17 || 🌙Penjaga Bulan, Siluman Rubah, dan Aku

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

PENJAGA bulan itu tersipu.

Siluman rubah merah di seberang ruangan juga tersenyum.

Penjaga bulan memberanikan diri menatapnya.

Siluman rubah merah menganggukkan kepala, menyapa dalam diam.

Sang penjaga bulan kembali tersenyum malu- malu, lalu memainkan jemarinya, melambai.

Siluman rubah merah membalasnya. Dengan tatapan matanya ia bertanya, siapa namamu?

Amatsuki, jawab penjaga bulan itu.

Hai, Amatsuki. Aku Itou Kashitarou. Maukah kau menemuiku? Kau lihat lukisan hutan desa di ujung ruangan itu?

Ya, aku melihatnya.

Kita bertemu di sana, ya?

Baiklah.















BARANGKALI cinta pada pandangan pertama memang ada.

Setidaknya itu yang terjadi, antara penjaga bulan dari langit dalam lukisan di dinding kanan, dengan siluman rubah merah dari bumi yang ada di dalam sebuah lukisan baru, didatangkan tadi pagi dan dipasang di dinding seberang istana Kaisar.

Rib menutup buku tebal kusam yang ia baca. Memutar bola mata kesal dan mendengus kasar. Ia muak.

Pucuk sewarna gagak itu kemudian mendongak dan memandang ke depan. Menatap pemandangan sangat tidak menyenangkan baginya yang tiba-tiba saja sudah tersaji tepat tak jauh di hadapannya.

Kedua orang dengan nama yang sama. Sama seperti di dalam cerita dari buku dongeng lama yang barusan ia baca. Terbersit sebuah pertanyaan yang tercipta di kepala, memikirkan apakah keduanya merupakan renkarnasi dari tokoh legenda dari dalam buku kuno sana?

Nama yang sama persis, dengan karakteristik yang lumayan sama persis pula. Membuat munculnya sebuah pemikiran konspirasi terbaru yang terus menerus berputar-putar di dalam benak si pucuk gagak. Lagi-lagi hatinya porak-poranda. Hancur luluhlantak.

Tak terima jika melihat sang siluman rubah nampak terlihat sangat bahagia sekali dengan penjaga bulannya. Mengelus puncak kepala merah bata itu gemas, menampilkan senyum lembut sehangat mentari sembari melontarkan candaan menggelitik hati. Sang penjaga bulan juga sama, memasang wajah cemberut yang nampak sangat manis kemudian tertawa lepas dengan ringannya.

OH. Kashitarou dan Amatsuki. Ingin rasanya Rib menggeplak keduanya dengan buku tebal miliknya sekarang juga. Mengingatkan bahwa dilarang sekali bermesraan dengan gaduh di perpustakaan hingga hampir membuat perasaan seseorang terasa runtuh.

Lalu, sedang apa Rib di sini?

Ya, saat ini tengah jam istirahat. Bahkan ia diijinkan oleh gurunya untuk tidak mengikuti pelajaran selanjutnya, karena sebuah perlombaan Olimpiade Matematika yang akan diwakilinya. Ia sedang belajar di perpustakaan ini. Melatih diri dengan soal-soal yang sangat melelahkan hayati. Tentu saja ia mempunyai rekan lomba, dua orang yang tengah belajar bersama dengan canda tawa di meja tak jauh di depan adalah rekannya. Kashitarou yang memang sekelas dengannya dan juga Amatsuki yang merupakan adik tingkat dari mereka. Rib sudah mengetahui itu, kecuali mereka berdua yang tidak tahu dan malah asyik sendiri dengan fakta bahwa keduanya satu tim.

Tinggal menunggu guru pembimbing keparat itu datang. Dan Rib akan segera terselamatkan dari kondisi terberat dalam kehidupannya saat ini. Menjadi kacang.

Rib kembali membuka dan memfokuskan diri pada buku tebal di tangannya. Ia sudah lumayan banyak belajar sejak kemarin. Ditambah dengan drama dadakan pasangan di depan, buku ini dijadikannya pelampiasan.

DI SISI LAIN, terdapat sebuah makhluk yang diciptakan dari kekelaman dan rasa iri, juga kebencian yang dalam. Terus memantau kedua sosok itu yang sedang melabuhkan asmara. Menatap penuh sinis dan kebencian. Sangat mencela pada pasangan yang berbeda dimensi tempat itu.

Sebut saja iblis hitam bersayap kelam. Yang diam-diam juga jatuh hati pada pesona si siluman rubah merah. Aneh memang. Kenapa cinta berbeda spesies ini bisa dibiarkan terjadi. Menambahkan keruwetan cerita saja, mengingat ketiganya sudah terikat dan terlibat dalam cinta segitiga.

Dan tentu saja, harus ada salah satu yang tereliminasi dari mereka bertiga. Dia atau si penjaga bulan, yang amat dibencinya.




"Rib, Kashitarou, Amatsuki. Kalian bertiga merapatlah! Diskusi kita akan dimulai sekarang, kalian harus mulai bersiap-siap!"

Kashitaro dan Amatsuki menoleh. Neru sensei sudah tiba dari keterlambatan brengsek yang entah gara-gara apa. Rib hanya menatap mereka, menutup dan menaruh buku tebal itu ke tempat semula dan tersenyum. Kedua kakinya ia langkahkan mendekati meja di depan, dan segera ikut bergabung.

Tidak buruk. Sambil berdiskusi, mungkin ia akan menyusun sebuah rencana. Untuk mendapatkan Kashi. Dan mengeliminasi kehadiran Amatsuki.

SANG iblis bersayap kelam menyeringai dalam diam.

...

Yang mikir Rib pelakor ayo kita gelud:"3

Rib kesayangan kyta bukan pelakor, cuma orang ketiga dalam cerita hubungan orang doang kok:"3//SAMA AJA KAMBENK

Rib : SYALAND >:((

Mueheheheheh mending author kaboor.

Have a naisu day~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro