Namanya adalah Brendan Wings.

Seorang Druid yang baik bisa menjembatani antara makhluk berdaging dan roh-roh alam. Terbantu oleh telinga bersayap seorang Avian, dia terbiasa melangkah mengikuti bisikan roh dan alur alami. Bukan memaksa membuka jalan yang tidak ada.

Mata cokelatnya tampak bercahaya. Dibandingkan dengan ketika awal tiba di pulau itu, Brendan mendapatkan lebih banyak kepercayaan diri. Mulai sekarang, dia akan semakin berkembang, semua mantra bisa dirapal dengan tongkat ulir berbatu hijau di tangannya.

"Kalau ada yang bisa kulakukan untuk membantu, katakan saja. Akan kuusahakan sebaik mungkin!"

"Berkat peta yang kau temukan, aku jadi mengetahui posisi pulau ini. Tinggal membuka pintu dimensi, kita bisa pulang kapan saja kita mau."

"Aku mengkhawatirkan anak Ogre itu."

"Tidak usah dipikirkan lagi, Wings!"

"Kita tak akan langsung pulang begitu saja, kan?"

"Tentu saja kita cari anak Ogre itu dulu. Aku tidak akan pulang sebelum memastikan keselamatannya. Pertama-tama, kita harus mendapatkan kembali batu biruku. Bagaimanapun caranya!"

Menggunakan energi dari dalam dirinya untuk memanipulasi fenomena sihir. Bisa mudah dilakukan berkat darah Beast dan garis keturunan Sorcerer. Betapa pun dia berusaha mengingkari identitasnya dengan bersikeras mempelajari ilmu Shaman para Beast dan menggunakan mantra-mantra Druid, tidak akan berhasil.

Pemuda setengah Beast, pemilik mata magis berwarna biru terang. Walau mengaku sebagai Druid, yang dia lakukan hanyalah memaksakan kekuatannya pada roh-roh alam.

Mengaku bernama Red Alman.

Sebuah Fictogemino.

Susunan paragraf di atas bisa dibaca dari atas atau dari bawah.