Sweet Dream

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Demo terjadi dijalan raya, membuatku tak bisa pulang karena tertahan ditengah-tengah ribuan para pendemo. Aku yang hanya seorang pejalan kaki biasa, hanya bisa mengikuti jalannya demo tersebut.
Aku pun tak tahu, hal apa yang mereka permasalahkan.

Gaji?

Hak asasi?

Entahlah, aku hanya peduli aku sampai dirumah dengan selamat. Diantara ribuan para pendemo, ada seorang pria yang sangat kukenal, atau mungkin aku menyukainya jadi diam-diam selalu kuperhatikan.

Dia berbalik kearah belakang, tepat didepanku. Saat itu dia melihatku dengan tersenyum. Jarang sekali melihatnya tersenyum pada gadis sepertiku. Selama ini hanya tatapan dingin yang dia berikan padaku atau saat tak sengaja pandangan kami bertemu. Saat-saat seperti ini tak akan kusia-siakan, aku hanya balas tersenyum padanya. Setelah itu dia langsung pergi meninggalkan kerumunan para pendemo.

Aku, masih setia mengikuti para pendemo, agar aku bisa cepat sampai kerumah. Tak lama ada tangan yang memegang pundakku, aku yang merasa risih, langsung berbalik melihat sang pemilik tangan.

Pria itu..

Dia kembali lagi, senyum manisnya masih belum lepas dari wajahnya. Dan dia
Mencium keningku..

'Apa?'

'Kenapa, dia mencium keningku?'

Aku masih mematung di tempat, otakku seperti sedang dikosongkan, sampai-sampai aku lupa cara menghirup oksigen. Namun tanganku reflek memegang keningku. Dia kembali tersenyum dan pergi lagi. Saat dia pergi, dia terlihat seperti anak kecil yang sedang bahagia saat diberi hadiah.

¤¤¤¤¤¤¤

Saat akan pergi ke asrama kampus, aku melihat sekumpulan orang sedang mengelilingi band yang sedang tampil. Dan saat itu pula aku dan teman-temanku tertarik untuk melihat penampilan band tersebut.

Dan ternyata band pria yang kukagumi sedang tampil. 'Beruntung sekali' fikirku. Namun saat pertengahan mereka tampil, teman-teman mengingatkanku bahwa sebentar lagi kami ada jadwal kelas.
Namun pria itu bangkit dari kursinya dan menarik pergelangan tanganku, dia memintaku untuk tidak pergi dari sana lalu dia mencium pucuk kepalaku. Aku hanya terpaku, dan pasrah saat dia mengajakku untuk duduk dibangku penonton.

Aku kembali duduk manis melihatnya tampil, namun teman-teman sudah mengingatkan bahwa waktu untuk pergi ke asrama dan jadwal kuliah sudah mendesak. Pada akhirnya aku harus pergi dari tempat itu, karena jadwal kuliah yang menunggu.

¤¤¤¤¤¤¤

Saat dikampus aku berjanji pada sepupuku untuk pulang bersama, karena dia memintaku untuk mengantarnya membeli sesuatu. Namun saat sampai depan gedung kampus, kami bertemu dengan pria yang saat ini dekat dengan sepupuku dan merupakan sahabat dari pria yang kusuka. Dia mengajak ngobrol sepupuku lalu tak lama pria itu muncul dan ikut mengobrol, atau bisa dibilang membuat risih sepupuku dan sang sahabat yang saat itu sedang mengobrol serius. Lalu dia mulai mencuri-curi tatapan padaku. Aku hanya bisa menatap dingin padanya. Walaupun sesekali tingkahnya konyol dan membuat kami tersenyum.

Selesai dengan obrolan ringan yang sepupuku dan sahabat pria itu lakukan, aku dan sepupuku pamit pulang padanya. Namun saat kami pamitan dia ternyata sedang membetulkan tali sepatunya yang terlepas. 'Tumben sekali dia memakai sepatu tali' pikirku. Saat kami sudah mulai berjalan agak jauh, sahabat pria itu melambai pada kami. Sepupuku membalas lambaian tersebut, sedangkan aku hanya tersenyum pada mereka. Pria itu, ikut melambaikan tangan dan berwajah sedih saat melihatku. 'Orang aneh' pikirku.

¤¤¤¤¤¤¤

Saat sedang berjalan di lorong kampus, aku melihat sepupuku dan hanya sempat bertegur sapa karena aku yang sedang terburu-buru pergi ke kelas.

Tanpa kusadari, ternyata pria yang kusuka sedang mengobrol dengan teman-temannya tak jauh dari kelasku. Entah apa yang sedang dibicarakan. Aku mencoba menguping didekat pintu.

Dia membicarakan kado untuk gadis yang ia incar. Dia ingin memberikannya secara langsung namun dia terlalu malu. Ada satu ide yang dirasa cukup konyol, yaitu memberikan surat pada gadis itu lalu isi surat itu adalah letak kado untuk gadis itu. Ide yang benar-benar konyol menurutku. Teman-temannya pun menertawainya, karena idenya itu. Aku juga penasaran siapa gadis itu.

Tapi yang kudengar dia ingin memberikan kado untukku, karena dia bertanya pada sepupuku barang-barang atau hal apa yang kusuka.

Aku hanya bisa tersenyum malu.

¤¤¤¤¤¤

"Kamu mau gak jadi pacar aku?"
Hanya anggukan yang bisa aku jawab. Namun didalam hati rasa bahagia dan rasa tak percaya berkecamuk. Impian yang selama ini dinanti-nantikan terjadi juga.
Lama kelamaan, sikapnya menjadi posesif. Sangat menjaga aku, namun larangan-larangan kecil yang keluar dari mulutku dia turuti.

Bahagia?

Ya, aku bahagia. Kami saling mengasihi, menjaga dan memberikan perhatian-perhatian kecil satu sama lain. Teman-teman yang awalnya hanya bisa menggodaku jika sedang ada dia, sekarang mereka hanya bisa diam dan ikut tersenyum bahagia melihatku.
Mengantarku yang hanya akan bertemu dengan teman, larangan merokok karena aku tak suka melihatnya, saling mengatakan kata-kata manis, sentuhan-sentuhan kecil, seperti mencubit pipi. Kadang kami lakukan hal itu.

¤¤¤¤¤¤

Pertemuan kami yang ini sangat aneh..
Dia yang biasanya membawa kendaraan motor, saat ini sedang naik kendaraan umum yang sama denganku. Dan ketika akan turun, aku ditariknya untuk ikut turun bersamanya dan pergi kesuatu tempat. Seperti kebun binatang mini.
Aneh juga kupikir.

Kau tahu, cara dia menarikku seperti membawa anak kucing, leherku yang dipegangi. Tak ada romantis-romantisnya sama sekali kupikir. Tapi jika dia menggegam tanganku, mungkin dia pikir aku tak akan ikut pergi bersamanya. Ya, tidak salah-salah juga sih.

Dia selalu mengajakku berkeliling dan selalu tersenyum sepanjang jalan. Dia terlihat bahagia sekali ketika kami bermain bersama. Sesekali dia menjahiliku dan itu selalu membuatku sebal. Tapi kami sama-sama bahagia. Terasa sekali bahwa kami sangat dekat..

Di mimpi..

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro