Yamada Saburo; Vanilla Milkshake

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Ini milkshake pesanan kita, Yamada-kun."

Saburo hanya mengangguk singkat, melirik ke arah perempuan sebaya yang duduk di sebrangnya.

"Seharusnya aku saja yang mengambil pesanan kita, (Surname)-chan."

(Name) menggeleng, tersenyum kecil sambil mengeluarkan buku tulis dari dalam tas sekolahnya.

"Tidak apa-apa, lagipula aku berterima kasih pada Yamada-kun sudah bersedia menjadi panitia kelas kita untuk festival olahraga."

Pipi Saburo sedikit memerah, lalu membuang pandangannya dengan acuh.

"Bukan apa-apa, lagipula aku tidak ingin ikut berlomba—makanya aku mengajukan diri menjadi panitia festival."

(Name) tertawa kecil.

"Begitu rupanya."

Pipi Saburo semakin merah saat mendengar tawa (Name).

"Apa ada yang lucu?" tanya Saburo tidak terima.

(Name) menggeleng, dengan senyum yang masih terlukis, sambil membuka buku tulis dan mencatat sesuatu.

"Apa yang kau catat?" tanya Saburo meminum milkshake-nya.

"Saran dari teman-teman tadi," jawab (Name) seadanya.

"Bukannya tadi saran mereka banyak?"

"Ya, aku hampir ingat semuanya—ah, Yamada-kun juga boleh memberikan saran atau jika ada yang kau ingat dari saran teman-teman boleh memberitahuku, kok. Sambil kita diskusikan saran mana yang bagus untuk kita ajukan di rapat panitia nanti."

"Baiklah, aku akan memberitahumu jika ada yang terlewat."

Lalu mereka berdua pun sibuk mendiskuksikan saran mana yang akan mereka gunakan untuk rapat mendatang. Mereka berdua tampak asyik berdiskusi sampai....

"Oh, Saburo, kebetulan sekali melihatmu disini."

Kedua remaja itu menoleh ke sumber suara—dan melihat dua orang laki-laki yang tak lain dan tak bukan adalah kakak Saburo, Ichiro dan Jiro.

"Ichi-nii!?" kaget Saburo, "apa yang Ichi-nii lakukan disini?"

"Oh, karena aku akan pulang larut jadinya aku ingin membelikan kalian berdua makan malam terlebih dahulu, dan aku bertemu dengan Jiro saat dia pulang dari sekolah tadi."

Perhatian Ichiro berpindah ke arah (Name) yang sedari tadi memperhatikannya.

"Salam kenal, aku kakaknya Saburo, Yamada Ichiro."

"Aku Yamada Jiro," sahut Jiro melambai singkat pada (Name).

"S-salam kenal, namaku (Name) (Surname)," balas (Name) sedikit menunduk.

"Jadi ini kau bilang akan pulang lama karena ini?" tanya Ichiro.

Saburo mengangguk singkat.

"Oho?" seringai jahil Ichiro muncul, "nee, (Name)-chan, apa kau pacarnya Saburo?"

Spontan wajah Saburo dan (Name) memerah.

"Ichi-nii! Aku dan (Surname)-san tidak pacaran!"

"Heh, tapi wajahmu mengatakan hal lain," komentar Jiro.

"Berisik!"

Sementara (Name) sendiri tampak sulit berkata-kata. Ichiro yang melihat reaksi lucu dua remaja di depannya hanya bisa tertawa.

"Aku hanya bercanda, kalau begitu sampai ketemu lagi (Name)-chan," ucap Ichiro mengelus kepala (Name), "dan Saburo—antarkan (Name)-chan pulang ke rumahnya jika kalian sudah selesai."

"Iya, Ichi-nii."

"Eh, tapi aku tidak protes lho, kalau (Name)-chan jadi adik iparku."

"Ichi-nii!!"

"Hahaha, baiklah-baiklah, kami pergi sekarang."

Kini tersisa mereka berdua, dan Saburo menyadari (Name) sedari tadi tidak menulis—dan wajahnya masih merah. Menyadari wajah (Name) wajah Saburo jadi semakin merah.

"J-jangan dipikirkan apa yang Ichi-nii ucapkan!"

"E-eh aku tidak memikirkan apa yang Ichiro-san ucapkan kok!"

"Lalu kenapa wajahmu merah!?"

"A-ah, itu karena—panas! Ya! Hari ini cukup panas, ya!?"

"Kalau panas, minumlah dulu—sedari tadi kau belum minum!"

Saburo langsung menyuapi (Name) milkshake yang dia pegang, baik dia ataupun (Name) terdiam beberapa saat.

"T-tunggu," ucap (Name).

Wajah mereka berdua semakin merah menyadari bahwa Saburo memberikan milkshake yang dia minum pada (Name), sebuah indirect kiss.

"I-ini bukan seperti yang kau bayangkan!" ucap Saburo panik.

"E-em," (Name) menunduk, "tidak apa-apa—Yamada-kun bisa ambil yang belum diminum."

"Eh, tapi yang itu sisa setengah lho."

Pipi (Name) memerah, dan dia kembali menggeleng.

"Tapi ini bekas mulutku lho."

Tiba-tiba Saburo mengambil milkshake yang ada di tangan (Name) lalu meminumnya—mengabaikan pipi yang semakin merah dan tatapan kaget (Name).

"Tidak apa-apa, jika itu darimu, aku tidak masalah."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro