24.Keceplosan!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Delkomankomannnnn!!! Rambutnya jadi keriting pas Amnesia.

Vote and Comment!

Happy reading...

Della memasuki ruangan dimana Delko berada, semalam ia mendapat kabar dari Sisy bahwa Delko sudah sadarkan diri.

Betapa bahagianya ia setelah mendapatkan berita itu, dengan buru-buru ia ingin kembali kerumah sakit, tetapi dilarangnya Della oleh Sisy. Sisy tidak mau Della kelelahan karena terus-menerus menemani Delko. Jadilah pagi-pagi ia menemui Delko.

Della memasuki ruang rawat Delko. Dilihatnya Lina–mamah Delko, sedang menyuapi Delko bubur. Sedangkan Nino dan Sisy sedari tadi sedang berdebat di sofa ruang rawat Delko.

"Pagi semua,"sapa Della.

"Eh, Della. Pagi Del," sapa Lina–ibu Delko.

"Nino sini balikin hp gue!! Lo tuh yah nyari masalah mulu!"

"Woy Sy, lo bisa sopan dikit gak sih sama yang lebih tua, gue tuh lebih tua 3 tahun dari lo!!"

"Bodo amaat gue gak peduli, sini balikin gak hp gue!! Woy kampret jangan dibuka-buka! Iya nanti gue kasih sabar dikit bisa gak sih!"

"Udah terlanjur gue buka wlee, gue baca ahhh,"

"Nino jangan dibaca!!! Kampretttttt!"

"Yah gue udah terlanjur baca, ya ampun Sy! Lo manggil dia bebeb? Hahahaha bebek kali yah,"

"Jangan dibaca, sini gak! Kembaliin hp gue!!"

"Aww aww, sakit Sy!"

Della yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, kedatangan ia saja mereka tidak tahu ck ck.

Sedangkan Lina,  tak menghiraukan perdebatan Nino dan Sisy, karena ia sudah terbiasa mendengarnya. Ia hanya berfikir wajar melihat perdebatan itu.

Pandangan Della beralih kepada Delko yang sedang mengunyah buburnya sambil sibuk menonton televisi.

"P-pagi Delko,"sapa Della canggung.

Delko yang sedari tadi fokus kepada televisinya, langsung beralih kepada sumber suara.

"Dia siapa mah?" tanya Delko pada Lina. Kemudian beralih lagi ke televisinya.

Lina tersenyum kecil."Dia temen Sisy dikampus nya, dulu," jawab Lina.

Delko menganggukan kepalanya."Kok bisa kenal sama aku?" tanya Delko lagi. Pandangannya masih fokus pada televisi di depannya.

"Kan dulu kamu sering jemput Sisy, otomatis dia kenal dong sama kamu, kamu juga pernah kok nganter dia pulang bareng Sisy dulu," jawabnya lagi.

Delko hanya ber'oh ria menanggapinya, Delko yang merasa terganggu akan keributan yang di lakukan Sisy dan Nino, melempar remot yang ada di nakas samping ranjangnya. Untung saja remot itu terjatuh tepat didepan mereka sehingga tidak mengenai mereka.

Della dan Lina––ibu Delko, membulatkan matanya karena terkejut akan kelakuan Delko tiba-tiba.

"Bisa kan gak usah ganggu," ujar Delko, lebih tepatnya seperti sindiran.

Nino dan Sisy yang sedang berebutan ponsel seketika diam, dan saling menatap satu sama lain.

"Sorry Ko," ujar Nino menyesal.

"Lagian lo sih cari ribut aja!" bentak Sisy kesal.

Nino dan Sisy yang baru sadar akan kedatangan Della, langsung menghampiri ranjang Delko.

"Barusan Del?" tanya Nino basa-basi.

"Dari tadi kok, bahkan kalian ributpun aku liat," ujar Della tersenyum kecil.

"Pagi bener dateng nya Del, padahal semalem lo pulang larut banget loh, gak cape?" tanya Sisy mengalihkan pembicaraan.

"Gapapa kok, ga cape heheheh,"

Nino beralih kepada Delko yang masih saja fokus kepada televisinya.

"Woy Delkomankoman! Lo nonton tv mulu, ada tamu tuh di sambut jangan malah dikacangin," ujar Nino pada Delko.

"Lo tuh berisik banget sih! Bisa gak sih jangan ganggu acara nonton gue, mending lo pulang aja deh Nin lama-lama makin sakit gue terus-terusan dideket lo!" jawab Delko ketus.

Lina bangun dari duduknya,"Tante pulang dulu yah, kasian om Andre gak ada yang ngurusin, nanti siang tante sama om kesini lagi kok. Titip Delko yah,"ujar Lina sembari menenteng tasnya.

"Mamah pulang dulu, mamah yakin kamu baik-baik aja. Buktinya kamu lempar remot ke Sisy sama Nino. Kamu emang Amnesia tapi sifat sama hati kamu gak mungkin ikut Amnesia juga kan," ujar Lina menatap Delko yang sedang berdecak ulah Nino.

"Hati-hati tan," ujar ketiganya kecuali Delko.

Lina tersenyum menanggapi ketiganya,"Mimpi apa aku semalem punya anak kok kaya gini sih!" ujar Lina menyindir Delko.

"Hati-hati mamahku yang syantik bagai bidadari, bidadari dihatikuuuu," ucap Delko, diselangi nyanyian diakhir kalimatnya. Delko mengikuti seperti lagu yang ia tonton di televisi 10 menit yang lalu. Lina tersenyum setelahnya pergi meninggalkan ruangan Delko.

"Ko, lo beneran Amnesia gak sih? Gue kurang yakin kalo lo Amnesia," ucap Sisy setelah melihat kelakuan aneh Delko seperti biasanya.

"Kalian gak percaya kalo gue Amnesia hah? Yaudah kalo gak percaya tanya aja sama dokternya," sinis Delko.

"Bodo lah Ko, gue gak mau ngurusin lo dulu. Gue lagi ngurusin kembarannya si Anna dulu," ucap Nino yang membuat Sisy berdecak kesal.

"Lo ngurusin kembarannya si Anna apa ngurusin gebetan gue hah?" ucap Sisy tidak terima. Pasalnya sejak tadi Nino teres menerus membuka percakapan Sisy dengan kekasihnya.

Nino tersenyum kecil."Dua-duanya sih, lagian lo ga kasih-kasih nomor kembarannya si Anna sih!" bantah Nino.

"Kan gue bilang nanti gue kasih, gue lagi chattan dulu!"

"Tapi lo lama chat––

"Kalian tuh bisa diem gak sih! Pusing aku dengernya!" ujar Della yang sedari tadi diam.

"Tau tuh si Nino ngebet banget minta nomor tuh cewe, padahal tau nama aja dia kagak, yehh kan," ujar Sisy mengejek Nino.

"Sok tau gue tau kok namanya,"elak Nino.

"Siapa!" tantang Sisy.

"Mou Lymtzyx namanya, mau apa lo?"

"Mou Lymtzyx?" ucap Delko tanpa sadar.

'Nih mulut, pake keceplosan segala lagi!'

~~STRAY~~

Bye
SalYos.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro