Assalamualaikum, teman dan sahabat Niki dan Ran.

Saya berterima kasih atas atensi kalian mampir untuk membaca, meninggalkan vote dan komentar. Tanpa kalian tidak mungkin pembaca cerita ini mencapai 9 k.

Pencapaian tertinggi sepanjang kegiatan saya menulis. Hal ini memacu saya untuk terus menulis dan memberikan karya yang terbaik.

Cerita ini akan terbit dalam bentuk ebook. Tentu saja dengan isi yang lebih lengkap dan ending part yang berbeda.

Berikut saya kasih sedikit cuplikan ending part-nya, khusus kalian.

Ditunggu informasi selanjutnya saat ebook terbit, ya.

Sampai jumpa.
Wassalamualaikum.

SEKILAS ENDING PART

Pertemuan yang menyenangkan terjadi siang itu. Niki mengundang decak kagum orang tua Ran. Dulu mereka pernah sekali bertemu waktu ada acara pentas seni di sekolah. Tak disangka mereka masih mengingat Niki.

"Tante masih nggak percaya kalian bisa balikan lagi. Jujur Tante senang, karena kamu adalah bahagianya Ran, Nik."

"Ma, jangan buka kartu, deh." Ran memasukkan potongan buah ke mulutnya. Dia melihat sekilas ke arah Niki, perempuan ini tampak biasa saja. Sekarang dia makin pandai menyembunyikan ekspresi.

"Mama benar, kan?" goda Tanti lagi.

Ran tidak bereaksi lagi, karena semua yang dikatakan Tanti adalah benar. Niki sudah lebih dari tersanjung hari itu, terlalu banyak pujian yang ditujukan padanya.

Sempat terbesit rasa takut kalau espektasi Tanti terlalu tinggi. Padahal mereka tahu pasti siapa dirinya. Anak piatu, sederhana, dan cuma lulusan SMA. Jauh sekali kalau dibandingkan dengan keluarga Ran, yang semua anggotanya pernah mengenyam bangku kuliah.

"Jangan berpikir yang bukan-bukan. Mata kamu terlalu jujur untuk bilang tidak ada apa-apa." Ran berbisik tepat di samping Niki. Dia pura-pura mengambil tisu yang berada di dekatnya.

Niki tersenyum untuk menjawab pertanyaan Ran. Dia tidak bisa menyimpan apa pun dari Ran. Bahkan suara hatinya sendiri.

***
Lanjutannya bisa kalian baca di versi ebook nanti.

Sampai jumpa.