9 - Hubungan Rumit Kakak dan Adik

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Meski sempat membeku, Scarlett mencoba tenang dan tersenyum, “Aku sedikit punya ilmu bela diri, Aaron,” ujarnya sambil terus merawat luka Aaron.
“Tapi caramu melawan mereka...”
“Sudahlah, Aaron. Biasanya jika kita terdesak, akan ada kekuatan ekatra yang muncul. Itu manusiawi.”
Aaron masih tampak tidak percaya. Biar bagaimanapun, seorang Scarlett yang dikenal sebagai model papan atas mengalahkan tiga orang pria hingga tunggang langgang sangatlah mustahil. Namun, akhirnya dia mengangguk, lebih parah, Aaron yang hendak menyelamatkan Scarlett malah babak belur. Aaron sangat malu dengan dirinya sendiri, terlebih dengan Scarlett. “Maaf aku tidak bisa menyelamatkanmu. Malah kamu yang membantuku.”
Scarlett tertawa renyah. Tawa itu entah kenapa terdengar sangat indah di telinga Aaron. Pandangannya mengunci wajah Scarlett. Netra merah Scarlett yang ditatap lekat membuat keningnya mengerut. Awalnya dia mengira bahwa itu kontak lensa, tapi serelah dilihat dengan saksama, warna merah iris Scarlett adalah asli.
“Apa kamu baru pertama kali berkelahi?”
Aaron terperanjat, sungguh malu mengakui kalau dia memang tak pernah berkelahi. Pekerjaannya adalah pattisier, dia selalu berkutat dengan kue dan dessert, bukan baku hantam. “Well, bisa dibilang seperti itu.”
Scarlett tak menghilangkan senyum manisnya, “Kupikir, lelaki yang tak pernah berkelahi itu sexy.”
Aaron tertawa. Pertama kali setelah sejak tiga tahun terakhir, Aaron bisa tertawa lepas seperti malam ini. Scarlett tak seperti wanita yang dipikirkannya selama ini.
“Terima kasih,” ucap Aaron lirih, tapi sukses membuat pipi Scarlett memerah.
***
“Apa benar anakmu mempunyai hubungan, James?” tanya seorang lelaki berambut putih, berjenggot tipis, dan berjas hitam yang menatap jendela besar di depannya.
James yang berdiri di belakang lelaki itu hanya menunduk. Tangannya mengepal. Berita tentang Scarlett sudah sampai di telinga tetua. Entah siapa yang mengadu. James yakin bahwa jika dia mengelak, maka tubuhnya akan langsung dimusnahkan. Meskipun dia salah satu dari tujuh kesatria vampir terkuat di klannya, tetap saja dia tak dapat melawan tetua dan keenam kesatria lain seorang diri.
“Aku yakin Anda hanya salah paham. Scarlett bukan mempunyai hubungan khusus, Tuan. Tapi hanya menjalin pertemanan untuk mengambil keuntungan.”
James melirik enam kesatria vampir yang duduk di sofa sambil menikmati kudapan manis.
“James, aku masih menghormatimu sebagai salah satu dari tujuh kesatriaku. Pisahkan mereka baik-baik jika tidak ingin kami turun tangan,” ujar lelaki paruh baya berambut gelap, seorang di antaranya.
“Kalau kami turun tangan, kau tahu akibatnya, kan? Manusia itu dan juga putrimu tidak akan selamat,” imbuh seorang lainnya.
Lelaki berambut putih yang menjabat sebagai tetua kemudian berbalik. Dia menatap James tajam. Kemudian memberi isyarat agar James mengikutinya ke luar ruangan. Setelah sampai di koridor, tetua memandang James dengan tatapan menyelidik.
“Manusia sangat berbahaya bagi kita. Mereka tamak, licik, dan jahat. Jika Scarlett tetap menjalin hubungan dengannya di luar penyamaran, maka kami tidak akan tinggal diam. Putrimu akan kulenyapkan. Apa kau paham, James?” ujar lelaki yang berumur ratusan tahun itu.
Mau tak mau, James hanya bisa mengangguk, “Baik, Tuan.”
***
Scarlett dan Aaron berjalan bersama menuju ke rumah sakit. Ketika sampai di kamar Hailey, gadis kecil itu memberondong memeluk Scarlett.
“Selamat pagi, Hailey. Aku membawakan sesuatu untukmu.” Scarlett menyodorkan kantong belanja kepada Hailey. Gadis kecil itu tersenyum lebar. “Terima kasih, Scar. Kau terlalu sering memberikanku hadiah dan makanan.”
Pandangan Aaron beralih ke arah Scarlett. Scarlett tahu tatapan tanya Aaron, tapi dia hanya menjawab pertanyaan tersirat Aaron dengan mengangkat bahu.
“Hei, aku yang kakak kandungmu belum pernah mendapat sambutan dengan pelukan seperti itu,” ujar Aaron dengan mencebikkan bibir yang dibuat-buat.
“Kau kakak kandungku, tapi jarang punya waktu untukku. Bahkan permintaan kueku waktu itu belum kau tepati. Kau akan membuatnya, kan?”
Aaron berdecak, kemudian berlutut seakan mengimbangi tinggi badan Hailey. Dia mengelus lembut kedua pundak Hailey. “Hailey, Sayang, aku akan membawakan blackforest yang enak padamu. Ada toko yang kutahu sangat terkenal dengan kelezatan blackforest-nya. Nanti aku akan membawakannya untukmu.”
Scarlett cukup terkejut dengan jawaban Aaron. Meskipun Hailey sudah sering bercerita bahwa Aaron berhenti menjadi pattisier dan tidak mengetahui alasannya, penolakan Aaron tetap membuatnya terkejut ketika langsung dengar dari mulut Aaron. Bagaimana bisa seorang kakak menolak permintaan adiknya yang sakit kanker untuk membuat kue? Ada rasa penasaran yang menghinggapi benak Scarlett, kenapa Aaron bersikukuh tidak mau membuat kue.
Hailey memandang Aaron dengan mata berkaca-kaca, “Ah, lupakan saja. Kau tetap tidak berubah.” Dia kemudian berbalik dan kembali bermain dengan teman-temannya di taman. Aaron hanya bisa menatap nanar punggung Hailey yang menjauh.
Beberapa waktu kemudian, Scarlett dan Aaron sudah duduk bersebelahan di kursi taman rumah sakit. Pandangan mereka menerawang ke depan, seakan sibuk dengan pikiran masing-masing. Scarlett terhenyak ketika menangkap sosok James di lorong lantai dua bangunan rumah sakit. Mereka saling menatap dalam diam.
‘Akan kubuktikan bahwa Aaron tidaklah jahat padamu.’
Entah dari mana keberanian Scarlett mempercayai Aaron itu muncul. Bagaimana jika dia tidak bisa membuktikannya? Bagaimana jika kepercayaannya kepada Aaron itu salah? Apakah benar hanya karena kue itu Scarlett mendekati Aaron? Scarlett tidak yakin, seakan perasaannya masih mengambang.
“Sejak kapan kau dekat dengan Hailey? Kau sering ke sini?”
Pertanyaan Aaron mengalihkan perhatian Scarlett. “Ya, selama kau di Jepang, aku setiap hari mengunjungi Hailey.”
“Kenapa?”
“Hmm? Yah... karena ingin saja. Aku ingin memberikan hal yang tidak bisa kau berikan kepada Hailey.”
Ucapan Scarlett membuat dada Aaron berdenyut ngilu. Dia memang selalu bekerja untuk membantu Veronica membiayai pengobatan dan jarang mengunjungi Hailey. Ada sedikit penyesalan yang menghinggapi perasaannya.
“Aku memang bukan kakak yang baik untuknya. Terkadang, aku juga menyesali itu, tapi kalau aku tidak bekerja, tak akan ada yang membiayai pengobatannya, Scarlett.”
Scarlett mengangguk, memahami posisi sulit Aaron. “Aku selalu menganggap anak kecil adalah pengganggu, tapi setelah mengenal Hailey, seakan dia mengubah seluruh pandanganku. Dia gadis kecil yang manis, begitu juga ketiga temannya yang lain.”
Aaron tersenyum, “Pandanganku terhadapmu juga berubah, Scarlett. Aku juga tidak menyangka kau memiliki hati yang hangat.”
Pandangan mereka saling mengunci selama beberapa waktu.
“Boleh aku tanya sesuatu?” tanya Scarlett. “Kenapa kau sangat teguh tidak mau membuatkan Hailey kue, Aaron? Hailey sangat menginginkannya.”
Raut wajah Aaron berubah masam. “Hailey boleh memintaku apa saja, Scarlett. Asal tidak memintaku membuat kue lagi.”
“Apa kau pernah berpikir bahwa mungkin saja hanya dengan sepotong kue, kau bisa menyelamatkan hidup orang lain?”
Aaron menatap Scarlett tak suka, “Aku tidak mau membicarakan ini lagi, Scarlett. Kuharap kau mengerti.” Aaron bangkit dan pergi ke arah Veronica dan Hailey meninggalkan Scarlett yang menatap nanar punggungnya dan menelan kekecewaan.
***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro