[33] Helm Kesialan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Berdasarkan hasil kemarin, jelas (Name) jadi heboh banget. Asrama langsung berisik pagi-pagi waktu Yaomomo bilang kalau tim werewolf menang.

"Ih gak nyangka rencanaku mikir sampai rambut nomor 2839 lepas gak sia-sia," ucap (Name) dramatis.

"Reaksimu berlebihan banget. Udah ngerjain tugas Pak Vlad?" balas Jiro yang lagi sibuk masang dasi.

"Santai itu mah." (Name) yang makai seragam masih setengah-setengah dan nenteng dasi, malah lari-lari di koridor. Tugasnya sih udah siap. Dia bangun pagi-pagi banget hari ini. Ada dorongan gaib yang buat dia ngerjain tugas matematika dari Pak Vlad.

Tadinya sih (Name) mau buat onar aja, gak mau bikin tugas. Tapi kalau mengingat dirinya nanti digibahin di ruang guru atau dihukum Vlad-sensei, bahaya juga. Apa lagi kalau sampai merambat ke telinga Aizawa.

Gak masalah sih sebenarnya, (Name) bisa ngumpulin poin biar makin cepat didepak dari U.A. Cuma yah, semenjak bertemu aliansi penjahat beberapa hari lalu, bikin (Name) mikir juga. Penjahat udah tahu eksistensinya dan dia gak punya pilihan lain.

(Name) sama sekali gak peduli dengan Iida yang teriak-teriak, nyuruh gadis itu buat berhenti. Sambil masang dasi dengan asal, (Name) mencari sosok lelaki berambut spiky yang hobi marah-marah. Waktu lihat Bakugou lagi pakai sepatu di tangga, cewek bar-bar itu langsung nyambar dan duduk di samping Bakugou.

"Pergi sana!" usir Bakugou, setengah ngegas. Masih pagi, Bakugou mau kumpul energi buat gebuk (Name) nanti aja.

"Bakugou semalam kita menang!" seru (Name) kegirangan. Dia udah mengacungkan tangannya minta disambut sama tosan dari Bakugou, tetapi malah dibalas oleh Kirishima.

"Tosnya sama aku aja, kasihan dikacangin Bakugou."

"Apanya yang kita? Aku menang sendirian!" Bakugou memasangkan sepatu di kaki kirinya dan berdiri.

"Terima saja Katsuki. Kau itu werewolf sama sepertiku," goda (Name) seraya berdiri dan menyenggol Bakugou.

"Aku tidak peduli. Kau membuat waktu tidurku berkurang, berengsek." Bakugou memalingkan wajahnya dan melirik tipis (Name) yang memasang senyum mengesalkan di wajahnya.

Lelaki itu mengambil langkah untuk keluar dari gerbang asrama dan berjalan menuju sekolah bersama Kirishima, Kaminari, dan Sero.

"Walau waktu tidur kita berkurang, tetapi permainannya tetap seru, 'kan?" komentar Kirishima.

"Aku gak nyangka Bakugou bakal jadi serigala." Kaminari menepuk dahinya, tak percaya.

"Sayang banget yang jadi seer Kaminari, gagal menang deh," timpal Sero.

"Oi! Kalau kalian sampai tertidur di kelas aku yang akan 'membangunkan' kalian!" balas Bakugou yang langsung membuat ketiga temannya diam.

Di sisi lain, (Name) yang masih berdiri di luar dipanggil sama Mina. "(Name) ponselmu bunyi loh! Cepat ambil tasmu juga! Kita pergi sekolah bareng!"

(Name)-pun mengangguk dan segera kembali naik ke lantai atas. Hagakure dan Uraraka tampak turun dengan terburu-buru dan Jiro berlarian di koridor. (Name) langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengecek ponsel. Ada e-mail dari Aizawa-sensei.

"Aku tidak ada kelas di 1-A hari ini. Aku tidak akan bisa mengingatkanmu, jadi aku katakan di sini. Jangan lupa mendatangi workshop Power-Loader-sensei setelah makan siang. Bicarakan perihal kostummu dengannya."

•••••

Dan di sinilah (Name) sekarang. Setelah menghabiskan tiga mangkuk katsudon dari Lunch Rush, gadis itu mendatangi workshop favorit murid dari prodi support.

Wujud Power-Loader belum kelihatan. Di sana, ia malah disambut oleh seorang gadis berambut merah muda dengan kacamata pelindung di kepalanya. Perempuan itu tampak sibuk memutar baut sebuah helm.

"Wah, aku tidak pernah melihatmu di prodi support. Mengapa kau ke sini? Apakah kau dari prodi pahlawan? Atau dari prodi bisnis? Jika kau dari prodi bisnis, maukah kau mempromosikan baby-ku yang baru?!" Gadis itu dengan nada bicara cepat dan cerianya segera menyodorkan helm yang ia pegang.

Dan kelihagannya (Name) tertarik dengan perempuan tersebut.

"Helm apa itu?" tanya (Name) antusias.

"Ohoho! Kau pasti tertarik, 'kan? Lihatlah bentuknya yang modern tetapi juga klasik di saat yang bersamaan ini!" Gadis itu mengelus helmnya. "Aku membuatnya seperti helm prajurit dari romawi! Ini adalah revisi model yang kesepuluh! Bukankah sangat keren?"

"Aku (Name) dari prodi pahlawan! Boleh aku mencobanya! Helm itu sekeren ini!" (Name) merentangkan tangannya amat lebar saat memuji alat itu.

Yah, tidak ada yang tahu apakah dia akan menyesali kalimat tersebut nanti. Namun yang pasti, (Name) sangat penasaran dengan helm yang dipresentasikan lawan bicaranya.

"Aku Hatsume Mei! Senang berkenalan denganmu (Name)!" balas Hatsume seraya menjabat paksa tangan (Name) sebelum akhirnya memakaikan helm tersebut. "Baby-ku, Helm Folskrite 13-50 ini juga pasti amat senang berkenalan denganmu!"

(Name) terlihat senang ketika helm berwarna perunggu itu amat pas dengan kepalanya. Dia pikir ini hanyalah helm biasa yang berfungsi sebagai pelindung dan alat keren-kerenan. Ketika pelindung mata helm tersebut diturunkan, (Name) menarik kata-katanya.

Sebuah layar plasma berwarna biru menutupi matanya. Terdapat grafik mini di ujung kiri atas. Ketika (Name) melihat meja di dekatnya, helm tersebut seperti "membaca" benda di hadapannya. Laporan mengenai meja muncul dengan runtut. Material yang membuat meja, perkiraan usia meja, kekuatan meja, penggunaan alternatif meja sebagai senjata, alat pelindung atau lainnya, cara paling lambat sampai paling cepat untuk menghancurkan meja, hingga cara untuk melindungi meja tersebut.

"Hatsume ini keren sekali!"

"Benar, 'kan? Itu karena aku melengkapi helm ini dengan chip R-88 yang aku sambungkan dengan satelit mesin pencari setelah mendapatkan izin resmi. Ini adalah baby hasil kolaborasiku dengan sebuah perusahaan! Dengan helm ini, kau tidak perlu banyak memikirkan rencana untuk berlari, menyelamatkan, atau bertarung! Dia akan memikirkannya untukmu," jelas Hatsume, persis seperti seorang sales yang mempromosikan dagangannya.

Hatsume menekan sebuah tombol yang terdapat di sisi kanan helm tersebut. "Apa yang kaulihat (Name)?"

"Oh ada sebuah gambar pemancar dan dia mendeteksi bahwa ada manusia di belakangku."

"Desain jambul romawi ini sebenarnya bukan sembarang rambut, tapi sekumpulan sensor! Baby-ku dapat mendeteksi segala macam benda yang ada dalam radius lima puluh meter. Jika kau melawan musuh, benda ini dapat memprediksi jenis serangan yang akan dilakukan," jelas Hatsume lagi yang semakin membuat (Name) terkagum-kagum.

"Aku harus menambahkan helm ini di kostumku!"

"Benar kan! Kau pasti menyukai baby-ku!"

"Apa fungsi keren lainnya?"

Tepat setelah (Name) menanyakan hal tersebut, Hatsume mengambil sebuah pemukul bisbol dan dia melakukan hal yang telah kita semua terka. Satu pukulan keras melayang ke kepala (Name), membuat gadis itu terdiam di posisi menunduk selama beberapa detik.

"Helm ini mampu menyerap tekanan dari luar yang mengenai kepalamu. Jadi kau tidak akan merasakan sakit apa—(Name)?"

Hatsume yang heboh langsung melepaskan helm tersebut dan mengecek (Name) yang tatapannya kosong seperti baru keluar dari rumah hantu.

"Sepertinya aku harus memperbaiki bagian respon helm terhadap tekanan. Helm ini baru merespon pukulanku setelah tiga detik. Maaf (Name)!" ucap Hatsume santai seraya mengecek helmnya.

Di sisi lain, bukan itu yang menjadi masalah bagi (Name). Memang pukulan bisbol itu lumayan sakit dan mengguncangnya. Namun, ketika helm tersebut telah memprediksi akan adanya tekanan kuat dari arah belakang, (Name) telah lebih dulu memperkuat helmnya dengan quirk.

Masalahnya, pukulan Hatsume membuat jalinan kabel dan listrik pada helm terganggu. Entah bagaimana telinga gadis itu tersetrum sedikit. Sekarang, (Name) tidak mampu mendengarkan apa pun, termasuk ocehan Hatsume barusan.

"Hatsume apa yang kaulakukan?!"

Power-Loader-sensei  baru saja memunculkan dirinya dari salah satu pintu di workshop. Dia menenteng beberapa berkas dan secangkir kopi.Wajahnya langsung berubah panik saat mendapati (Name) dengan tampang bodoh. Nyaris mirip seperti Denki kalau kelebihan menggunakan quirk.

"Aku sudah mengira pasti akan ada hal buruk dalam sebuah keheningan setelah keramaian!" ketus salah satu guru di U.A itu. Dia berjalan ke dekat (Name) dan meletakkan barang-barangnya di meja. "Hatsume, sebaiknya kau kembali ke kelas," katanya lagi.

Sayangnya, Hatsume lebih dulu melihat kertas yang dibawa Power-Loader-sensei dan mendapati sebuah desain kostum. Mana mungkin Hatsume kembali ke kelas kalau begitu. Dia malah mengambil kursi dan duduk di meja.

"Lihat, ternyata ini desain kostummu, (Name)! Woah langsung ditolak Nezu-sensei! Bahkan desain ini belum didaftarkan ke pemerintah," seru Hatsume seraya menyodorkan kertas bergambar wanita yang bentuknya seperti kue jahe kekurangan gizi dengan bikini berwarna hijau ke depan wajah (Name). "Apa kaumau aku mendesainkan kostum untukmu? Quirk apa yang kaumiliki hingga kostummu tidak bermoral begini?" cecarnya.

(Name) yang tidak dengar menatap Power-Loader-sensei bingung. "Sensei, telingaku berdengung. Aku tidak bisa mendengarkan apa pun. Aku tersetrum listrik aneh dari helm itu," ucap (Name) seraya menunjuk helm buatan Hatsume.

Power-Loader-sensei hanya bisa tersenyum mendengar penjelasan tersebut. Dia pun menunggu untuk menjelaskan maksudnya mengundang (Name) ke sini setelah telinga gadis itu berangsur-angsur berfungsi dengan normal.

Ketika (Name) telah kembali hiperaktif, dia menyuruh gadis itu untuk duduk di depannya dan memberikan kertas desain kostum (Name).

"Aku sudah memperingatkanmu kemarin, desain ini pasti akan ditolak," kata Power-Loader.

"Habisnya kan aku memang tidak niat. Aku tidak ahli urusan desain-desain tahu! Lagi pula, quirk-ku sudah keren dan bikini adalah cara paling cepat mengeluarkan potensinya," balas (Name). "Kalau quirk-ku dihalangi kain, nanti rekanku tidak bisa kuberi kekuatan."

Power-Loader mengembuskan napas pasrah. "(Name) kita bisa desain kostumnya nanti. Kau harus tahu bahwa kostum tidak hanya berfungsi untuk memaksimalkan kemampuan dari penggunanya, tetapi juga mendukung dan menjaga. Mengeskpos kulitmu memang merupakan cara tercepat dan paling efektif. Namun, kita harus mencari cara lain yang sama cepat dan efektifnya untuk menanggulangi quirk-mu," jelas Power-Loader-sensei.

"Memangnya quirk apa yang (Name) miliki?" tanya Hatsume.

"Aku bisa melipatgandakan segala hal yang kusentuh. Tubuhku menghasilkan listrik statis yang bisa membawa perintahku. Cara kerjanya seperti ini," (Name) mengambil salah satu kertas kosong di atas meja, "tingkatkan kekerasan kertas hingga dua ratus persen."

(Name) menyodorkan kertas tadi sambil masih memegangnya. "Sekarang coba kautekuk kertasnya."

"Tidak bisa," ucap Hatsume setelah berusaha sekuat tenaga untuk melipat kertas tersebut.

(Name) melepas tangannya dari kertas dan meletakkan benda tersebut. "Sekarang coba tekuk lagi."

"Eh, kertasnya kembali normal!"

"Kuncinya semua benda harus menyentuh kulitku," jelas (Name).

"Bukankah quirk-mu itu keren sekali?"

"Memang sih." (Name) langsung senyum sombong sambil menaikkan sebelah alisnya. Kalau saja Power-Loader-sensei gak tahu bahwa (Name) nyaris mati karena quirk-nya diincar oleh penjahat, dia pasti bakal nyiram muka itu dengan kopi di sampingnya.

"Apa kau tetap bisa memasukkan perintah aneh? Seperti tumbuhkan jamur di atas meja ini atau semacamnya?"

(Name) tampak berpikir dan lebih dulu mengorek ingatannya mengenai quirk-nya ini. "Perintahku memang absolut, tetapi tidak bekerja seliar itu. Singkatnya, perintahku hanya bisa terpenuhi jika sejalan dengan sains. Begini, aku bisa membuat jamur muncul di meja ini, karena listrikku secara otomatis akan membawa perintah untuk mengumpulkan kelembapan yang pas dari meja untuk menumbuhkan jamur. Jamurnya akan muncul setelahnya sesuai bayanganku sebelum memerintah. Namun, aku tidak bisa menumbuhkan jamur di permukaan yang mustahil. Misalkan besi, permukaan super kering, dan lain-lain."

"Tetapi, konsepnya tetap sederhana kan? Quirk-mu praktis dan mudah digunakan!" puji Hatsume.

"Tidak, tidak semudah itu," timpal Power-Loader-sensei.

"Ya, memang sangat sulit sebenarnya. Jika aku ingin menumbuhkan jamur aku harus membuat banyak perintah yang menciptakan kemungkinan terbuatnya jamur, bukan benar-benar menciptakan jamur. Aku bukan Tuhan. Aku perlu meningkatkan kelembapan di meja dan entahlah segala hal rumit untuk membuat jamur muncul mungkin? Semacam itu. Lebih lagi, sebelum memberi perintah, aku juga perlu membayangkan efek dari perintahku. Seperti sekuat apa meja ini akan kukeraskan, dan lainnya," jelas (Name) lagi.

Dia membeberkan rincian quirk-nya dengan santai. Rasanya, dia bisa memercayai kedua orang di depannya. Terutama Power-Loader-sensei, dia bisa sangat memercayai beliau. Dia jugalah yang menjaga kerahasiaan (Name) tetap aman. Salah satunya membuat desain kostum biadab gadis itu hanya sampai di tangan Nezu-sensei.

"Jadi setelah semuanya, yang jelas, quirk-mu butuh kontak fisik langsung," kata Power-Loader-sensei. "Baiklah, kita akan revisi desainnya sekarang. (Name), kostum seperti apa yang kauinginkan?"

"Yang seperti bikini."

"Selain itu!"

"Kau ini mau jadi pahlawan atau mau jadi wanita malam," komentar Hatsume asal.

(Name) bersidekap. Dia mengingat-ingat soal latihan praktek kemarin. Teman-temannya menggunakan kostum yang keren. Kalau ada yang ingin dia contoh kostumnya, mungkin adalah ....

"Seperti Denki dan Kyoka! Kostum mereka cukup keren dan  terlihat nyaman. Sebenarnya Katsuki juga bagus, cuma dia terlihat menyeramkan dan properti di tangannya, sepertinya berat. Midoriya dan Todoroki punya desain yang hampir sama secara general, tetapi terlalu tertutup. Yah, Denki dan Kyoka juga sama sih. Cuma aku ingin jaket yang keren," jelas (Name) sambil menggambar singkat kostum Denki dengan presisi yang tidak mirip.

Skill menggembarnya payah banget.

"Kita bisa saja membuatmu mengenakan jaket. Namun, harus ada alat untuk memaksimalkan quirk-mu." Lelaki itu menyesap kopinya.

"Alat yang sensei berikan kemarin sebenarnya cukup efektif. Oh, dan sensei, apakah tidak ada cara untuk membalikkan efek quirkku?"

"Maksudmu?"

"Aku selalu bisa meningkatkan hal yang kusentuh, tetapi tidak saat kusentuh diriku sendiri."

Power-Loader-sensei memicingkan matanya. Dia tidak bisa menjawab hal tersebut. Alasannya, dia tidak mengetahui tentang quirk (Name) lebih dalam. Mungkin dia harus meminta catatan lengkapnya kepada Nezu. Upaya untuk membuat quirk (Name) menjadi kebalikan hanyalah sekedar kemungkinan yang entah bisa berhasil atau tidak.

"Aku belum tahu, tetapi aku perlu melihat catatan tentang quirkmu lebih dulu."

(Name) hanya mengangguk untuk itu. "Daripada hal yang nyaris tidak mungkin, bagaimana dengan membuat quirkku menembus pakaian yang aku kenakan?" tanya (Name).

Gadis itu berdiri dari kursinya dan mengambil sebuah kabel tak terpakai di lantai. Dia memerintah Hatsume untuk memegang ujung kabel satunya.

"Hatsume, apa quirkmu?"

"Zoom! Aku bisa melihat benda yang sangat jauh dan mempersempit jaraknya seakan-akan hal itu ada di depan mataku. Dalam kondisi terbaik, aku bisa melihat benda yang ada di jarak lima kilometer," jelas Hatsume.

"Tingkatkan efek quirk zoom hingga 100%."

Hatsume mengarahkan matanya ke jendela dan melihat pemandangan di luar. Jika seratus persen, harusnya Hatsume bisa melihat sesuatu yang ada di jarak sepuluh kilometer. Sayangnya, penglihatan gadis itu terhenti di jarak tujuh kilometer.

"Aku bisa menyalurkan quirkku dengan konduktor listrik, lucunya. Sebagai efek samping, perintah yang aku berikan akan melemah. Tidak bisa sekuat saat aku sentuh langsung." (Name) melepaskan tangannya dan menarik kabel tersebut.

"Tetap saja kekuatan itu sangat keren," balas Hatsume. "Kalau dipikir-pikir, quirk-mu ini mirip Mirio-senpai."

"Mirio? Siapa Mirio?"

"Hatsume! Kau benar!" Power-Loader menjentikkan jarinya senang. Celetukan Hatsume menyadarkannya dan membuat kotak pikiran lelaki itu terbuka.

"Mirio adalah siswa pahlawan kelas 3 di sini. Sayang, dia kehilangan quirk-nya karena sebuah misi. Dia memiliki quirk yang hebat, membuatnya bisa menembus apa pun, termasuk pakaiannya sendiri. Sebagai upaya untuk membuatnya tidak 'telanjang', aku menyarankan perusahaan kostum untuk menggunakan material pembuatan kostum dari rambut Mirio." Sambil berkata panjang begitu, Power-Loader memutar kursinya dan mengambil berkas di rak di belakangnya. Dia menunjukkan catatan tentang kostum Mirio kepada (Name).

"Rambutmu bisa menjadi konduktor alami kan?" tanya Hatsume seraya memainkan ujung rambut (Name) yang berwarna (h/c).

"Seluruh anggota tubuhku memang bisa menghantarkan quirkku sih."

"Kalau begitu kita bisa gunakan rambutmu sebagai bahan dasar pembuatan bahan kostum," tukas sensei sumringah.

Mendengar hal tersebut, (Name) sedikit tidak terima. Dia menatap horor Power-Loader dan memegangi kepalanya. "Aku tidak mau potong rambut! Aku sudah cantik dengan model rambit seperti ini," balas (Name) dramatis.

"Mengapa kau berlebihan sekali? Aku hanya butuh kau memotong rambutmu hingga memenuhi plastik ini." Power-Loader menyodorkan sebuah plastik bening persegi seukuran sepuluh kali sepuluh senti.

"Tetap banyak!" protes (Name). "Harus sepenuh ini?"

"Iya."

"Memangnya cukup untuk membuat kostum?"

"Kau mau memotong rambutmu lebih banyak?"

"Tidak! Tentu saja tidak!"

(Name) menggembungkan pipinya. Dia agak kesal. Harus potong rambut. Tapi kalau cuma memenuhi plastik sepuluh senti sih, dia hanya perlu memotong rambutnya sedikit. Mungkin (Name) akan minta bantuan anak perempuan untuk memotong rambutnya dengan rapi. Mungkin meminta Yaoyorozu atau Uraraka. Kalau potong sendiri, (Name) takut hasilnya malah aneh.

"Selain jaket, apalagi yang ingin kautambahkan di kostummu anak muda?" tanya Power-Loader.

(Name) mengembalikan atensinya dan mulai menyebutkan hal-hal yang ada di imajinasinya. Dia ingin sebuah dasi yang bisa memanjang dan berubah menjadi cambuk. Gadis ini memang agak gila. (Name) juga ingin memakai rok pendek, sepuluh senti di atas lutut. Sepatu yang bisa berubah menjadi sepatu roda dan diselipkan belati kecil. Sarung tinju minimalis dengan hiasan tungsten 'imut'. Dan pendingin suhu badan yang diletakkan di punggung, di dekat kerah jaket, serta ikat pinggangnya.

"Terakhir, aku mau helm buatan Hatsume!" tutupnya yang langsung disambut pelukan hangat dari gadis di sebelah.

"Kau gila? Desain kostummu sudah sekeren ini dan kau memakai helm bernuansa romawi?" Power-Loader tidak habis pikir. Bagaimana mungkin ada gadis dengan pakaian seperti siswa sekolah menengah di Jepang, tampil menawan dengan tambahan jaket, tali pinggang yang mengandung banyak amunisi, serta kaki yang digantungi berbagai macam senjata, kemudian kepalanya ditutupi helm berwarna perunggu dengan jambul mencolok merah.

Gila.

Yang ada (Name) menjadi bahan tertawaan di lapangan.

"Tenang sensei! Aku bisa menyederhanakan bentuknya. Mungkin akan kubuat seperti milik Uraraka," kata Hatsume. Dia langsung mengambil kertas dan mendesain dengan kilat bentuk baru dari Baby Folskrite 13-50 revisi kesebelas.

"Lihat ini, aku akan mengubah sekumpulan sensor itu dan memindahnya ke bagian belakang hingga ke dekat telinga. Saat ancaman terdeteksi, helm-nya akan langsung menutup dan melindungi kepalamu, tetapi tetap dengan gaya. Fashion!" seru Hatsume.

Power-Loader melihat desain kasar yang baru saja dibuat oleh Hatsume. Dia tersenyum dan mengapresiasi karya tersebut. "Aku akan membantu membuatnya. Mungkin juga desain ini akan menjadi revisi terakhirmu untuk kolaborasi dengan Tabler Corp."

"Ahahaha! Aku akan melakukan yang terbaik dan melampaui semua penemu di dunia! Plus Ultra!" seru Hatsume penuh semangat.

(Name) turut senang melihat hal tersebut dan menepuk tangannya bangga. Dia senang berkenalan dengan Hatsume. Gadis itu menyenangkan dan nyentrik. Power-Loader juga adalah guru yang baik. Di sisi lain, (Name) mendapatkan fakta lain hari ini.

Setelah berterima kasih kepada kedua orang itu, (Name) keluar dari workshop dan berjalan menuju kelas. Pikirannya jelas terganggu. Bukan karena plastik petak di kantungnya yang harus ia penuhi dengan rambut, melainkan tentang seseorang bernama Mirio.

Mirio yang katanya quirknya dihilangkan. Apa yang terjadi dengan Mirio? Siapa yang lelaki itu lawan di misinya? Mungkinkah dia bertemu dengan All for One dan quirknya dicuri?

•••••

Kyaaaa aku balik guiz. Akhirnya senggang datang dan ide menerpaku setelah berlama-lama menjadi Neng Toyib untum cerita ini.

Aku menaruh sebuah benang merah di chapter ini. Iyup, (Name) dan Mirio Togata. Jadi, aku mulai berpikir untuk menghubungkan MC abal-abal ini dengan insiden-insiden di cerita aslinya. Halal kan ya, ini cuma ff.

Lagian gak mungkin tiba-tiba secara canon U.A kedatangan murid baru bar-bar kayak (Name). Iyuh banget.

Sebenarnya aku mau gambar ulang kostum ketiga (Name), tapi mood gambarku malah terombang-ambing di lautan gelora geis. Selain faktor sibuk dan dikejar deadline lomba menulis, aku malah kebanyakan gambar suami aku alias Bakugou Katsuki alias suami aku alias harapan hidupku alias gepeng :(

Aku mau letak di sini, sebagai obat rindu karena cerita ini terlantar dan aku sibuk lomba tros, menang juga enggak.

Tapi aku mau revisi lagi :( aduh males edit wm :(

Hidupku gak jauh-jauh dari revisi kayaknya :(

Anyway, kalian udah pada terima rapor ya? Adikku udah, jadi aku bertanya. Semoga nilainya aman-aman ya di belajar daring ini. Walau aku pribadi gerah banget dan tipe pelajar yang hiperaktif, gak suka dengan daring. Rasanya tuh kurang pas kalau guru lagi nerangin terus gak ada yang bisa diajak gibah. Astagfirullah, jangan dicontoh.

Untungnya aku udah lulus dan gak ngerasain daring. Cuma, buat kalian yang masih sekolah dan kuliah, semangat guiz.🤸‍♂💞

Mulai chapter ini, aku bakal update berkala, minimal seminggu sekali untuk menghibur kalian.

Dear, Kerecehan, limpahkan aku kekuatan untuk membuat orang-orang bahagia. (Padahal sebenarnya cerita ini mau dibuat angst).

Dahlah banyak betul cakapku :(
Jangan lupa istirahat, makan yang cukup, sehat terus, dan bahagia selalu.

Lop yu💖
—CHARRIOOOOOOTTTTTTTTTTTTT
    keponakan Crimson Riot

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro