Arc 11 : Sebuah Cerita

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

W Author POV W






Di suatu ruangan yang megah, penuh dengan warna perak, ditengah ruangan-- aula, duduk seorang pria berambut emas di kursi singgasana sembari membaca buku. Seseorang menerobos masuk ke dalam ruangan itu, seorang gadis bersurai merah pekat berlutut di depan pria itu.

Pria itu adalah Shaker, pemimpin organisasi besar yang menguasai dataran Wattpad Paralel, organisasi tersebut bernama OMEGA. Shaker melirik gadis yang sedari tadi diam sambil berlutut di hadapannya.

"Ada apa? Apa kau punya informasi penting?" tanya Shaker dengan ekspresi datarnya.

"Lapor Yang Mulia Shaker. Trash telah ditangkap, dan Rolita... Dia gugur dalam pertempuran!"

Tangan Shaker yang memegang buku sempat bergetar kecil, lalu atmosfer tiba-tiba menjadi berat dan juga dingin di dalam ruangan.

"Lita.." bisik Shaker.

"Yang Mulia, Riza berhasil selamat dan kini dia menghilang entah kemana bersama Iblis Kembar.." lanjut gadis itu.

"Sudah cukup. Aku sudah mengetahui keadaannya!" potong Shaker dingin. "Salsa, kau akan aku kirim untuk misi selanjutnya!"

"Baik, Yang Mulia!"

Shaker menutup bukunya, diwaktu yang sama buku itu berubah menjadi butiran cahaya. Shaker bangkit dari tempat duduknya, berjalan melewati gadis bersurai merah pekat-- Salsa.

"Yang Mulia, anda mau kemana?" tanya Salsa. Ia memberanikan dirinya untuk bangkit dan berbalik badan.

"Aku ada urusan dengan Diga. Salsa, kirim 3 batalion sekaligus untuk membunuh Riza.." perintah Shaker.

"Tapi Yang Mulia... Markasnya, bagaimana?"

"Kau tenang saja. Pasukan Pemberontak tidak akan menyerang, mereka akan bergerak dan melindungi Riza... Karena hanya itu pilihan yang mereka punya!"






W SKIP POV W






Hikari, Mizu dan Riza berhati-hati dalam setiap gerak mereka di kerumunan warga Kota Banjarmasin agar tidak diketahui oleh OMEGA. Trash memang telah berhasil dikalahkan tapi Naru berhasil melarikan diri. Mereka bertiga berlari ke kawasan komplek dengan Mizu memimpin, Riza ditengah dan Hikari berjaga-jaga dibelakang.

Mereka masuk ke dalam sebuah apartemen yang ternyata milik Mizu, selama dirinya menjadi agen rahasia yang mengawasi Riza selama hampir 1 tahun ke belakang, mungkin.

"Kak Hikari..!" panggil Mizu setelah membuka pintu apartemen.

Tanpa buang waktu, Hikari langsung menyeret tangan Riza dan memaksa dirinya masuk bersama kedua adik-kakak itu.

"Mizu, kau periksa kamarmu dan aku akan memeriksa bagian belakang.." suruh Hikari, Mizu mengangguk mengerti dan pergi, meninggalkan Riza yang kebingungan di ruang tamu.

Ruang tamu memiliki lebar berdiameter 4 meter, terus ke depan ada dapur, di kiri ada toilet, kanan ada kamar tidur, di sudut dinding sebelah kanan Riza ada anak tangga kecil yang menuju ke gudang atas. Tidak berselang lama Hikari dan Mizu datang ke ruang tamu.

"Kamar sudah diamankan.." lapor Mizu.

"Bagus. Dengan ini kita bisa memulainya!"

Mereka mengangguk secara bergantian, lalu Riza mengangkat tangannya tinggi ke atas, siap bertanya.

"S-Sudah lama aku ingin mengatakan ini. S-Sebenarnya kalian siapa? Kekuatan tadi apa? Kenapa aku menjadi target, apa aku punya kesalahan??" tanya Riza bertubi.

Yang pertama Hikari-lah yang memulai, ia mendekat dan berhenti disamping kiri Riza, matanya menatap tajam Riza.

"Sebelum itu aku ingin kau memakan sesuatu.."






W Riza POV W






"Makan sesuatu? Terdengar sangat mencurigakan.."

Pria bernama Hikari itu memasukkan tangan kanannya ke saku celana bagian kanannya.

"Permen?" aku menatap bingung gumpalan butih persegi empat seperti sabun itu.

"I-Itu bukan racun'kan?" tanyaku memastikan.

"Makan saja!"

"Tidak!"

Aku merangkak mundur ke belakang dan bertabrakan dengan Mizu yang telah berdiri disana, kedua tangannya menekan kedua pundakku.

"Tidak apa kok.." bisik Mizu lembut.

"Hoi, itu yang membuatku lebih takut..!" batinku menjerit.

Tanpa peringatan, Si Hikari memasukkan permen kotak berwarna putih itu, menutup wajahku dengan telapak tangannya yang lumayan besar.

"Telan.." perintahnya dingin.

Aku tersedak dan tanpa sengaja menelan permen itu. Perlahan pandanganku menjadi kabur.

"Heh? A-Apa ini--"

Bruk..!






W Another POV W






Rey duduk disuatu tempat makan keluarga, ia memesan nasi kuning dengan lauk pauk paha ayam, diseberangnya ada seorang perempuan bersurai merah muda panjang yang sedang menikmati segelas kopi, disampingnya ada lelaki berambut pirang sedang melamun dan disamping kanannya ada gadis bersurai merah muda keunguan yang selalu memandang Rey sambil tersenyum.

"Oke, aku akan... Mengulanginya--?" kalimat Rey terjeda saat melihat reaksi ketiga orang itu. "Hoi, apa kalian mendengarkanku?" panggil Rey agak nyaring.

"Aku mendengarkanmu kok, Rey~" jawab gadis disamping Rey.

"Omong kosong. Kau hanya memandangku tanpa mendengarkan.." batin Rey ingin membalas.

Tapi ia urungkan, Rey menghela nafas. Kenapa? Itu yang ada di dalam pikiran Rey. Eraser memberikan tugas khusus untuk dirinya, tapi seperti biasa... Dia ketahuan oleh 'orang terdekatnya'.

Bella Aprion, gadis bersurai merah muda sedikit keunguan yang mengenakan gaun merah muda tanpa lengan dengan rok sampai ke bawah lutut, berlapis mantel hitam gelap dan topi bundar yang imut, ditambah aksesoris bunga kehidupan disana. Dia adalah calon isteri Rey dimasa depan... Mungkin.

Agatsya Gina, adik dari Bella Aprion yang kini telah mengganti marganya. Gina mengenakan sweater cream sepanjang lutut saja, bagian bawahnya mengenakan celana pendek sebatas bawah lutut, sepatu boot dan sepasang kaus kaki putih.

Galih Cahya, lelaki berambut pirang dengan manik ungu memukau, sangat berbeda dengan ekspresi murungnya yang sekarang. Hanya mengenakan kaos putih yang berlapis jaket ungu dengan garis putih, celana kuning pucat yang panjang dan sepatu ungu jalan biasa. Dia adalah sahabat dekat rumah Rey, yang sekarang menjadi seorang bodyguard.

"Haaah..." Rey kembali menghela nafas. "Aku harap ini berjalan sesuai keinginan,"






W Author POV W






Bangunan besar dan terisolasi itu tengah 'tegang', pasalnya ada seorang penyusup yang berani masuk tanpa permisi.

"Siapa kau?" tanya penjaga pintu dengan kasar. Ia menodongkan pistol ke depan wajah si penyusup.

"Bodoh!" teman perempuannya ikut tapi menghentikan penjaga yang ingin menembak tadi. "Kau tahu siapa dia?!" lanjutnya menekan wajahnya sendiri.

"Apa aku boleh masuk?" tanya si penyusup dengan santainya.

Teman perempuan itu tersentak, buru-buru dirinya menganggukkan kepala berulang kali.

"Terimakasih.."

Si perempuan menutup kedua matanya takut saat si penyusup melewati dirinya, dan temannya.

Pintu terbuka dan menampakkan seorang pria berambut hitam yang mengenakan setelan yang sangat rapi, sedang makan mie.

"Aku kira siapa, ternyata Shaker~"

Pria itu memberikan satu tempat duduk untuk si penyusup-- Shaker. Shaker duduk dan menatap tajam pria di depannya.

"Jadi, ada urusan apa kau datang ke sini?"

"Ada yang ingin aku dengar darimu. Bisakah kau menceritakannya kepadaku... Diga?"






W Riza POV W






Riza.

Riza!

Kak Riza..

Nii -san..!


































"Riza..!"

"Aah?!"

Saat aku membuka kedua mataku, aku kembali bertemu lagi dengan orang itu, kali ini dirinya mengenakan topeng tanpa mulut.

"Kau.." suaraku berhenti dikalimat 'kau'. Berhenti dengan sendirinya.

"Kita dapat bertemu lagi, itu berarti Eraser berhasil toh.." celutuk orang itu.

"Maaf... Kau siapa?" aku mulai bertanya.

Dia diam menatapku dari balik topeng ski itu. Kemudian ia mendekat, aku ingin mundur tapi kakiku tidak mau menuruti perintah otakku. Lalu orang itu menyentuh tepat di atas kepalaku.

"Aku akan menunggumu di Menara Kebenaran!" bersamaan dengan itu, aku menerima beberapa proyeksi film lewat kedua mataku.

"Aah??!" dan aku pun terbangun.

"Kak Riza, kakak baik saja?" saat aku bangun, Mizu yang tiba-tiba ada disamping kanan ranjang langsung bertanya dengan ekspresi cemas.

Di depan aku dapat mendengar suara Hikari mendengus. Aku tertidur? Jadi, tadi itu mimpi??

"Aku tahu kau banyak pikiran dan juga kurasa ini adalah waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya.." terang Hikari.

"A-Apa?"

"Aku akan menceritakan semuanya. 2 tahun setelah kepergianmu, Riza..!"

























































A : Pagi semuanya^^, ane harap kalian semua baik - baik saja. Selamat Hari Guru, maaf ya ane telat :^

A : Ane sangat berterimakasih kepada semua guru yang telah memberi ane nasehat, dukungan dan juga amanah. Walaupun sering membuat anda marah tapi anda selalu kuat dan bersabar menghadapai kami yang tidak peka ini.

A : Saya sayang guru T~T

A : Oke, menuju ke topik

R : *tendang A*

A : Di Arc selanjutnya akan menceritakan semua kejadian yang ada di 2 tahun ke belakang di Wattpad Paralel

A : Maka dari itu ane udah buat daftarnya.

1. Pasukan Pemberontak
2. OMEGA
3. Head Dragon

A : Silahkan dipilih sesuka hati kalian~~

A : Bye :^

Aizahikari, Aizuhime, _sausy, DigaRW, codetwenty, Agatasya_Gina

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro