8. Jatuh!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Delkooooo....👆👆

Vote and Comment!!!

Happy reading...

Delko keluar dari kamar mandi dengan masih menggunakan handuk yang masih melilit di sebagian tubuhnya. Lalu menghampiri Lym yang sedang duduk di ruang televisi.

"Hey! Mengapa kau tidak memakai baju Del?!" tanya Lym sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan miliknya.

Delko mendudukan dirinya di samping Lym seraya memamerkan deretan gigi putihnya. "Kau tahu sendiri Lym. Bajuku masih berada di mobil waktu itu, lalu aku harus memakai apa?" tanya Delko lantas merenggut.

Lym membuka kedua tangan yang berada di wajahnya "Ck, mengapa tidak bilang dari tadi? Yasudah tunggu di sini, aku akan mengambil baju kakakku dulu."

Lym beranjak dari duduknya seraya berjalan menuju kamar sang empu yang dia sebut sebagai kakaknya lantas mengambilkan baju untuk Delko pakai, setelahnya kembali berjalan memghampiri Delko.

"Nih."

Delko meraih baju yang diberikan Lym seraya membolak-balikan bajunya. "Ini bajunya besar sekali Lym,"

Lym mendudukan dirinya di sofa tepat samping Delko. "Searusnya kau bersyukur, dari pada tidak memakai pakaian sama sekali!" balas Lym.

Delko bangkit dari duduknya. "Ck, yasudah, aku akan mengganti bajuku dulu."

"Yes do not take long, after this I will take you out, want?" tanya Lym.

"Tentu!" sahut Delko bersemangat.

~~STRAY~~

"Where are we going?" tanya Delko pada Lym. Pasalnya mereka hanya terus berjalan dan berjalan di atas salju.

"Entahlah, sebenarnya aku juga sangat bingung," jawab Lym lantas tersenyum lebar.

'Rasanya pengin gue pites aja nih orang, tapi kecantikan. Sayang kalau gue pites,' batin Delko.

"Gimana kalau kita main Salju?" usul Lym.

Delko menimbang-nimbang ajakan Lym. "Hmm, boleh juga."

Lym menarik tangan Delko. "Ayo kita ke sana!" ajak Lym menuju bukit salju.

***

Mereka tak henti-hentinya tertawa saat bermain salju, banyak pula yang mereka buat, dimulai dari membuat olaf, bola salju, dan banyak lagi yang lainnya.

"Del, want my picture?" tanya lym.

Delko mengalihkan tatapannya dari yang melihat salju, beralih menatap Lym. "Kau membawa handphone?"

"No, I brought my brother's camera," jawab Lym, lantas menyerahkan sebuah kamera kepada Delko.

Delko mengambil alih kamera yang diberikan oleh Lym. "Sepertinya bagus, jika kau foto di tempat itu," usul Delko seraya menunjuk beberapa pohon yang berada di pinggir jalan.

Lym mengangguk. "Okay," kata Lym seraya membuka blezer yang ia gunakan, menyisakan pakaian abu-abu panjang ia pakai.

Delko bersiap-siap untuk mengambil sebuah potret Lym. "Sudah siap?" tanyanya.

"Siap," ujar Lym yakin.

"1,2,3."

Cekrek

Lym menghampiri Delko."Bagaimana? Bagus?" tanya Lym.

"Of course good, because I'm photographing it," jawab Delko percaya diri.

"Terserah kau saja Del, yang terpenting aku ingin melihatnya sekarang." Lym mencoba mengambil alih kamera yang dipegang Delko.

"Nih." Delko memberikan kameranya dan menunjukan hasil potretnya.

"Wow this is beautiful!!" seru Lym sangat histeris saat melihat hasil potretnya.

Lym menyerahkan kameranya kembali pada Delko. "Lagi!!"

Delko mengangguk. Setelahnya melihat Lym memakai kembali blezernya seraya membersihkan bekas salju yang berada di sapu tangannya.

Delko yang melihat itu tanpa aba-aba langsung memotretnya. Pose itu terlihat seperti candid saat Lym sedang membersihkan salju di topinya.

"Del, aku belum siap!" gerutu Lym tak terima saat mendengar sebuah suara kamera.

Delko tersenyum lebar. "Tenang, hasilnya bagus," jawab Delko dengan bangga.

Lym mengangguk. "Bagaimana jika kau ikut berfoto juga?"

Delko mengangguk. "Boleh."

"Del, coba kau berdiri di samping pohon yang berada di situ, sepertinya bagus," usul Lym, yang mendapatkan anggukan dari Delko. Dan dengan segera Delko menghampiri tempat yang ditunjuk Lym seraya mulai berpose.

"Satu, dua, tig–

Cekrek

Delko mendatangi Lym. "Bagaimana, hasilnya bagus? Pasti lebih baik hasil fotoku!" seru Delko dengan percaya diri.

Lym berdecak sebal. "Kata siapa?! Makanya lihat dulu hasilnya dong!" sahut Lym tidak terima.

"Coba sini lihat!" Delko mengambil alih camera yang berada ditangan Lym.



"Bagus dari mananya? Yang ada muka gantengku tidak terlihat!" kata Delko tak terima dengan hasil foto yang diberikan Lym.

"Suruh siapa kau memakai baju seperti itu?!"

"Kau yang memberi baju ini untukku Lym!"

Lym menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya tersenyum kaku. "Aku lupa. Sorry."

"Hmmm, yasudah ayo pulang, aku sangat-sangat laparrrrrr," Delko menarik-narik telapak tangan Lym.

Di sepanjang jalan mereka pulang, tidak ada percakapan sedikit pun. Sementara Lym yang merasa risih dengan keadaan seperti ini, langsung mengeluarkan suaranya, untuk sekadar basa-basi.

"Hmm, Del by the way kambyng what's up?" tanya Lym masih dengan memegang tangan Delko.

"Ya kambing."

Lym mengerutkan keningnya. "What do you mean?"

"The goat is kambing."

Lym mengangguk, lalu menarik tangan Delko lebih cepat.

"Lym, mengapa terburu-buru?"

"Aku takut jika kakaku Dyr sudah pulang duluan," sahut Lym masih menggenggam tangan Delko.

Delko mengerutkan keningnya. "Siapa itu hmmm, Dir?"

"Namanya Dyrtzyx, panggil saja Dyr, dia kakakku."

Delko mengangguk. Lym terus berlari sambil menarik tangan Delko.

"Lym, hati-hati bahaya!" ujar Delko mengingatkan Lym.

Lym tidak menggubris omongan Delko sampai akhirnya ia tidak sengaja terselandung bola salju yang entah berasal dari mana.

"Aduhh, Lym!" bentak Delko kesal.

Lym memberikan senyuman khasnya. "Sorry."

~~STRAY~~
–––––

Jadii nama kakaknya Lym itu Dyr ya.


Jadi panggil kakaknya Lym, Dyr aja. Dibacanya Dir tapi ala ala bule gitu di cadelinn ngerti kan...hampir kaya dear gituu...

Tapi terserah kalian lahh

Salam sedih,
Salyos😢

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro