Fiction Dream

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

'Cuitt cuitt'

Syuuu~

"Hoahh~" 'sudah pagi ternyata, tapi rasanya kasurku terasa keras, tapi kok bau lembab, aneh' setelah ku kedip-kedipkan mataku aku baru sadar kalau aku sekarang bukan berada di kamarku.
"Wuooo~ kenapa aku bisa ada di hutan?!" Teriakku sangat keras sehingga menggemakan seisi hutan, membuat burung-burung yang hinggap di pohon terbang ketakutan.

'Kenapa aku bisa ada di hutan? Apa aku sleepwalking? Tapi kenapa bisa jauh sekali?' Gumamku sambil beranjak pergi, 'kenapa aku pakai gaun?! Ah~ sudahlah. Tapi ini akan menyusahkanku saat berjalan di hutan.' Akhirnya aku mencari dahan yang tajam untuk ku gunakan sebagai pisau untuk memotong gaunku agar menjadi sedikit pendek. Kuputuskan  untuk mencari jalan keluar dari hutan.

Tapi.. ternyata aku hanya memutar-mutar disekitar tempat aku tertidur tadi. Aku tersesat.
"Ahh~ menyebalkan!" Aku berteriak frustasi. Akhirnya aku hanya duduk-duduk di bawah pohon, frustasi karena tidak ada jalan keluar dari hutan. Sepertinya aku hanya bisa menunggu ada yang menolongku.
"Tuan putri, kau ada dimana?!"
"Tuan putri!" Kudengar suara teriakan-teriakan pria. Sepertinya pengelana yang sedang mencari tuan putri mereka. Mereka berlebihan sekali. Ah~ iya kenapa aku tidak minta bantuan mereka.
"Permisi, Tuan pengelana!" Kataku sambil mendekati arah suara tersebut. Ternyata mereka berenam.
"Permisi tuan pengelana, bisakah kau memberitahuku jalan keluar dari hutan ini?" kataku pada seorang pria yang berawakan tinggi sambil menepuk pundaknya.

"Ah! Tuan putri! Akhirnya kami menemukanmu!" Teriaknya.  Membuatku kaget karena teriakannya dan wajahnya yang mirip Junhong, dan semua teman-temannya menengok kearah kami.
"Akhirnya kami menemukanmu, tuan putri." Kata seorang pria yang mirip dengan Yongguk. Kenapa mereka mirip dengan B.A.P? Tapi dandanan mereka seperti pengawal kerajaan. Aneh.
"Kami khawatir sekali, semua dikerajaan sangat khawatir padamu." Kata seseorang yang mirip Youngjae.
"Tuan putri?" Tanyaku.
"Iya, tuan putri. Kau tuan putri Song." Kata seseorang yang mirip Jongup.
"Aku?"
"Iya, apa tuan putri lupa?" Kata seseorang yang mirip Himchan.
"Aku tuan putri yah?"
"Tuan putri, sepertinya terkena sihir." Bisik seseorang seperti Daehyun kepada Yongguk.

"Tidak, hanya saja.. apa aku benar seorang tuan putri?" Tanyaku tak percaya. Tak lama mereka membuat lingkaran kecil, sepertinya mereka membicarakanku. Aku seorang tuan putri? sejak kapan? Hebat sekali jika aku seorang putri. Haha..
"Sebaiknya kita bawa dia ke kerajaan terlebih dahulu." Kata seseorang yang mirip Yongguk.

Saat diperjalanan mereka menanyakan hal-hal yang aneh, yang tentu saja tidak bisa kujawab. Mereka selalu terlihat khawatir, tapi kalau aku sih senang-senang saja. Karena aku bisa dekat dengan personil B.A.P, walaupun hanya mirip.
"Ehm.. tuan putri." Kata seseorang yang mirip dengan Junhong.
"Apa?" Aku sudah mulai terbiasa dipanggil seperti itu.
"Apa kau ingat nama-nama kami?" Kata seseorang yang mirip dengan Junhong.
"Eh?" Mana aku tahu nama mereka, pertanyaan ini lebih aneh lagi, kalau kujawab asal.. apa kusebut nama-nama personel B.A.P saja yah? Hihihi~
"Ehm.. kau Junhong, Yongguk, Himchan, Jongup, Daehyun, Youngjae." Aku menunjuk mereka secara berurutan.
"Wuoo~ tuan putri masih ingat dengan kami!" Teriak Youngjae bahagia. Tak lama dia tertawa kegirangan.
"Eh?" Ternyata tebakanku benar. Tanpa sadar aku ikut tertawa.
"Sepertinya tuan putri terlalu banyak pikiran sampai-sampai hanya ingat dengan kami." Goda Himchan
"Eh iya, mungkin saja." Aku malu sekali. Mereka hanya tersenyum tingkahku yang terlihat malu-malu.
"Jangan memperhatikanku terus perhatikan langkah kalian, jangan sampai.."
'Brukk'
"Jatuh.." lanjutku. Padahal aku belum selesai bicara, tapi Jongup malah mengalami kejadian yang tak terkira, tersandung akar pohon yang mencuat ke tanah.
"Awww.. " rintih Jongup. Kami semua hanya tertawa melihat Jongup jatuh.
"Butuh bantuan?" Kataku sambil mengulurkan tanganku.
"Terimakasih tuan putri." Katanya sambil memegang tanganku. Aku hanya tersenyum.
"Lain kali jalannya hati-hati."
"Ya, tuan putri."

¤¤¤¤¤¤¤

*Di kerajaan

'Wow!' Gumamku, saat melihat kerajaanku, sangat besar dan klasik. Saat aku sedang menuju kerajaan, semua orang yang melihatku menunduk memberi hormat. Aku hanya tersenyum. Dan ketika masuk kedalam kerajaan aku seperti anak hilang yang sedang mengagumi barang-barang klasik.

"Raja, kami sudah menemukan tuan putri."
"Putri Song? Dimana dia?" Teriak seseorang yang bersuara berat.
"Tuan putri, ayo kemari." Kata Yongguk.
"Iya"
"Song ee!" Seketika aku dipeluk oleh seorang raja yang mirip dengan Seung hyun oppa. Aku hanya terkaget-kaget dengan acara pelukan ini.
"Ayah sangat khawatir denganmu. Seharusnya dari awal kau bilang tidak mau dijodohkan dengan pangeran Teo dari kerajaan Lunafly. Harusnya ayah juga meminta persetujuanmu dulu. Maaf kan ayah. Ibumu juga sangat mengkhawatirkanmu. Dia jatuh pingsan ketika kau pergi dari pesta."

Perjodohan? Pangeran Teo? Teo dari kerajaan lunafly? Ibu? Ah~ aku masih belum bisa mencerna semua kejadian ini.
"Ayah.."
"Ayo kita lihat ibumu. Dia pasti senang melihatmu. Dan kalian boleh pergi. Terimakasih atas bantuan kalian para warior matoki dan terimakasih telah menjaga tuan putri" kata ayah pada mereka.
"Perintahmu adalah kewajiban kami yang mulia." Kata mereka berenam. Aku hanya bisa bengong dengan semua kejadian ini. Lalu mereka pergi.

¤¤¤¤¤¤

"Sayangku, lihat siapa yang datang." Kata Ayah. Lalu ayah memintaku untuk mendekati tempat tidur ibuku.
"Putriku, Song ee." Park Bom? Dia ibuku? Seketika dia memelukku dan menangis.
"Ibu, khawatir sekali. Kau tidak apa-apakan?" Katanya sambil melepas pelukan sambil terus menangis dan memperhatikan bajuku yang berantakan.
"Tidak apa-apa kok, bu. Harusnya aku yang bertanya seperti itu pada ibu."
"Aku tidak apa-apa, putriku. Melihat kau selamat aku rasanya menjadi sehat kembali." Katanya sambil mengusap wajahku.
"Kenapa dengan gaunmu?"
"Ah.. ini.." aku menceritakan semua kejadian ketika aku berada di hutan. Sesekali membuat ayah dan ibu tertawa mendengar ceritaku.
"Anakku ternyata hebat." Kata ayah.
"Anak kita." Kata ibu
"Aku anak kalian berdua." Kataku menengahi. Mereka hanya tertawa lalu memelukku. Rasanya nyaman sekali dipeluk oleh orangtuaku. Walaupun semua kejadian ini masih belum bisa kucerna.

¤¤¤¤¤¤¤

"Pesta dansa akan segera dimulai. Dan pada saat itu tuan putri Song akan memilih calon pangeran untuk dijadikan suami. Kepada tuan putri dipersilahkan untuk membuka acara pesta dansa." Kata Yongguk.
"Tolong musik."

Hari ini ayah sengaja mengadakan pesta dansa dan mengundang semua kerajaan agar aku bisa memilih calon suami untuk meneruskan kerajaan, maklum aku adalah anak satu-satunya dan seorang perempuan. Jadi tidak mungkin perempuan yang menjadi raja sekaligus ratu kan? Tapi tidak ada satupun pangeran yang membuatku tertarik. Diam-diam aku kabur dari acara pesta dansa tersebut dan malah pergi ke balkon.

"Membosankan" kataku berbarengan dengan seorang cowok. Seketika mata kami langsung bertatapan. Lalu menertawakan kata-kata kami yang berbarengan.
"Pesta dansanya membosankan yah?"
"Menurutmu?"
"Iya."
"Iya."
Lalu kami bertatapan lagi dan menertawakan kata-kata kami yang selalu berbarengan. Kalau dilihat-lihat wajahnya seperti..
"Bolehkan aku tahu namamu?" Tanyanya.
"Tentu saja. Namaku Song Ee. Kau?" tanyaku.
"Ah~ kau tuan putri. Salam hormatku tuan putri. Perkenalkan aku pangeran Taka." Katanya sambil membungkuk.
"Terimakasih. Sudahlah jangan terlalu formal." Kataku santai.
"Baiklah. Kenapa kau tidak ikut pesta dansa? Bukankah kau seharusnya mencari calon suami?" Tanyanya.
"Ehm.. bagaimana yah? Aku sebenarnya tidak tertarik."
"Benarkah? Aku juga. Maaf bukan untuk mengurangi rasa hormatku tapi aku memang tidak tertarik dengan acara ini. Inipun terpaksa ikut karena saudara-saudaraku."

"Benarkah? Rasanya tinggal dikerajaan sangat tidak menyenangkan yah?"
"Begitulah.." akhirnya dia bercerita tentang kehidupannya dikerajaan. Bagaimana dia yang selalu diatur oleh ayah dan 3 orang saudara laki-lakinya. Ibunya yang selalu memintanya untuk menikah. Sayangnya aku tidak terlalu ingat dengan kehidupanku. Hanya beberapa hal yang kuceritakan padanya. Tapi aku merasa nyaman dengannya.

¤¤¤¤¤¤

"Kalian telah resmi menjadi sepasang suami istri. Selamat" Setelah sekian lama aku mengenalnya saat pertama kali bertemu di balkon saat pesta dansa. Sorak-sorak dari rakyat kerajaanku menggema di istana ini. Akhirnya aku menjadi seorang istri dari pangeran Taka. Kami sangat bahagia sekali. Akhirnya kami mengucapkan janji suci kami di depan rakyat kerajaanku dan rakyat kerajaan pangeran Taka.
"Kepada pangeran dan putri, dipersilahkan untuk saling memberi tanda kasih sayang." Kata Himchan.

Maksudnya apa?

Eh.. tunggu dulu kenapa Taka merangkulku?

Kenapa matanya terpejam?

Kenapa dia mendekekatkan wajahnya padaku?

Eh?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro