekas.

Kenangan yang kita lakukan, tawa yang sama-sama kita berikan. Semuanya? Berakhir pada satu titik menyedihkan.

Aku mengerti cinta.

Mereka menyadarkan diriku bahwa semuanya hanya bersifat sementara, lekang oleh waktu dan meninggalkan guratan penyesalan.

Rasa sakit yang juga akan perlahan menghilang, tapi masih meninggalkan luka yang abadi.

Dan hal itu kusebut sebagai rasa sakit yang indah.

The end.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro