[32] End Game

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Benar saja, setelah kepergian (Name) permainan menjadi begitu alot. Tokoyami langsung digantung tanpa banyak alasan. Kemudian di babak selanjutnya pada malam hari Bakugou benar-benar berjuang sendirian.

Dia menarik napasnya dalam sambil berpikir. Dia perhatikan seluruh teman-temannya yang tersisa. Ojiro, Tsuyu, Todoroki, Yaomomo, Midoriya, Sero, Kirishima, Kaminari, Aoyama, Mina, dan Hagakure. Dia ingin segera membangkitkan Tsuyu sebagai salah satu werewolf.

Namun, setelah Tokoyami pun, pasti gadis katak itu akan segera digantung oleh para warga. Tidak ada cukup waktu bagi Bakugou untuk menebak siapa orang tua dari orphan. Tsuyu adalah orphan yang gagal. Dia pun memutuskan untuk membunuh satu guardian lagi. Bakugou memilih Todoroki untuk dikeluarkan malam ini.

Di sisi lain, Kaminari sebagai satu-satunya seer dalam permainan itu memilih nama secara acak untuk dilihat. Tampaknya lelaki itu lagi-lagi mendapat nasib yang mujur. Ketika Dark Shadow mengatakan bahwa role Aoyama adalah bad sides, Kaminari tersenyum licik.

"Wah aku beruntung sekali menemukan banyak serigala dalam satu waktu!" gumamnya.

Todoroki yang tidak sadar nyawanya sudah habis masih tetap melindungi Yaoyorozu sementara pikirannya malah melayang kepada gadis yang ketiduran saat permainan. Ketika telah dibangunkan pun matanya terus-terusan menatap pintu ruangan dengan was-was. Dia baru bisa bernapas lega setelah Iida kembali dan duduk di depan tv.

"Todoroki-kun!" Momo menarik ujung pakaian lelaki itu, membuatnya menoleh.

"Kau telah dikeluarkan."

"Jadi aku mati?" tanya Todoroki polos.

Momo dan Midoriya mengangguk bersamaan.

"Hah! Kau pasti mengantuk seperti si cewek bar-bar itu kan?!" teriak Bakugou. "Kembali ke kamarmu dan tidur saja sana!" katanya lagi.

"Bakugou tidak bisakah kau tenang?" peringat Hagakure.

"Baiklah, aku akan kembali ke kamar." Todoroki pun beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan dengan datar menuju dorm laki-laki.

Seluruh anak 1-A menatap Todoroki bingung.

"Bakugou kau terlalu kasar," kata Mina.

"Siapa yang kau sebut kasar hah?" sungut lelaki berambut Ash Blonde itu.

"Aku pikir bukan itu. Todoroki memang terlihat berbeda belakangan ini," ujar Yaomomo.

"Kira-kira dia ada masalah apa ya?" gumam Midoriya.

Mereka pun kembali ke permainan dan melupakan suasana canggung, karena kepergian Todoroki. Kaminari dengan bangga menunjukkan penemuannya bahwa Aoyama juga terlibat sebagai werewolf.

"Apa? Werewolf lagi?" Ojiro menatap Kaminari tak percaya.

Lelaki listrik itu mengacungkan jarinya sambil tersenyum bangga. "Aku tahu tebakanku benar-benar hebat kan?"

"Bagus Kaminari! Kita jadi tahu harus menggantung siapa di permainan berikutnya!" seru Mina.

Midoriya tidak ikut bersorak senang seperti teman-temannya yang lain. Dia memegang dagunya sambil berpikir. Penerus One for Al itu pun berkata, "Bukankah ini sangat aneh? Mengapa ada banyak werewolf dalam dua puluh pemain."

"Kau benar Midoriya," sahut Sero. Lelaki berquirk Tape itu menghitung para werewolf sejauh ini menggunakan jarinya. "Pertama ada Shoji, kemudian Sato, (Name), dan di babak sebelumnya Tokoyami. Tsuyu dan Aoyama juga memiliki role bad sides. Ada enam orang. Berarti seperempat pemain adalah werewolf. Bukankah mereka punya cukup banyak cara untuk menang?"

"Masalahnya adalah apakah mereka benar-benar werewolf atau bukan?" tanya Midoriya.

Yaoyorozu pun menyahut, "Tentu saja mereka werewolf. Di awal permainan kita sempat sepakat untuk tidak memakai role fool. Jadi, terawangan Kaminari tidak mungkin salah. Di sisi lain orang-orang bad sides tidak selalu werewolf. Bisa jadi mereka adalah werewolf yang tertunda. Semisal orphan, cursed, atau doppelganger. Ah, doppelganger tidak berbahaya jika dia menunjuk warga sebagai targetnya. Seingatku juga role netral akan terbaca sebagai bad sides."

"Tetap saja pilihan terbaiknya adalah menggantung mereka semua," kata Sero.

"Aku suka ide itu. Bunuh semuanya! Hahaha!" seru Bakugou dengan tawa jahatnya.

"Role-role seperti ini meresahkan." Mina mengeluh sambil menopang dagunya.

Di sisi lain Aoyama hanya diam. Dia pasrah ketika role-nya telah ketahuan. "Ja-jadi kalian akan menggantungku?" tanyanya.

"Tenanglah Aoyama, ini hanya permainan," hibur Midoriya sambil tersenyum manis.

"Pertanyaannya kita harus vote siapa saat ini?" tanya Kirishima kebingungan.

Di sisi lain, Tsuyu pun juga sama bingungnya. Seharusnya sejak pengumuman (Name) mati, permainan sepantasnya langsung dimenangkan oleh para warga. Tsuyu yakin bahwa Tokoyami adalah shaman. Jika yang tersisa adalah werewolf seperti itu, maka tidak akan berguna. Mereka bukan tipe pemangsa. Alasan lain permainannya tetap berjalan pasti karena adanya werewolf yang lain yang aktif.

Para warga mungkin tidak akan menyadari ini. Namun, salah satu di antara mereka pastilah seorang pengkhianat. Permainan akan semakin mengerikan setelah Tsuyu dan Aoyama digantung.

Malam berikutnya Bakugou kembali memikirkan siapa yang selanjutnya perlu untuk dia habisi. Lelaki itu menghitung sisa perempuan dalam permainan. Hagakure, Mina, dan Yaoyorozu. Jika Bakugou membunuh Yaoyorozu kesempatan itu tidak akan berguna. Mungkin, guardian yang tersisa masih melindungi gadis itu. Di sisi lain dia tidak tahu role Mina dan Hagakure. Namun, Bakugou punya alasan lain untuk menyingkirkan para wanita dengan cepat dari permainan ini.

Mulai dari membunuh Uraraka hingga menggantung Tsuyu. Bakugou tidak akan pernah mengatakannya, tetapi dia merasa bersalah jika para gadis tidur terlalu malam.

"Di babak kesembilan ini aku mau membunuh Mina," ucap Bakugou sambil kembali ke tempat duduknya.

"Tidak bisakah kau gunakan kata selain membunuh?" balas Dark Shadow. Bakugou tidak menggubris saran itu dan menunggu teman-temannya untuk bangkit.

Ketika pagi datang Dark Shadow pun mengumumkan hasil yang didapat saat malam babak kesembilan. "Mina Ashido mati dimangsa oleh werewolf dan Midoriya juga ikut menyusul kematiannya karena role-nya sebagai lover."

"Wah jago juga kau Aoyama!" seru Sero.

"Apa ini yang disebut sekali melangkah dua tiga anak tangga terlewati?" ucap Kaminari tak menyangka.

"Ugh! Kita harus segera menggantung Aoyama." Si gadis tak berwujud mengatakannya dengan penuh emosi.

"Bukan aku yang membunuh mereka!" elak Aoyama. Dia menatap takut teman-temannya yang telah menghujamkan tatapan menuntut padanya.

"Lalu kalau bukan kau siapa lagi? Jadi selama ini kau diam-diam adalah werewolf." Sebuah keajaiban Bakugou menuduh seseorang tanpa dasar. Baru kali ini dia melakukan pemfitnahan untuk melindungi diri.

"Sudahlah Aoyama. Jangan dipikirkan." Midoriya dengan berat hati beranjak dari tempat itu dan menguap panjang. "Aku akan kembali ke kamarku. Semangat bermainnya teman-teman. Jangan kalah para warga sekalian!" ucapnya sebelum akhirnya berlalu.

Mina yang tadinya mau berpindah tempat ke sofa langsung dimarahi oleh Iida. "Mina sebaiknya kau kembali ke kamarmu. Tidurlah ini sudah larut. Kau juga bisa gunakan waktunya untuk mengerjakan tugas."

"Eeeh ... aku tidak boleh menonton nih?"

"KAU DENGARKAN SAJA KATA KETUA KELASMU SIALAN!!!" teriak Bakugou. "Tidur sana!"

Mina yang kena gas cowok peledak itu pun langsung nurut. Dia keluar dari ruangan sementara Kirishima dan Kaminari menatap Bakugou heran.

"Kau menyuruh Mina mendengarkan perintah Iida," kata Kirishima.

"Memangnya kau pernah mendengarkan ketua kelas kita?" sambung Kaminari.

Biar lengkap, Sero pun ikut tebar garam. "Harusnya kau berkaca juga, Bakugou!"

"Cih! Berengsek!" Bakugou tuh pengen nampol mereka bolak-balik tapi keburu ketusuk. Masalahnya semua kalimat itu benar. Dia kan pembangkang.

"Lebih baik kalian cepat selesaikan permainannya," kata Tokoyami yang lagi ngemil kacang bareng Iida di depan tv.

Sebagai informasi, pemain lain yang udah kalah disuruh bubar dan balik ke kamar sama Iida. Sisanya tinggal yang masih hidup. Iida tetap tinggal buat jagain anak-anak. Tokoyami sih tugasnya buat ngontrol Dark Shadow. Kalau dia ikut balik ke kamar yang mau jadi narator siapa?

Bisa Iida sih, tapi kayaknya dianya juga ogah.

Di situasi permainan saat ini, sesuai perkiraan, Aoyama yang digantung. Dark Shadow juga mengumumkan bahwa Aoyama adalah pemain yang memiliki role bad sides. Para warga yang tersisa pun bersorak senang dan saling berpelukan.

"Yey! Permainannya berakhir! Semua werewolf telah habis!" seru Hagakure sambil melakukan tos dengan Yaomomo.

Kirishima sama Kaminari saling pelukan. Seneng banget mereka bisa memenangkan permainan. "Akhirnya kita bisa tidur dengan tenang!"

"Bakugou kerja bagus!" Sero udah ngangkat tangannya buat tos sama Bakugou, tapi gak dibalas. Bakugou malah melipat tangannya di depan dada dan berlagak sombong.

Lalu Dark Shadow pun menghempaskan ekspektasi mereka. "Siapa bilang permainannya berakhir?"

"APA?!" Hagakure berubah histeris.

"JADI ADA HIDDEN WEREWOLF?!" Kaminari ikut-ikutan teriak.

"Oi Listrik Konslet, semalam kau menerawang siapa?" tanya Bakugou.

"Aku menerawang Midoriya. Eh tapi tau-taunya dia mati soalnya Mina juga mati. Midoriya kan lover," jelas Kaminari masih syok.

Pemain yang tersisa tinggal tujuh orang. Bakugou, Yaomomo, Kaminari, Kirishima, Hagakure, Sero, dan Ojiro. Mina sama Midoriya baru saja keluar. Aoyama juga sudah digantung.

"Ini siapa werewolfnya coba?" tanya Ojiro.

Yaomomo hanya mengembuskan napas pasrah. "Gimana kalau kita buka-bukaan sama role masing-masing aja?" usulnya.

Kirishima menolak usulan itu dengan keras. "Mana bisa begitu! Kau gampang karena rolemu telah ketahuan, Bakugou, dan Kaminari juga. Misalnya kita membocorkan role kita serigalanya bisa dengan mudah memangsa kita!"

Seluruh pemain yang tersisa menatap Kirishima datar.

"Aku strong villager," ucap Hagakure.

"King," tambah Yaomomo.

"Hunter." Bakugou ikut menyebutkan rolenya.

"Guardian." Sero melipat tangannya dengan bangga.

"Witch," timpal Ojiro.

"Seer."

"Kalian tidak memahami maksudku ya?!" sungut Kirishima. Mereka semua malah menyebutkan role masing-masing. Apa-apaan itu? Harga diri lelaki Kirishima merasa tercoreng.

Dia pun menyebut rolenya yang telah berubah. "Aku villager."

"Lalu siapa werewolf-nya?" tanya Yaoyorozu.

"Siapa di antara kita yang berbohong?" selidik Kaminari seraya menatap semua temannya bingung.

"Permainan ini semakin rumit saja," keluh Hagakure sambil memijit keningnya.

Dark Shadow pun menentukan babak sepuluh telah dimulai. Seluruh pemain diperintahkan untuk tidur. Dia pertama kali membangunkan Bakugou untuk memilih mangsa. Seperti rencana awalnya, lelaki peledak itu ingin menyingkirkan semua pemain wanita. Dia pun memutuskan untuk memilih Hagakure sebagai mangsa.

Tadinya Bakugou ingin mengeksekusi Ojiro saja, mengingat rolenya sejauh ini yang paling bahaya. Ojiro bisa membangkitkan pemain yang sudah mati. Namun, hal itu tidak mungkin terjadi, karena Iida sudah membubarkan anak asuhnya. Kemampuan Ojiro telah lumpuh. Bakugou bisa menerkamnya kapan saja.

Sementara Kaminari sendiri tidak mungkin akan menerawang Bakugou. Dia harus bersyukur karena kartunya terbuka di awal. Memang sih role lamanya ketahuan, tapi siapa sangka dia bakal jadi werewolf, 'kan?

Setelah menentukan Hagakure sebagai mangsa, Bakugou pun kembali ke posisi awalnya. Di sisi lain Kaminari memilih untuk menerawang Kirishima. Menurutnya anak itu sangat aneh karena menolak di awal mengenai usulan menguak role.

Sero si guardian laknat juga sudah berubah menjadi guardian waras. Lelaki itu menunjuk Kaminari untuk dilindungi. Ya dia kan seer, bahaya kalau mati cepat.

Setelah semua data terkumpul, Dark Shadow membangunkan mereka semua. Mengeluarkan Hagakure dari daftar pemain dan membiarkan yang lainnya rapat.

"Sial, ternyata Kirishima bukan werewolf!" ucap Kaminari sambil berdecih.

"Bro, kau menuduhku sebagai werewolf? Kejam sekali dirimu wahai sahabat." Kirishima menatap Kaminari tak percaya.

"Aku tidak mendapat petunjuk siapa pelakunya," timpal Yaomomo. "Menurutmu bagaimana Bakugou?"

Yang ditanya malah memberi tatapan sinis. "Petunjuk pertama sudah jelas. Pola pembunuhannya!"

Bagai lampu yang bercahaya, Yaomomo mendapatkan jalan pikirannya kembali. Gadis itu menatap Bakugou penuh rasa terima kasih dan memulai analisisnya.

"Bagaimana jika kita tarik kesimpulannya dimulai dari babak setelah Tokoyami digantung. Pada babak kedelapan yang dimangsa adalah Todoroki. Dia memangsa salah satu guardian. Tujuannya jelas untuk menurunkan tingkat perlindungan para warga. Di babak kesembilan Mina mati. Dia melakukannya secara acak. Mina tidak diketahui role-nya saat itu. Werewolf kali ini agak sedikit berbeda. Dan di babak kesepuluh yang mati adalah Hagakure. Mina dan Hagakure memiliki role villager. Kita juga sudah saling mengetahui role masing-masing. Seharusnya werewolf itu akan membunuh Sero atau Kaminari mengingat role mereka yang paling berbahaya. Tapi dia memutuskan untuk membunuh Todoroki, Mina, dan Hagakure secara berurutan."

"Aduh aku gak paham," keluh Kaminari.

"Yah intinya werewolf-nya pintar," sahut Sero.

"Werewolf-nya pintar!" Ojiro menjentikkan jarinya dan langsung melirik Yaomomo. "Bagaimana jika ternyata Yaoyorozu adalah werewolf sebenarnya?"

"Bagaimana bisa aku?" gadis itu berubah panik.

"Atau mungkin Bakugou?" Sero menunjuk lelaki peledak itu.

Yang ditunjuk berubah iritasi dan marah-marah. "Tutup mulutmu dengan plestermu sendiri, Sialan!"

Bakugou mengembuskan napasnya dengan keras, berhasil menarik atensi pemain lainnya. "Bukankah ini cuma trik biasa? Sepertinya werewolf itu sengaja bergerak acak agar tidak terlacak. Itu adalah logika yang paling mudah. Tidak perlu orang pintar, si charger berjalan dan rambut aneh pasti juga bisa melakukannya. Itu trik yang awam."

"Bakugou kau menuduh kami?" Kaminari dan Kirishima saling berpelukan.

"Tapi Kirishima itu villager dan Kaminari seer. Mereka dicoret dari daftar," kata Ojiro.

"Kalau begitu kalian gunakan insting masing-masing saja untuk melakukan vote!" balas Bakugou dengan nada tinggi.

Rapat ditutup tanpa satu pun keputusan. Dark Shadow membuka vote. Kirishima yang kebingungan memilih untuk menunjuk Ojiro, sementara Ojiro memilih Sero. Kaminari ikut menunjuk Sero dan lelaki berquirk tape itu balik menunjuk Ojiro. Bakugou mengarahkan jarinya kepada Momo, sementara satu-satunya perempuan dalam permainan itu memilih untuk menggantung Sero.

"Sero dinyatakan keluar dari permainan dengan skor tiga suara. Role-nya adalah good sides."

"Mengapa kalian menggantung guardian, Bodoh?" tanya Bakugou gak santai.

"Kau sendiri mengapa menunjuk Momo?!"

"Role-nya sudah tidak berguna," balas lelaki itu enteng.

Yaomomo pun menjelaskan mengapa dia ikut menunjuk Sero. "Alasanku menunjuk Sero karena aku pikir dia adalah werewolfnya. Selama banyak permainan kita tidak terlindungi dengan baik. Sero juga belum terlacak role-nya. Di sisi lain dia mengaku sebagai guardian dan aku meragukannya. Sayangnya aku salah kali ini."

Bakugou hanya melipat tangannya di depan dada dan melirik lantai. Dark Shadow mengumumkan dimulainya babak kesebelas. Dalam hatinya lelaki itu terus mengulang nama teman-temannya secara berurutan.

Di sisi lain, Momo memenuhi pikirannya dengan segala kemungkinan. Satu-satunya alasan dia dipertahankan pastilah karena kepintaran analisisnya. Namun, hal itu tidak lagi berguna karena mereka punya Bakugou.

Bakugou itu sangat logis. Dia memilih mengeluarkan Yaomomo karena dirinya tidak berguna. Di saat seperti ini Bakugou yang memang cerdas sudah pasti bisa memutuskan masalahnya sendiri. Bakugou bisa bergerak dengan absolut dan semaunya karena dia memang sehebat itu. Dia hanya perlu orang-orang yang berguna.

Tidak seperti yang dipikirkan Yaomomo, Bakugou justru merasa senang di akhir permainan. Rencananya untuk membunuh Momo dia ganti kepada Kaminari. Mungkin alasan satu-satunya mengapa Kaminari dibunuh adalah karena dia itu seer. Namun, Bakugou teringat sesuatu yang lain.

Sewaktu dia dipaksa turun dari kamarnya untuk ikut berkumpul, dia lewat di depan kamar Kaminari. Lelaki itu tampak sedang mencari sesuatu di lemarinya. Dia kemudian memamerkan satu pak kartu werewolf kepada Bakugou. Namun, mata Bakugou tidak fokus pada benda itu. Dia melirik hal lain di atas meja belajar Kaminari.

Akhirnya pagi hari pun datang. Dark Shadow telah siap dengan catatannya. Ketika kematian Kaminari diumumkan, Yaoyorozu tiba-tiba menyadari sesuatu.

"Werewolf-nya terdesak."

Bakugou menatap datar perempuan itu sambil menguap.

"Maksudmu?" Kirishima menatap bingung Momo.

"Kaminari tentu saja akan mengecek ulang satu per satu peran dari kita. Jika dia tidak ingin ketahuan maka dia akan membunuh Kaminari. Sayangnya kita sudah membunuh orang yang kita duga sebagai guardian. Parahnya kartu amulet tidak bergerak dengan baik."

Bakugou merasakan keberadaan kartu amulet di bawah kakinya. Dia tetap diam sebelum akhirnya Kirishima menanyakan pendapat anak itu.

"Kita harus apa Bakugou?"

"Gantung saja orang yang kalian pikir werewolf. Jangan buat permainan ini semakin rumit. Aku akan memilih Ojiro." Bakugou pun menunjuk manusia berekor itu, padahal belum waktunya pemungutan suara.

"Kau punya alasan bahwa Ojiro adalah werewolf-nya?" tanya Yaoyorozu.

"Tidak. Aku hanya menyingkirkan pemain yang tidak terlalu berguna. Pilihan-pilihan membunuh Todoroki dan Kaminari itu sangat mudah diambil dan logis. Manusia ekor itu pasti juga melakukannya."

"Bagaimana jika ternyata werewolf-nya adalah kau Yaoyorozu?" Ojiro melempar balik tuduhan. "Kita tinggal berempat. Aku, Yaomomo, Bakugou, Kirishima. Jika malam ini kita menggantung orang yang salah maka werewolf-nya akan langsung menang."

"Loh bagaimana bisa begitu?" tanya Kirishima. "Misalkan aku yang digantung pagi ini. Bukankah yang tersisa hanya dua warga dan satu werewolf?"

Bakugou pun berdecih dan memukul tengkuk Kirishima. "Justru karena itu werewolf-nya akan menang bodoh. Ini adalah babak terakhir."

"Dan kita harus menggantung orang yang tepat!" Yaomomo menatap tajam masing-masing dari temannya. "Ojiro menurutmu mengapa aku adalah werewolf?"

"Karena kau melakukan pergerakan yang cerdas. Kau juga adalah orang terakhir yang memberikan vote pada Sero. Kau adalah yang paling menginginkan dia untuk mati agar tidak ada lagi dinding dalam permainan ini," jelas Ojiro.

Yaomomo pun mengangguk setuju. "Alasanmu sangat logis. Justru alasan Bakugou untuk menggantung Ojiro yang menurutku tidak logis."

Bakugou yang namanya baru saja disebut menatap tajam Yaoyorozu sebelum akhirnya mengemukakan pendapatnya. "Manusia ekor itu adalah werewolf, karena dia adalah orang pertama yang melakukan vote pada Sero."

"Sial, ini semakin sulit saja." Kirishima menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia sama sekali gak ngerti mengapa pembahasan teman-temannya sangat berat. Padahal vote tinggal vote, biar cepat kelar, terus tidur.

"Udah vote Bakugou aja. Aura dia kan yang paling mirip serigala," celetuk Kirishima asal. Bakugou langsung nampol bahu anak itu tanpa basa-basi.

Yaomomo memeluk lututnya. Dia melirik Bakugou begitu lama hingga akhirnya dia menyadari sesuatu. "Kau benar Kirishima! Bakugou adalah werewolf-nya!" seru Yaoyorozu.

"Hah? Bagaimana mungkin?" Kirishima menatap Yaomomo tidak percaya begitu pula Ojiro.

"Aku rasa Bakugou membunuh orang-orang yang dia inginkan menggunakan perasaanya, bukan logikanya."

"Hah? Apa maksudmu?!" sungut Bakugou.

"Kau membunuh Todoroki untuk mengurangi pertahanan, di sisi lain karena anak itu terlihat tidak fokus dan banyak pikiran. Aku pikir kau ingin memberinya waktu? Kemudian membunuh Mina dan Hagakure secara berturut-turut karena kau pik--"

"Dark Shadow akhiri saja permainannya. Diskusi ini tidak berguna!" sungut Bakugou. "Aku tidak memikirkan siapa pun! Aku hanya ingin menang dan aku sudah mendapatkannya!" Bakugou berdiri dari tempat duduknya dan melempar dua katu secara bersamaan. Satu kartu perlindungan dan satu kartu bergambar serigala.

Bakugou kemhdian menunjuk Yaoyorozu dan berkata, "Kembalilah ke asramu dan bilang ke si berengsek (Name) aku memenangkan permainan."

"Sebentar sebentar!" Ojiro masih terkejut dengan dua kartu itu. "Mengapa kau bisa jadi werewolf-nya?"

Bakugou memilih untuk tidak menjawab. Dia berjalan menuju dorm laki-laki sambil berkata dengan keras, "Kirishima! Ikut aku ke kamar Kaminari!"

"Eh?!"

"Bakugou sebaiknya kau tidur dan kembali ke kamarmu!" peringat Iida.

Bakugou menoleh sambil menurunkan jempolnya di hadapan Iida. "Diamlah! Bukan urusanmu, Mata Empat!"

Kirishima pun menyusul langkah Bakugou dan berjalan sejajar dengannya. "Mau apa kita di kamar Kaminari?"

"Si bodoh itu pasti sudah tidur!" kata Bakugou geram.

"Tentu saja! Ini sudah malam," sahut Kirishima.

"Dia belum mengerjakan tugas dari Vlad-sensei dan bukuku belum dikembalikan!"

"VLAD-SENSEI KAPAN NGASIH TUGAS?!"

°

Yaoyorozu dan Ojiro masih kebingungan di dalam ruangan itu. Yaoyorozu menyesali keputusannya untuk memberikan kartu amulet kepada Bakugou. Di sisi lain sang wakil ketua kelas itu cukup senang dengan hasilnya.

"Pada akhirnya kita kalah ya, Ojiro-kun."

"Mengapa kau senang dengan kekalahannya?" tanya Ojiro.

Yaoyorozu hanya tersenyum dan meregangkan tubuhnya. Dia bersiap-siap untuk kembali ke kamar bersama anak-anak yang lain.

"Bakugou itu semakin berkembang ya," kata Tokoyami.

"Tapi aku masih tidak bisa menolerir kalimatnya yang selalu kasar," komentar Iida.

"Sisinya yang itu tidak akan pernah berubah." Ojiro turut berdiri dari tempatnya.

Yaoyorozu yang telah merapikan semua kartu menyusunnya jadi satu dan memberikannya kepada Iida. Gadis itu pun berjalan keluar menuju dorm perempuan. Sekilas dia melihat bintang yang berserakan di langit. "Kalau aku bilang alasan sebenarnya, pasti Bakugou akan sangat malu."

Gadis itu pun tertawa kecil seraya memutar kenop pintunya.

°°°°°

Te-be-ceh

Asdfghjkl /modar.

Apa ini?! Kemarin aku bilangnya mau jadi mbak toyip?! Tapi ga jadi kyaaa.

Tapi habis ini kayaknya jadi mbak toyib beneran/plak/

Akutuh mau akhiri arc ini cepat-cepat. Dan sebenarnya part main werwolp ini bakalan aku pisahin sama alur aslinya nanti. Weh ini pemborosan, ntar aku ganti sebagai bonchap aja hehe.

See you soon and always be happy
(*´▽`)ノノ

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro