SPARK - Part 5 | Stubborn

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Maaf yah kalau ada typo.

Semoga tidak membosankan.

Borahae♡

*****

"Kau menerima tawaran pekerjaan dari Luvetaria Corp? Dan itu tanpa berkonsultasi denganku?" Pria itu lantas berkacak pinggang dengan ekspresi datar dan tidak bersahabat yang sontak membuat Aileen meneguk salivanya susah payah. Padahal sebelum ini, ia telah mati-matian menyadarkan dirinya bahwa ia bisa melaluinya. Akan tetapi, kenyataannya, lubuknya menciut begitu saja.

Aileen hanya mengangguk dan itu membuat helaan napas kasar keluar secara bersamaan. "Aku suamimu."

"Aku tahu."

Vhi membuang muka karena kesal. Aileen membuatnya tidak berdaya jika eskpresinya seperti itu. Begitu polos dan lugu, walau nyatanya itu tidak benar.

"Kapan kau mendapatkan tawaran ini?"

"Kemari malam dan aku sudah melakukan konfirmasi akan menjadi bagian dari mereka. Aku mendapat arahan untuk masuk, lusa nanti," ujarnya dengan polos.

Sontak Vhi menaikkan sebelah alisnya. "Dan kau tidak ada niatan untuk mengabariku?"

Dengan cepat Aileen menggeleng. "Tidak bermaksud seperti itu. Lagipula ini bukan hal yang perlu dipermasalahkan."

"Hm, kau memang seperti ini! Menganggap semua hal tidak perlu dipermasalahkan tapi, love, ini masalah bagiku. Apalagi kau yang bekerja sebagai web desaigner di salah satu perusahaan baru--"

"Vhi, aku sudah memutuskannya dan kenyataannya aku tidak bisa lepas dari pekerjaanku sebelumnya. Awalnya, aku memang ingin memberitahu dirimu tapi, mendadak aku berpikir dimana kau pasti akan menolaknya. Jadi kulakukan saja," ucapnya tanpa melibatkan kekesalan yang ada.

Vhi yang mendengarnya kembali membuang muka karena kesal---sungguh geram dengan kelakuan Aileen yang tidak pernah diduganya. Sementara Aileen? Tentu ia mengerti bahwasanya, suaminya itu kesal karena dirinya yang kembali bekerja.

Sebenarnya bukan tanpa alasan! Ia tidak bisa di rumah saja karena dulunya, ia selalu saja mencari hal yang membuatnya bekerja keras dan melakukan beberapa hal yang telah ia rencanakan. Menjadi ibu rumah tangga yang duduk manis di rumah, bukanlah hal yang ia bayangkan selama ini. Namun kenyataannya, itu harus terjadi saat terikat dengan pria itu.

Aileen lantas tersenyum tipis---sangat manis tetapi memiliki makna tersendiri. "Kau ingin aku memahamimu, tapi kau sama sekali tidak bisa memahamiku," lirihnya yang membuat senyum itu seketika memudar. "Sudahlah, lebih baik kau berendam untuk menetralkan isi kepalamu! Aku sudah menyiapkan air hangat dengan aroma terapinya. Kau pergilah dan aku akan menyiapkan makan malam--"

Aktivitas Aileen yang kini ingin melarikan diri ke dapur terhambat, tatkala jemari kekar itu mencegahnya---memberikan sensasi tertentu saat jemari itu berada di pinggangnya. "K-kenapa?" tanyanya dengan nada was-was. Apalagi saat suaminya itu malah membasahi bibir bagian bawahnya dan menggigitinya.

Vhi masih dengan ekspresinya, membuat bulu kuduk Aileen seketika meremang.

"Shower together, it doesn't seem bad."

Aileen terkekeh, tapi nyatanya Vhi masih pada ekspresinya. "Kau bercanda? A-aku sudah mandi, dan a--"

"Aku tidak suka bercanda, love. Tidak sama sekali."

*****

Aileen memberikan tatapan nyalang pada Vhi yang tengah menyantap lancashire hotpot ditemani bir tanpa alkohol yang awalnya ingin ia masak dengan suka hati tetapi kejadian beberapa waktu lalu, membuat ia mengurungkannya dan berlanjut pada Vhi yang akhirnya memilih memesan menu tersebut.

Huft! Memikirkan kejadian menyebalkan bebeberapa saat lalu membuat Aileen kesal saja. Walau kenyataannya, ia tidak menampik setiap sentuhan yang suaminya berikan membuatnya candu.

Oh, bahkan ia tidak menyadari kejadian di kamar mandi memakan waktu hingga jarum jam berada di angka 12---angka yang seharusnya menjadi saksi terjaganya setiap orang untuk memejamkan mata.

"Ck! Untung saja aku baru masuk lusa nanti," decaknya sebal sembari menuntun sepotong makanan itu masuk ke dalam mulut mungilnya.

Vhi yang mendengar kekesalan istrinya malah tersenyum tanpa dosa.

"Nada bicaramu seperti aku baru saja menjebol seorang gadis. Seharusnya aku merekam aksi panas tadi, sehingga kita berdua bisa menilik, siapa yang benar-benar agresif da--"

"Jika kau berkata lagi, aku akan dengan senang hati mencungkil kedua bola matamu!"

Jangan tanya bagaimana kesalnya Aileen saat Vhi malah membuat candaan konyol. Walau candaan itu sempat membuatnya tersipu. Aileen sama sekali tidak bisa munafik pada kenyataan. Namun ia jengkel saja melihat tingkah Vhi yang di luar daripada pikirannya.

"Ya, jika love-ku ini mencungkil kedua bola mataku, bagaimana bisa aku melihat setiap kau mencoba mendesah dan--oke, aku akan makan."

Vhi terkekeh mendengar pernyataannya sendiri. Dimana  ia mengalah saat melihat Aileen memberikan tatapan ingin memakannya seperti mangsa. Itu mengalir saja yang membuat ia mau tidak mau memilih menyantap makanan itu, karena membuat kributan tidak mendukung diwaktu-waktu seperti ini.

"Mulutmu makin hari makin menjadi-jadi saja!"

Vhi sontak menaikkan sebelah alisnya. "Aku mencoba menjadi pria apa adanya."

Mendengar itu, membuat Aileen menggeleng disertai decakannya. "Ck! Dengan bangganya."

Lagi, Vhi hanya bisa terkekeh melihat setiap balasan yang Aileen berikan. Dia begitu menyukainya dan membuatnya semakin memupuk cinta pada wanita itu.

Entahlah. Begitu banyak wanita di semesta ini, tetapi hatinya malah berlabu pada wanita biasa dari Manchester.

Ya, Aileen benar-benar membuatnya tidak berdaya sekalipun wanita itu berperilaku menjengkelkan.

*****

Aileen membuka maniknya tatkala sinar mentari pagi menerpa wajahnya yang polos. Ralat! Ini hampir siang saat  ia menyalakan ponselnya yang menunjukkan pukul 11. Hooh, tidurnya begitu nyenyak hingga melupakan waktu dan banyak hal.

Bahkan ia melupakan tugasnya yang biasanya ia lakukan. 

Ia sontak mengembalikan ponselnya untuk berberes diri. Namun, maniknya tidak sengaja menemukan  riwayat panggilan dari suaminya, Anne dan Bibi Bee--pemilik toko kue di ujung jalan yang menjadi kesukaannya.

Ia menguap sambil berpikir, kenapa orang-orang mencari dirinya?

[Vhi]
Aku tidak membangunkanmu karena kau terlihat kelelahan. Aku memanggang roti, tapi maaf jika sedikit pahit. Kau pasti tahu kalau aku bukanlah koki yang handal.

Ia menarik senyum saat mendapati pesan dari Vhi. Suaminya itu selalu bisa membuatnya kesal, marah dan bahagia begitu saja.

[Anne]
Aileen, bagaimana dengan besok?

Pertanyaan dari Anne, membuat otaknya berpikir keras. Dengan cepat, ia menuntun jemarinya untuk membalas pesan itu.

"Aku tidak bisa, tapi aku akan mengabarimu. Kau harus tahu Anne! Temanmu ini sudah mendapatkan pekerjaan."

Setelah itu, ia kembali menggulir layar ponselnya yang pecah itu dan mendapati pesan dari Bibi Bee.

[Bibi Bee]
Aku mengirim cake varian baru ke rumahmu. Aku menunggu komentarmu untuk menjadi bahan riset menu baru di tokoku. Kau pelanggan yang sudah kuanggap sebagai putriku sendiri, jadi cakenya gratis.

Ting! Tong!

"Ouh, itu pasti cake-nya," ujarnya senang. Masih dengan mengenakan piyama bergambar panda, ia menuntun tungkainya dengan cepat ke lantai dasar.

Keberuntungan di siang hari dan beruntungnya lagi, ia menaiki lift untuk sampai ke lantai dasar. Sehingga ia tidak memerlukan begitu banyak tenaga dan waktu. Bahkan kini, ia dapat melihat wajah pengantar makanan yang tengah memegang sebuah kotak berwarna krem.

"Dengan Nyonya Aileen Dicskon?" yang ditanya sontak mengangguk. "Kiriman dari Nyonya Bee Wildson."

Pria itu memberikan kotak dan menyuruh Aileen untuk membubuhkan tanda tangan. Aileen dengan bahagia melakukannya dan membuat pria itu langsung meninggalkan tempat.

Pintu kini tertutup dan menyisahkan Aileen dengan kotak itu. Ia membukanya dan mendapati cake cokelat yang mengunggah selera.

"Ah, aku hampir lupa. Vhi memanggang roti," ucapnya sembari menggigiti bibir bagian bawahnya. "Aku akan memakannya lalu memakan kue ini. Itu ide yang bagus!"

Tbc.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro