[WONWOO] Messed Up

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Aku pulang dulu, jangan menangis sendirian, arrasseo?" Jeonghan memberikan peringatan pada Areum sembari menyentil dahi gadis itu. "Kabari aku kalau kau butuh teman bicara."

Areum mengangguk. "Jeonghan Oppa memang yang terbaik."

Jeonghan terkekeh kecil. "Penulis Yoon yang cengeng begini punya banyak penggemar sekarang. Aku takut kau akan membuat para penggemarmu khawatir."

Jeonghan meringis ketika mendapat hadiah tinjuan kecil dari Areum. "Berhentilah mengejekku. Aku ini bukan anak kecil lagi. Oppa urusi saja urusanmu dengan Nari eonnie."

"Hei, hei, hei," Jeonghan menjitak kepala Areum. "Jangan bawa-bawa namanya sebagai bahan candaan. Masalahku dan dia adalah urusan orang dewasa yang sesungguhnya."

Areum meleletkan lidahnya mengejek ucapan Jeonghan. "Ya sudah, Oppa cepat pulang. Aku tidak mau kau mengganggu waktu menulisku lagi."

"Okay, okay, aku akan pulang," ucap Jeonghan. Ia memberikan tepukan ringan di puncak kepala Areum sebelum membuka pintu keluar apartemen Areum.

"Oppa," panggil Areum. Jeonghan menghentikan langkahnya dan memberikan tatapan bertanya pada adiknya itu. Areum tersenyum manis. "Terima kasih untuk hari ini. Oppa semangat juga ya!"

Jeonghan ikut balas tersenyum. Ia melambaikan tangan kanannya sebelum menutup pintu. "Aku pergi!"

--

Wonwoo berteriak penuh kemenangan ketika berhasil mengalahkan Seungcheol dalam sebuah permainan. Berbanding terbalik dengan sang leader yang mengerang tertahan. Jun yang sedang bermain puzzle bergambar kucing milik Wonwoo di atas kasur, ikut bersorak keras. Padahal ia tidak tahu siapa yang menang siapa yang kalah.

"Ya! Kau kan seharusnya mendukungku," protes Seungcheol pada Jun.

Jun hanya memberikan tatapan pura-pura bodohnya. "Oh ya? Aku hanya bilang akan mendukung hyung kalau kau menang. Nyatanya Wonwoo yang menang, jadi aku tidak mendukungmu."

"Mana ada peraturan seperti itu," ucap Seungcheol tak terima. Ia berdiri dari kursi gaming-nya dan mengacak puzzle Jun. "Kau harus ikut aku untuk mentraktir Wonwoo."

"Hyung, aku hampir menyelesaikannya!"

Wonwoo segera berdiri di antara dua orang itu sambil merentangkan kedua tangannya. Pasalnya, ia tidak ingin Seungcheol dan Jun bertengkar hanya karena hal sepele. Ia tidak ingin kamarnya hancur dan semua benda-benda koleksi mainannya menjadi berantakan.

"Sudah, sudah, jangan bertengkar," lerai Wonwoo. Ia melihat ke arah Seungcheol. "Perjanjian tetap perjanjian, hyung. Aku tunggu janjimu untuk membelikanku keyboard baru ya."

Seungcheol menghela napas kesal. Ia menjatuhkan badan di atas kasur miliknya sendiri. Jun yang merasa terbebas dari Seungcheol, segera membereskan jigsaw puzzle yang sudah berhasil ia selesaikan setengahnya ke dalam kotak. Ia meletakkannya kembali dengan rapi di atas tumpukan puzzle Wonwoo lainnya.

"Mau main ke luar?" tawar Jun.

Wonwoo dan Seungcheol saling berpandangan. Keduanya memberikan tatapan kaget pada Jun. Seorang Jun yang lebih suka memilih berada di kamar jika mendapat hari libur, mengajak mereka untuk keluar! Bahkan para fans merasa kesal karena jarang mendapatkan foto-foto Jun ketika mereka sedang tidak ada kegiatan.

"Hei, kau benar Wen Junhui yang kukenal?"

Jun menatap ke arah Wonwoo dengan mata bulatnya. Ia tertawa. "Kenapa? Aku sedang ingin pergi ke restoran China. Tempo hari aku pergi seorang diri, para fans memposting fotoku dan menambahkan tulisan di bawahnya bahwa aku terlihat menyedihkan karena makan seorang diri."

Seungcheol dan Wonwoo tertawa. Tentu saja mereka tahu kabar itu. Bahkan saat itu, Jun tiba-tiba menghilang dari asrama tanpa berpamitan pada para member maupun manajer. Sorenya, foto-foto itu menyebar. Bukannya marah, Sungmin hyung selaku salah satu manajer Seventeen malah ikut mengolok Jun.

"Baiklah, baiklah. Aku akan menemanimu," ucap Seungcheol. Ia bangkit dari posisi tidurnya. "Wonwoo, kau juga ikut."

Wonwoo cemberut. "Ugh, hyung. Dari kemarin aku selalu keluar karena jadwal syuting, aku ingin seharian berada di dalam asrama."

"Kau tidak kasihan dengannya?" tanya Seungcheol lagi sambil mengarahkan telunjuknya pada Jun.

Wonwoo menoleh ke arah yang dimaksud hyung-nya. Seketika ia tertawa. Jun sedang mengedip-edipkan kedua matanya dengan ekspresi wajah dibuat seimut mungkin. Sebenarnya Wonwoo bukan tertawa karena jatuh dengan trik aegyoo yang ditunjukkannya, ia tertawa karena Jun tampak sangat menjijikkan di matanya.

"Baiklah," ucap Wonwoo mengalah. "Tapi jangan lama-lama."

--

Seungcheol memarkirkan mobilnya di area khusus yang sudah disediakan. Ketiga pria idol itu berjalan bersama menuju salah satu restoran China di dekat sana. Ketiganya membaur dengan baik. Terbukti tidak terlalu banyak orang yang menyadari bahwa ada artis yang berjalan di tempat bebas tanpa pengawasan ketat para manajer.

"Selamat datang," ucap seorang pegawai pada ketiganya.

"Tiga orang ya," ucap Jun tanpa ditanya.

Sang pegawai mengangguk. Ia mengarahkan ketiga pria itu menuju meja di bagian agak belakang. Begitu mereka bertiga duduk, Jun langsung menyebutkan berbagai macam makanan tanpa perlu melihat menu. Seungcheol dan Wonwoo hanya menurut dengan jenis makanan yang dipesan Jun. Asalkan tidak terlalu pedas, Seungcheol dan Wonwoo akan baik-baik saja.

"Kau sering sekali kemari ya?" tanya Seungcheol.

Jun mengangguk, "Menurutku ini salah satu restoran yang menyajikan makanan sesuai dengan cita rasa dari negaraku."

Wonwoo berdiri dari kursinya. "Mau ke toilet," pamitnya sebelum Jun dan Seungcheol bertanya.

Wonwoo mengikuti petunjuk arah kamar kecil yang terpasang di dinding. Ia berjalan setengah tergesa. Pria itu sudah menahan hasratnya untuk buang air kecil sedari di perjalanan. Kalau disuruh menunggu lebih lama lagi, sepertinya ia akan mengompol.

Setelah selesai dengan urusannya, Wonwoo berlalu menuju wastafel. Ia mencuci tangannya dan mengambil selembar tissue untuk mengeringkan.

"Jeon Wonwoo-ssi?"

Wonwoo menoleh. "Kang Sungwoo-ssi!" sapa Wonwoo balik. "Makan siang disini?"

Aktor Kang mengangguk. Ia membukakan pintu untuk Wonwoo dan memberi isyarat agar rekan kerjanya itu berjalan duluan. Mengerti, Wonwoo menurut sembari menganggukkan kepalanya sedikit sebagai tanda terima kasih.

"Ya, aku makan siang bersama Penulis Yoon. Kami juga baru sampai disini," jawab aktor Kang saat mereka berjalan beriringan.

'Penulis Yoon? Maksudnya Areum?' batin Wonwoo. Ia mengernyitkan dahi. Selama syuting di pulau Cheongsando, Wonwoo memang sering kali melihat Areum dan Sungwoo diskusi bersama. Namun ia tidak menyangka bahwa kedua orang itu juga pergi bersama diluar ranah pekerjaan.

"Kau kemari seorang diri, Jeon Wonwoo-ssi?" tanya Kang Sungwoo memecah pikiran Wonwoo.

"Eoh?" Wonwoo tersadar. "Tidak. Aku datang bersama dua orang member Seventeen lainnya," jawab Wonwoo. "Kau duduk dimana?"

Kang Sungwoo mengernyitkan dahi. Sepertinya ia tidak menyangka akan mendapat pertanyaan bernada menyelidik seperti itu. Dengan ragu, pria itu menunjuk mejanya dimana Areum sedang duduk membelakangi keduanya.

"Ah, kursi disebelah meja kalian kosong. Apa aku boleh bergabung?" tanya Wonwoo sembari menunjukkan senyum sopannya. "Ada beberapa hal yang perlu aku diskusikan juga dengan Penulis Yoon. Kau juga begitu bukan, Kang Sungwoo-ssi?"

"Eh, hm... ya," jawab Sungwoo terbata-bata.

"Baiklah. Aku akan memanggil Jun dan Seungcheol hyung dulu. Kau kembali saja kesana, jangan membuat Penulis Yoon lama menunggu. Aku akan segera menyusul." Tanpa menunggu persetujuan dari aktor Kang, Wonwoo sudah ambil langkah kembali ke arah meja makannya diarah yang berkebalikan.

--

Keadaan menjadi amat kaku. Seungcheol dan Jun hanya saling bertukar pandang tanpa banyak bicara. Di meja samping, Areum dan Sungwoo menikmati hidangan masing-masing dalam diam. Wonwoo, tanpa merasa bersalah, memainkan ponselnya di tangan sembari menunggu pesanan datang.

Melihat kelakuan tidak sopan sang dongsaeng, Seungcheol menendang kaki Wonwoo di bawah meja. Ia mengedikkan dagunya ke arah Areum. Pria itu tidak tahu bahwa Wonwoo dan Areum punya perjanjian untuk berpura-pura tidak saling kenal.

"Sudah lama tidak bertemu ya, Areum," sapa Seungcheol kikuk. "Bagaimana kabarmu?"

Areum mengangkat wajahnya. Sebelum bicara ia mengelap sudut bibirnya dengan tissue. "Kabarku baik-baik saja, Oppa. Kelihatannya Seventeen juga sedang sibuk dengan jadwal masing-masing, ya?"

"Kalau aku sih kebanyakan hanya berada di dorm," jawab Jun menyambar dengan jujur. "Hari ini pun hanya ada kami bertiga di asrama. Kau kapan akan mengantar makanan enak lagi ke tempat kami? Aku kangen dengan ayam buatan ibu Jeonghan hyung."

Seungcheol membulatkan kedua matanya. Ia menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Mengapa ia harus jalan dengan kedua dongsaeng tidak tahu malu ini? Jun bahkan tidak peka bahwa Areum jarang menampakkan diri di asrama Seventeen untuk menghindari Wonwoo.

"Haha, memang kau pikir Areum tidak sibuk dengan pekerjaannya?" balas Seungcheol pada Jun. "Oh ya, bagaimana dengan pekerjaanmu? Kudengar kau dan Wonwoo sempat bekerja sama dalam satu set syuting."

"Iya, tempo hari aku bertugas menggantikan penulis senior sebagai co-director bersama Sutradara Song," ujar Areum memberikan penjelasan. "Oh ya, Aktor Kang ini juga berperan sebagai second lead male dalam dramanya lho."

"Ah, maafkan kelancanganku yang tidak tahu," ucap Seungcheol pada Sungwoo bersungguh-sungguh. Ia memberikan lirikan tajam pada Wonwoo yang tidak memberitahunya apa-apa. Namun dongsaeng-nya itu pura-pura melihat.

"Tidak apa-apa, Choi Seungcheol-ssi," balas aktor Kang yang sedari tadi diam. "Minggu depan, episode pertama akan tayang. Kuharap kau tidak melewatkannya."

"Tentu saja aku akan menonton," sambar Seungcheol cepat.

"Seventeen akan menonton bersama. Kita akan menertawakan akting pertama Wonwoo," sambung Jun. "Aku yakin aktingmu jauh lebih mengagumkan dibanding anak bandel di hadapanku ini."

"Aktingku jauh lebih baik darimu, Wen Junhui," balas Wonwoo tak mau kalah.

Areum hanya meringis melihat pertikaian kecil yang terjadi antara Jun dan Wonwoo. Seungcheol, sambil menahan malu, mencoba melerai keduanya. Kang Sungwoo melihat aksi mereka tanpa mengedipkan mata.

"Hentikan. Kalian berdua membuatku malu," bisik Seungcheol. Namun suaranya yang keras dapat didengar hingga meja seberang.

"Ah, Penulis Yoon, aku mau bertanya," kali ini Aktor Kang angkat suara. Pria itu menatap kearah Areum dengan pandangan penuh rasa ingin tahu. "Aku tidak menyangka bahwa kau dekat dengan member Seventeen. Kalian pernah ada project bersama sebelumnya?"

"Tentu saja Areum dekat dengan kami," sela Jun sambil menunjukkan cengiran jahilnya. "Dia kan pernah menjalin hubungan dengan...."

Wonwoo dan Seungcheol serempak menahan napas. Seungcheol yang duduk tepat di samping Jun, segera menyikut pinggang pria itu tanpa kentara. Kedua bola mata Areum membulat. Ia buru-buru mengambil alih perbicaraan.

"Aku dan Yoon Jeonghan adalah saudara sepupu," aku Areum. "Hubungan kami memang tidak pernah diliput kamera. Hanya beberapa orang saja yang tahu."

"Benarkah?" seru Sungwoo takjub. "Wah, aku tidak menyangka. Pantas saja hubungan kalian terlihat sangat dekat."

Areum tertawa canggung. "Yah, begitulah. Aku cukup sering bertemu dengan mereka," Areum mengakhiri kalimatnya sambil melirik ke arah meja Seungcheol cs. Beruntunglah pesanan makanan di meja sebelah datang. Percakapan mereka sempat terhenti karena kesibukan kecil menata meja.

"Ayo kita makan dulu," kata Seungcheol sambil mengambil sumpitnya. Ketua Seventeen itu memberikan isyarat dengan tangannya pada Areum dan Aktor Kang untuk melanjutkan makan mereka.

Tatapan Areum bersirobok dengan milik Seungcheol. Gadis itu diam-diam menganggukkan kepalanya kecil, berterimakasih karena sudah menyelamatkannya dari krisis barusan. Seungcheol tersenyum menenangkan. Ia balas mengangguk sebelum kembali fokus dengan makanan di depannya.

--

Areum bersama dengan Kang Sungwoo, di sisi lain Wonwoo berdiri bersisian dengan Seungcheol dan Jun. Mereka sudah selesai makan siang. Kini kelima orang itu berdiri di depan restoran, siap saling bertukar kata perpisahan.

"Kalau begitu, aku pergi dulu, Oppa," pamit Areum pada ketiga rekan kakak sepupunya.

"Kau mau langsung pulang atau masih ada keperluan lain?" tanya Jun. Wonwoo yang mendengarnya memasang kedua telinga dengan baik. "Kalau mau pulang, bersama dengan kami saja. Apartemenmu searah dengan dorm kami."

Areum melirik ke arah Wonwoo. Walaupun pria itu hanya menatapnya datar, terdapat rasa harap yang besar agar Areum memilih untuk pergi bersamanya. Bersama member Seventeen, maksudnya.

Areum bingung harus menjawab apa. Tidak ada member Seventeen yang tahu bahwa dirinya sudah pindah, kecuali sang kakak sepupu. Akhirnya ia memilih untuk berbohong.

"Aku harus mampir ke mall untuk membeli beberapa kebutuhan," jawab Areum.

"Ah, kalau begitu, biar aku temani," Sungwoo angkat bicara. "Hari ini aku tidak ada pekerjaan."

"Aku juga tidak ada pekerjaan," sambar Wonwoo cepat. Ucapan tiba-tibanya membuat keempat pasang mata lain menatapnya dengan takjub. Yah, Wonwoo tidak rela jika Areum pergi berdua saja dengan Aktor Kang. Baginya, pria itu sudah menjadi rival.

Areum tertawa kikuk. "Haha, kurasa lebih baik aku pergi sendiri saja," Areum melihat ke arah Sungwoo yang masih berdiri di sebelahnya. "Bukankah kau sudah dijemput oleh manajer-nim?"

Sungwoo tak menutupi rasa kecewanya. "Kau serius tidak mau pergi bersamaku? Aku bisa mampir mengantarmu dulu sebelum pulang?" tanya Sungwoo lagi. "Aku merasa bersalah karena tidak bisa mengantarmu pulang. Padahal aku lah yang meminta bertemu denganmu hari ini."

Areum tersenyum manis menenangkan. "Tidak apa-apa, Kang Sungwoo-ssi. Cepat pergilah, jangan buat manajermu lama menunggumu," ucap Areum lagi.

Wonwoo berdeham keras. Ia sengaja mengusik percakapan kedua orang itu. Areum dan Sungwoo sadar bahwa masih ada member Seventeen disana. Akhirnya Sungwoo dengan berat hati meninggalkan Areum bersama dengan Seungcheol dan teman-teman. Ia berpamitan dan berjalan menuju sebuah mobil sedan dengan kaca gelap tak jauh dari sana.

"Nah, kalau begitu, apa kau mau ikut dengan mobil kami?" kali ini Jun buka suara. "Kami tidak ada jadwal. Bagaimana kalau kita menemanimu pergi ke mall?"

"Tidak perlu, aku bisa sendiri, kok," tolak Areum halus. Ia melirik ke arah Wonwoo yang masih diam dan pura-pura melihat ke arah lain. "Hm, sepertinya akan lebih baik kalau aku pergi sendiri. Pasti akan banyak orang yang melihatku jika pergi bersama kalian beramai-ramai seperti ini."

"Ah begitu," Jun mengangguk-anggukkan kepalanya. "Kalau begitu, Wonwoo saja yang menemanimu belanja," usulnya lagi.

Seungcheol mengeluarkan tawa awkward-nya. Ia menggaet masing-masing lengan Jun dan Wonwoo.

"Aku lupa harus membawa dua orang ini ke gedung agensi. Maaf, sepertinya kami pun tidak bisa menemanimu," potong Seungcheol. Wonwoo mendelikkan matanya, ingin protes. Namun nyalinya menciut ketika ia merasakan cengkeraman kuat tangan Seungcheol. "Nah, kau bisa pergi ke halte bus sendiri kan? Selamat bersenang-senang. Sampai jumpa kembali!"

--

Wonwoo sama Jun bikin Seungcheol kocar-kacir. Kasihan si bapak leader 😂

Vomment yuk ;)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro